Rusia Sengaja Perlambat Perangnya di Ukraina, Ini Tujuannya
Rabu, 25 Mei 2022 - 00:05 WIB
MOSKOW - Rusia mengakui perangnya di Ukraina sengaja diperlambat. Tujuannya adalah untuk mengevakuasi penduduk dan menghindari korban di kalangan warga sipil.
Pengakuan itu disampaikan Menteri Pertahanan Shoigu—yang tetap menggunakan narasi operasi militer khusus, bukan perang—pada Selasa (24/5/2022).
Menurut Shoigu, Angkatan Bersenjata Rusia sedang menciptakan koridor kemanusiaan dan mengumumkan gencatan senjata untuk memastikan evakuasi warga yang aman dari pemukiman yang dikepung, meskipun pendekatan ini menghambat kemajuan pasukan Moskow.
“Tentu saja, ini memperlambat laju serangan, tetapi itu dilakukan dengan sengaja untuk menghindari korban sipil,” katanya pada pertemuan Dewan Menteri Pertahanan Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), seperti dikutip Russia Today.
Berbeda dengan klaim Angkatan Bersenjata Ukraina, Shoigu mengatakan bahwa pasukan Rusia tidak melakukan serangan terhadap infrastruktur sipil di mana mungkin ada orang di dekatnya.
Sebaliknya, kata dia, posisi penembakan yang teridentifikasi dan fasilitas militer Ukraina diserang dengan senjata presisi tinggi.
Menteri pertahanan itu juga mencatat bahwa negara-negara Barat, yang takut akan kekalahan pasukan Kiev, mempercepat pengiriman bantuan mematikan ke Ukraina dan mengirim penasihat militer dan personel dari perusahaan militer swasta. Dia menambahkan bahwa jumlah tentara bayaran asing di negara itu telah melebihi 6.000 orang.
Namun, terlepas dari sanksi terhadap Moskow dan bantuan ekstensif yang diberikan ke Kiev oleh Barat, Shoigu menyatakan bahwa Rusia akan melanjutkan operasi militer khusus sampai semua tujuannya tercapai.
Pengakuan itu disampaikan Menteri Pertahanan Shoigu—yang tetap menggunakan narasi operasi militer khusus, bukan perang—pada Selasa (24/5/2022).
Menurut Shoigu, Angkatan Bersenjata Rusia sedang menciptakan koridor kemanusiaan dan mengumumkan gencatan senjata untuk memastikan evakuasi warga yang aman dari pemukiman yang dikepung, meskipun pendekatan ini menghambat kemajuan pasukan Moskow.
“Tentu saja, ini memperlambat laju serangan, tetapi itu dilakukan dengan sengaja untuk menghindari korban sipil,” katanya pada pertemuan Dewan Menteri Pertahanan Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), seperti dikutip Russia Today.
Berbeda dengan klaim Angkatan Bersenjata Ukraina, Shoigu mengatakan bahwa pasukan Rusia tidak melakukan serangan terhadap infrastruktur sipil di mana mungkin ada orang di dekatnya.
Sebaliknya, kata dia, posisi penembakan yang teridentifikasi dan fasilitas militer Ukraina diserang dengan senjata presisi tinggi.
Menteri pertahanan itu juga mencatat bahwa negara-negara Barat, yang takut akan kekalahan pasukan Kiev, mempercepat pengiriman bantuan mematikan ke Ukraina dan mengirim penasihat militer dan personel dari perusahaan militer swasta. Dia menambahkan bahwa jumlah tentara bayaran asing di negara itu telah melebihi 6.000 orang.
Namun, terlepas dari sanksi terhadap Moskow dan bantuan ekstensif yang diberikan ke Kiev oleh Barat, Shoigu menyatakan bahwa Rusia akan melanjutkan operasi militer khusus sampai semua tujuannya tercapai.
tulis komentar anda