Anggota DPR AS: Biden Harus Jauhi Pangeran Mohammed bin Salman

Senin, 06 Juni 2022 - 08:12 WIB
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman. Anggota DPR AS mendesak Presiden Joe Biden untuk menjauhi Pangeran Mohammed bin Salman. Foto/REUTERS
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden harus membatalkan rencana pertemuannya dengan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman musim panas ini. Seruan ini datang dari Kepala Komite Intelijen DPR Amerika Adam Schiff.

"Pemimpin Saudi harus dijauhi karena dugaan perannya dalam pembunuhan tahun 2018 terhadap jurnalis Washington Post Jamal Khashoggi," kata anggota DPR AS dari Partai Demokrat tersebut.

"Saya tidak akan menjabat tangannya," ujarnya dalam program “Face the NationCBS pada hari Minggu (5/6/2022).

"Ini adalah seseorang yang membantai seorang penduduk Amerika, memotongnya menjadi beberapa bagian dengan cara yang paling mengerikan dan terencana," lanjut Schiff merujuk pada Khashoggi yang berstatus sebagai warga negara Arab Saudi namun juga sebagai penduduk AS.



“Sampai Arab Saudi membuat perubahan radikal dalam hal hak asasi manusia, saya tidak ingin ada hubungannya dengan dia," paparnya, merujuk pada Pangeran Mohammed bin Salman.



Anggota Kongres Amerika itu menolak anggapan bahwa Biden harus mengunjungi Arab Saudi dalam upaya untuk meyakinkan negara OPEC yang memimpin pasar untuk membantu menurunkan harga minyak.

Alih-alih, dia berekspektasi bahwa itu menimbulkan “argumen yang menarik” mengapa AS harus menghentikan bahan bakar fosil sama sekali.

Joe Biden bersikeras selama kampanye pemilihan presiden lalu bahwa dia akan mengubah Arab Saudi menjadi negara "paria", sebuah janji yang tampaknya akan runtuh seperti banyak janji kampanyenya yang lain.

Harga gas mencapai rekor tertinggi lagi rata-rata nasional USD4,85 per galon pada hari Minggu, menurut American Automobile Association. Itu telah naik terus selama berbulan-bulan bersama dengan inflasi yang mendekati rekor.

Schiff awalnya adalah pendukung antusias perang brutal koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman, memuji pemerintahan Obama telah membuat keputusan yang tepat ketika mendukung Riyadh untuk berperang melawan negara miskin itu pada tahun 2015.

Tujuh tahun kemudian, dengan ratusan ribu orang tewas, termasuk puluhan ribu warga sipil; jutaan di ambang kelaparan; dan situasinya semakin memburuk hingga PBB menjulukinya sebagai “krisis kemanusiaan terburuk di dunia", Schiff telah mensponsori bersama sebuah undang-undang untuk mengakhiri keterlibatan AS yang “tidak sah” dalam perang.

Namun, tidak jelas apa yang dimaksud dengan "tidak sah", karena siaran pers dari kantor Schiff mengeklaim partisipasi AS dalam perang Yaman sudah dimulai sejak awal.

Arab Saudi telah membantah Pangeran Mohammed bin Salman ada hubungannya dengan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, khususnya mengutuk laporan intelijen AS 2021 yang mengeklaim putra mahkota telah menyetujui operasi di Istanbul, Turki, untuk menangkap atau membunuh sang jurnalis.

Riyadh juga membantah terlibat dalam kejahatan perang di Yaman.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More