Picu Aksi Protes, Bioskop Inggris Tarik Film Putri Nabi Muhammad
Kamis, 09 Juni 2022 - 03:15 WIB
LONDON - Sebuah jaringan bioskop terkemuka di Inggris telah menarik film yang dianggap menyinggung umat Islamkarena mencoba untuk menggambarkan peristiwa dalam kehidupan putri Nabi Muhammad SAW .
Tindakan itu dilakukan setelah aksi protes oleh Muslim Inggris terjadi terhadap film tersebut.
Film berjudul 'Lady of Heaven' ditarik oleh Cineworld setelah protes yang dilakukan oleh komunitas Muslim Inggris di luar bisokop-bioskop milik jaringan itu di Birmingham, Bolton, Bradford dan Sheffield.
"Kami telah membuat keputusan untuk membatalkan pemutaran film yang akan datang secara nasional untuk memastikan keselamatan staf dan pelanggan kami," kata Cineworld dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Middle East Monitor, Kamis (9/6/2022).
Dibuka dengan adegan mengingat kelompok teror, ISIS, menguasai wilayah di Irak, film kemudian melanjutkan untuk menggambarkan kisah putri Nabi Muhammad, Fatima, dengan menguraikan beberapa dugaan peristiwa dalam hidupnya dan menghubungkannya dengan masa kini - kisah seorang anak yatim piatu di Irak.
Meskipun film tersebut menggambarkan kisah Fatima melalui lensa narasi Syiah, film itu ditentang oleh Sunni dan Syiah, dan juga dikritik dan dikutuk oleh sejumlah ulama terkemuka Syiah.
Bahkan pemerintah Iran – yang terkenal karena upaya dakwahnya untuk mempromosikan pengaruh agama dan politik Syiah di seluruh dunia – melarang film tersebut di negaranya dengan alasan bahwa film tersebut memecah belah dunia Muslim. Film itu juga dilarang di Pakistan dan Mesir.
Film ini ditulis oleh ulama Syiah asal Kuwait, Yasser al-Habib, yang menjalankan sebuah kelompok agama yang berbasis di London bernama Mahdi Servants Union. Al-Habib telah lama menjadi tokoh kontroversial selama bertahun-tahun setelah membuat sejumlah penghinaan terhadap sahabat Nabi Muhammad serta terhadap istri Nabi, Aisyah, yang ia sebut sebagai "musuh Allah".
Disutradarai oleh Eli King – aktor kelahiran Australia keturunan Kristen Koptik Mesir – diproduksi oleh perusahaan hiburan yang berbasis di Inggris, Enlightenment Productions, film tersebut menghabiskan biaya total USD15 juta untuk pembuatannya dan haknya dimiliki oleh perusahaan yang berbasis di Los Angeles, Hannibal Media.
Tindakan itu dilakukan setelah aksi protes oleh Muslim Inggris terjadi terhadap film tersebut.
Film berjudul 'Lady of Heaven' ditarik oleh Cineworld setelah protes yang dilakukan oleh komunitas Muslim Inggris di luar bisokop-bioskop milik jaringan itu di Birmingham, Bolton, Bradford dan Sheffield.
"Kami telah membuat keputusan untuk membatalkan pemutaran film yang akan datang secara nasional untuk memastikan keselamatan staf dan pelanggan kami," kata Cineworld dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Middle East Monitor, Kamis (9/6/2022).
Dibuka dengan adegan mengingat kelompok teror, ISIS, menguasai wilayah di Irak, film kemudian melanjutkan untuk menggambarkan kisah putri Nabi Muhammad, Fatima, dengan menguraikan beberapa dugaan peristiwa dalam hidupnya dan menghubungkannya dengan masa kini - kisah seorang anak yatim piatu di Irak.
Meskipun film tersebut menggambarkan kisah Fatima melalui lensa narasi Syiah, film itu ditentang oleh Sunni dan Syiah, dan juga dikritik dan dikutuk oleh sejumlah ulama terkemuka Syiah.
Baca Juga
Bahkan pemerintah Iran – yang terkenal karena upaya dakwahnya untuk mempromosikan pengaruh agama dan politik Syiah di seluruh dunia – melarang film tersebut di negaranya dengan alasan bahwa film tersebut memecah belah dunia Muslim. Film itu juga dilarang di Pakistan dan Mesir.
Film ini ditulis oleh ulama Syiah asal Kuwait, Yasser al-Habib, yang menjalankan sebuah kelompok agama yang berbasis di London bernama Mahdi Servants Union. Al-Habib telah lama menjadi tokoh kontroversial selama bertahun-tahun setelah membuat sejumlah penghinaan terhadap sahabat Nabi Muhammad serta terhadap istri Nabi, Aisyah, yang ia sebut sebagai "musuh Allah".
Disutradarai oleh Eli King – aktor kelahiran Australia keturunan Kristen Koptik Mesir – diproduksi oleh perusahaan hiburan yang berbasis di Inggris, Enlightenment Productions, film tersebut menghabiskan biaya total USD15 juta untuk pembuatannya dan haknya dimiliki oleh perusahaan yang berbasis di Los Angeles, Hannibal Media.
(ian)
tulis komentar anda