Para Perempuan Arab Saudi Jadi Montir Berkat Reformasi Mohammed bin Salman
Sabtu, 04 Juni 2022 - 04:19 WIB
JEDDAH - Para perempuan Arab Saudi sekarang bisa bekerja di bengkel sebagai montir atau mekanik. Ini merupakan kebebasan lain yang dinikmati kaum Hawa di kerajaan tersebut setelah Putra Mahkota Mohammed bin Salman meluncurkan reformasi untuk "Visi 2030".
Para montirperempuan itu menjadi pemandangan baru di Arab Saudi setelah empat tahun lalu kebebasan mereka sangat dibatasi termasuk dilarang mengemudi kendaraan di jalan umum.
Di garasi Petromin Express di Jeddah, di pantai Laut Merah, para montirperempuan yang baru direkrut terlihat terampil memeriksa oli dan mengganti ban bersama rekan-rekan pria mereka.
Para montirperempuan tersebut, yang sebelumnya menjalani pelatihan, mengaku menghadapi beberapa hambatan saat mereka memasuki bidang yang didominasi kaum pria.
Beberapa dari mereka mengatakan kepada AFP bahwa pada bulan-bulan pertama mereka bekerja telah membawa kilasan keraguan diri, skeptisisme dari beberapa kerabat dan ketidaksetujuan dari beberapa pelanggan.
“Awalnya biasa saja untuk tidak memercayai kami, karena saya perempuan,” kata Ghada Ahmad, mengenakan sarung tangan putih berlumuran minyak dan mantel panjang biru.
"Ini sesuatu yang baru bagi mereka...Setelah bertahun-tahun hanya melihat pria, kini datang seorang perempuan."
Saat dia berjuang untuk mempelajari dasar-dasarnya, Ghada Ahmad memiliki saat-saat ketika dia bertanya-tanya apakah pria seperti itu ada benarnya.
Para montirperempuan itu menjadi pemandangan baru di Arab Saudi setelah empat tahun lalu kebebasan mereka sangat dibatasi termasuk dilarang mengemudi kendaraan di jalan umum.
Di garasi Petromin Express di Jeddah, di pantai Laut Merah, para montirperempuan yang baru direkrut terlihat terampil memeriksa oli dan mengganti ban bersama rekan-rekan pria mereka.
Para montirperempuan tersebut, yang sebelumnya menjalani pelatihan, mengaku menghadapi beberapa hambatan saat mereka memasuki bidang yang didominasi kaum pria.
Baca Juga
Beberapa dari mereka mengatakan kepada AFP bahwa pada bulan-bulan pertama mereka bekerja telah membawa kilasan keraguan diri, skeptisisme dari beberapa kerabat dan ketidaksetujuan dari beberapa pelanggan.
“Awalnya biasa saja untuk tidak memercayai kami, karena saya perempuan,” kata Ghada Ahmad, mengenakan sarung tangan putih berlumuran minyak dan mantel panjang biru.
"Ini sesuatu yang baru bagi mereka...Setelah bertahun-tahun hanya melihat pria, kini datang seorang perempuan."
Saat dia berjuang untuk mempelajari dasar-dasarnya, Ghada Ahmad memiliki saat-saat ketika dia bertanya-tanya apakah pria seperti itu ada benarnya.
tulis komentar anda