Hadapi Dakwaan Pengkhianatan, Eks Presiden Ukraina Coba Kabur ke Polandia

Sabtu, 28 Mei 2022 - 07:50 WIB
Foto yang beredar di Telegram menunjukkan sosok yang diduga mantan presiden Petro Poroshenko mencoba kabur dari Ukraina ke Polandia. Foto/Telegram
KIEV - Mantan presiden Ukraina Petro Poroshenko mencoba menyeberangi perbatasan ke Polandia, semalam (27/5/2022). Pendahulu Presiden Volodymyr Zelensky ini mencoba kabur ketika sedang menghadapi dakwaan pengkhianatan.

Percobaan melarikan diri itu dilaporkan media setempat mengutip sumber Layanan Bea Cukai Negara.

Menurut laporan Ukrainian National News (UNN) dan Ukrainskaya Pravda, Poroshenko muncul di persimpangan Rava-Ruska, barat Lvov, dengan SUV Range Rover-nya pada Jumat malam.



Penjaga perbatasan yang ditempatkan di sana dilaporkan tidak mau bertanggung jawab untuk memutuskan apakah akan membiarkan Poroshenko meninggalkan negara itu. Namun, tidak ada konfirmasi resmi dari dinas perbatasan.



Foto yang di-posting di Telegram menunjukkan seseorang diduga Poroshenko berbicara dengan beberapa agen bea cukai.

“Ini adalah tatanan politik yang terlihat menjijikkan,” tulis politisi Ukraina, Irina Gerashchenko, di Telegram, mencatat bahwa Poroshenko dicegah meninggalkan negara itu meskipun dia memiliki surat perjalanan yang sah dari Parlemen untuk menghadiri Majelis Parlemen NATO di Lithuania.

Poroshenko secara teknis masih menjadi anggota Parlemen Ukraina. Pada Desember 2021, pemerintah saat ini mendakwanya dengan pengkhianatan dalam skema dugaan pembelian batu bara dari separatis Donbas yang pro-Rusia pada 2014-2015.

Dia melakukan perjalanan ke Turki saat dakwaan diumumkan, tetapi menunjukkan keinginan untuk kembali ke Kiev pada Januari.

Pengadilan kemudian menolak permintaan pemerintah untuk memenjarakannya, atau bahkan menjadi tahanan rumah.

Dikenal sebagai "Raja Cokelat" berkat kepemilikannya atas raksasa permen Roshen, Poroshenko telah mengumpulkan kerajaan bisnis besar di Ukraina selama tahun 1990-an, termasuk galangan kapal dan saluran televisi.

Dia pernah memberi tahu Washington Post bahwa dirinya memainkan peran kunci dalam pemberontakan Maidan Februari 2014 yang menggulingkan presiden terpilih Viktor Yanukovich.

Poroshenko, yang sebelumnya melakukan tugas singkat sebagai menteri perdagangan dan luar negeri di bawah pemerintahan yang dipimpin oleh politisi dari Ukraina barat, menemukan dirinya sebagai kandidat kuat dalam pemilihan presiden Mei 2014.

Ketika menjadi presiden, dia memimpin “operasi anti-teroris” untuk menghancurkan separatis Donbas dengan paksa pada musim panas 2014 dan sekali lagi pada awal 2015.

Kedua upaya itu berakhir dengan bencana bagi militer Ukraina, di mana Kiev menyetujui gencatan senjata yang dimediasi di Minsk.

Diliputi oleh skandal, Poroshenko kalah dalam pemilu 2019 dengan telak dari Zelensky, mantan komedian yang baru terjun ke politik.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More