Ukraina Ledek Rusia: Jenderal Moskow Lari Terbirit-birit Diancam Dibunuh Anak Buahnya

Selasa, 31 Mei 2022 - 10:45 WIB
Tentara Ukraian operasikan kendaraan tempur lapis baja dalam perang melawan Rusia di Donetsk, Ukraina timur, 29 Mei 2022. Foto/REUTERS
KIEV - Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina meledek militer Rusia dalam sebuah posting di Facebook. Menurut militer Kiev, ada jenderal Moskow yang lari terbirit-birit setelah diancam dibunuh anak buahnya yang menolak perintah untuk melakukan serangan di Donetsk, Ukraina timur.

Militer Kiev mengaku klaimnya itu mengutip panggilan telepon militer Rusia yang disadap.

Materi penyadapan telepon tersebut berasal dari intelijen Ukraina, dan belum diverifikasi secara independen.



Posting Facebook Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengeklaim bahwa pasukan Rusia yang bertempur hampir menembak Jenderal Valery Solodchuk dan pengawalnya, yang datang ke wilayah Donetsk untuk mendorong pasukan di garis depan.

"Tentara Rusia siap untuk membunuh jenderal mereka, yang memaksa mereka untuk melakukan serangan," bunyi posting Facebook itu pada Senin pagi, sebagaimana dikutip Newsweek, Selasa (31/5/2022).



"Ya, di wilayah Donetsk, kontraktor Rusia hampir menembak jenderal mereka Valery Solodchuk dan pengawalnya, yang datang untuk meredam kerusuhan dan membuat 'komandan' terus berperang," lanjut posting tersebut.

"Para prajurit menolak untuk mematuhi perintah dan siap untuk meledakkan 'tamu-tamu tinggi'. Jadi jenderal Rusia dengan malu-malu lari terbirit-birit dari depan, mengibas-ngibaskan ekornya," imbuh posting militer Kiev.

Disebutkan bahwa klaim itu dibuktikan dengan percakapan telepon seorang tentara Rusia bernama Zagarbnikív dan istrinya yang disadap oleh Dinas Keamanan Ukraina.

Masih menurut posting tersebut, tentara Rusia itu diduga memberi tahu istrinya melalui telepon: "Tadi malam komandan tiba."

"Komandan kompi sudah datang?" jawab sang istri.

"Brengsek itu datang ke sini. Dia ditanyai...oleh seseorang yang kontraknya berakhir...Dan dia bertanya pada saya—'Berapa lama sampai akhir kontrak Anda?" Saya berkata—'20-an hari'. Dia berkata—'Ya, Anda punya dua puluh hari untuk mati di sini'," imbuh tentara Rusia tersebut.

"Apakah dia sudah gila?" jawab istri tentara itu.

"Ya. Dan kemudian semua orang-orang mulai menolak maju, maju ke depan. Itu omong kosong sekarang. BTG [grup batalion taktis] kami, dari 600 orang, kami memiliki 215 orang yang tersisa. Semua orang terbunuh atau terluka," jawab suaminya.

"Brengsek sialan. Apakah dia gila?" kata wanita itu.

"Ya...di baterai kami hampir semua orang menolak, sial. Dia mulai melambaikan senjatanya, menembak, berkata—'Saya akan membunuh Anda jika Anda tidak pergi ke sana!' Dan kemudian anak ini berkata—'Ayo, bunuh!' Sial, dia mengeluarkan granat, peniti, dan berkata—'Ayo, tembak saya, ayo! Kita akan meledakkan bersama di sini'," kata Zagarbnikív.

"Itu saja. Bahkan Spetsnaz [pasukan khusus Rusia] menodongkan senjata ke kami, dan kami juga menodongkan senjata ke mereka. Singkatnya, kami hampir saling menembak, sial. Dia masuk ke mobilnya dan pergi," imbuh Zagarbnikiv.

Newsweek telah menghubungi Kementerian Luar Negeri Rusia untuk memberikan komentar terkait klaim militer Ukraina, namun belum mendapat jawaban.

Laporan lain pada hari Senin oleh intelijen Ukraina mengatakan bahwa komandan Rusia menyandera keluarga tentara yang menolak untuk melakukan misi tempur di Ukraina.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More