Pemerintahan Israel Tak Jadi Bubar, Anggota Parlemen Arab Kembali ke Koalisi
Senin, 23 Mei 2022 - 15:10 WIB
TEL AVIV - Seorang anggota parlemen dari minoritas Arab Israel Ghaida Rinawie Zoabi mengatakan pada Minggu (22/5/2022) bahwa dia kembali ke koalisi Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett.
“Dengan demikian, koalisi berkuasa memulihkan cengkeramannya yang lemah di parlemen setelah Zoabi secara singkat menegaskan solidaritas dengan Palestina,” papar laporan Reuters.
Ghaida Rinawie Zoabi dari partai liberal Meretz mengatakan dia membalikkan arah untuk "mendapatkan keuntungan dengan mengatasi kebutuhan komunitas Arab" dan setelah beberapa pemimpin lokalnya menempatkan dia "di bawah tekanan besar" untuk melakukannya.
Aksi Zoabi keluar dari koalisi berkuasa pada Kamis telah membuat aliansi Bennett yang terdiri dari partai-partai nasionalis, sentris, sayap kiri dan Arab hanya memiliki 59 dari 120 kursi parlemen Knesset.
Itu membuat koalisi berkuasa rentan terhadap setiap pemungutan suara parlemen untuk membubarkan pemerintah.
Zoabi mengatakan dia keluar sebagai protes terhadap eskalasi kekerasan di tempat suci Yerusalem serta tindakan brutal polisi Israel pada pemakaman seorang jurnalis Palestina pada 13 Mei.
Menyambut kembalinya Zoabi ke koalisi, Menteri Luar Negeri (Menlu) Yair Lapid mengatakan dia dan Zoabi telah "mengadakan dialog yang terbuka, jujur, dan hati-hati tentang kebutuhan nyata masyarakat Arab."
Orang-orang Arab, kebanyakan dari mereka Muslim, merupakan 21% dari populasi Israel dan sering mengeluhkan diskriminasi oleh mayoritas Yahudi.
Banyak dari orang-orang Arab itu mengidentifikasi diri dengan orang-orang Palestina.
Koalisi Bennett kehilangan sedikit mayoritas bulan lalu ketika seorang anggota parlemen dari partainya sendiri mundur.
“Dengan demikian, koalisi berkuasa memulihkan cengkeramannya yang lemah di parlemen setelah Zoabi secara singkat menegaskan solidaritas dengan Palestina,” papar laporan Reuters.
Ghaida Rinawie Zoabi dari partai liberal Meretz mengatakan dia membalikkan arah untuk "mendapatkan keuntungan dengan mengatasi kebutuhan komunitas Arab" dan setelah beberapa pemimpin lokalnya menempatkan dia "di bawah tekanan besar" untuk melakukannya.
Aksi Zoabi keluar dari koalisi berkuasa pada Kamis telah membuat aliansi Bennett yang terdiri dari partai-partai nasionalis, sentris, sayap kiri dan Arab hanya memiliki 59 dari 120 kursi parlemen Knesset.
Itu membuat koalisi berkuasa rentan terhadap setiap pemungutan suara parlemen untuk membubarkan pemerintah.
Zoabi mengatakan dia keluar sebagai protes terhadap eskalasi kekerasan di tempat suci Yerusalem serta tindakan brutal polisi Israel pada pemakaman seorang jurnalis Palestina pada 13 Mei.
Menyambut kembalinya Zoabi ke koalisi, Menteri Luar Negeri (Menlu) Yair Lapid mengatakan dia dan Zoabi telah "mengadakan dialog yang terbuka, jujur, dan hati-hati tentang kebutuhan nyata masyarakat Arab."
Orang-orang Arab, kebanyakan dari mereka Muslim, merupakan 21% dari populasi Israel dan sering mengeluhkan diskriminasi oleh mayoritas Yahudi.
Banyak dari orang-orang Arab itu mengidentifikasi diri dengan orang-orang Palestina.
Koalisi Bennett kehilangan sedikit mayoritas bulan lalu ketika seorang anggota parlemen dari partainya sendiri mundur.
(sya)
tulis komentar anda