Utusan Khusus AS: Korut Bisa Gelar Uji Coba Nuklir Kapan Saja
Rabu, 08 Juni 2022 - 14:48 WIB
JAKARTA - Korea Utara (Korut) dapat melakukan uji coba nuklir ketujuh "kapan saja" dan tidak menunjukkan minat untuk kembali berunding. Hal itu diungkapkan Perwakilan Khusus Amerika Serikat (AS) untuk Korut, Sung Kim, Selasa (7/6/2022).
Sebelumnya, Korut telah meluncurkan sejumlah rudal balistik yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini. “Para pejabatnya juga menggunakan retorika yang dapat menyarankan rencana penggunaan senjata nuklir taktis,” kata Kim, seperti dikutip dari Reuters.
Kim mengulangi penilaian AS, bahwa Korut sedang bersiap untuk melakukan uji coba nuklir ketujuh. Ditanya kapan itu mungkin terjadi, dia berkata: "Saya tidak punya apa-apa lagi. Mereka jelas telah melakukan persiapan dan pemahaman saya adalah mereka dapat menguji kapan saja."
Kim mencatat, pada 5 Juni, Korut melakukan uji peluncuran delapan rudal balistik dari berbagai bagian negara, yang paling banyak diluncurkan dalam satu hari.
“Korut kini telah meluncurkan 31 rudal balistik pada 2022, rudal balistik paling banyak yang pernah diluncurkan dalam satu tahun, melampaui rekor sebelumnya 25 pada 2019. Dan, saat ini baru Juni,” kata Kim.
Dia menegaskan kembali kesediaan AS untuk terlibat secara diplomatik dengan Korut dan untuk mengatasi masalah yang menjadi perhatian Pyongyang. "DPRK belum menanggapi, dan terus menunjukkan tidak ada indikasi yang tertarik untuk terlibat," kata Kim, merujuk pada Korea Utara dengan inisial nama resminya.
Dia menambahkan bahwa Pyongyang juga tidak menunjukkan minat untuk membahas bantuan untuk menangani wabah COVD-19 baru-baru ini.
Sebelumnya pada hari Selasa, Korea Selatan (Korsel) dan AS menggelar demonstrasi kekuatan udara bersama selama kunjungan Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman, yang mengatakan akan ada tanggapan "cepat dan kuat" jika Korut melakukan uji coba nuklir.
Kim, yang berbicara dari Jakarta, di mana dia juga menjabat sebagai Duta Besar AS untuk Indonesia, menolak mengatakan tindakan spesifik apa yang akan diambil AS dan sekutunya, meskipun dia memperkirakan akan ada "aspek Dewan Keamanan PBB untuk itu".
Namun dia mengatakan, "sangat disayangkan" bahwa China dan Rusia telah memveto dorongan pimpinan AS untuk lebih banyak sanksi terhadap Korut, setelah uji coba rudal baru-baru ini. Kim mengatakan, dia berharap China akan lebih terbuka di masa depan dalam membantu membujuk Korut untuk melakukan denuklirisasi.
"Salah satu kekhawatirannya adalah bahwa ketika DPRK melihat bahwa Dewan tidak dapat merespons bersama-sama, mungkin malah mendorong untuk mengambil tindakan provokatif lebih lanjut," kata Kim.
Sebelumnya, Korut telah meluncurkan sejumlah rudal balistik yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini. “Para pejabatnya juga menggunakan retorika yang dapat menyarankan rencana penggunaan senjata nuklir taktis,” kata Kim, seperti dikutip dari Reuters.
Kim mengulangi penilaian AS, bahwa Korut sedang bersiap untuk melakukan uji coba nuklir ketujuh. Ditanya kapan itu mungkin terjadi, dia berkata: "Saya tidak punya apa-apa lagi. Mereka jelas telah melakukan persiapan dan pemahaman saya adalah mereka dapat menguji kapan saja."
Kim mencatat, pada 5 Juni, Korut melakukan uji peluncuran delapan rudal balistik dari berbagai bagian negara, yang paling banyak diluncurkan dalam satu hari.
“Korut kini telah meluncurkan 31 rudal balistik pada 2022, rudal balistik paling banyak yang pernah diluncurkan dalam satu tahun, melampaui rekor sebelumnya 25 pada 2019. Dan, saat ini baru Juni,” kata Kim.
Dia menegaskan kembali kesediaan AS untuk terlibat secara diplomatik dengan Korut dan untuk mengatasi masalah yang menjadi perhatian Pyongyang. "DPRK belum menanggapi, dan terus menunjukkan tidak ada indikasi yang tertarik untuk terlibat," kata Kim, merujuk pada Korea Utara dengan inisial nama resminya.
Dia menambahkan bahwa Pyongyang juga tidak menunjukkan minat untuk membahas bantuan untuk menangani wabah COVD-19 baru-baru ini.
Sebelumnya pada hari Selasa, Korea Selatan (Korsel) dan AS menggelar demonstrasi kekuatan udara bersama selama kunjungan Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman, yang mengatakan akan ada tanggapan "cepat dan kuat" jika Korut melakukan uji coba nuklir.
Kim, yang berbicara dari Jakarta, di mana dia juga menjabat sebagai Duta Besar AS untuk Indonesia, menolak mengatakan tindakan spesifik apa yang akan diambil AS dan sekutunya, meskipun dia memperkirakan akan ada "aspek Dewan Keamanan PBB untuk itu".
Namun dia mengatakan, "sangat disayangkan" bahwa China dan Rusia telah memveto dorongan pimpinan AS untuk lebih banyak sanksi terhadap Korut, setelah uji coba rudal baru-baru ini. Kim mengatakan, dia berharap China akan lebih terbuka di masa depan dalam membantu membujuk Korut untuk melakukan denuklirisasi.
"Salah satu kekhawatirannya adalah bahwa ketika DPRK melihat bahwa Dewan tidak dapat merespons bersama-sama, mungkin malah mendorong untuk mengambil tindakan provokatif lebih lanjut," kata Kim.
(esn)
tulis komentar anda