PM Finlandia: Gabung NATO Tak Berarti Jadi Tuan Rumah Senjata Nuklir di Depan Pintu Rusia
Jum'at, 20 Mei 2022 - 14:34 WIB
HELSINKI - Perdana Menteri (PM) Finlandia Sanna Marin mengatakan bergabung dengan NATO tidak berarti negaranya akan menjadi tuan rumah senjata nuklir , yang lokasinya di depan "pintu" Rusia .
Menurut Marin, Finlandia tidak tertarik memiliki senjata nuklir atau menjadi pangkalan NATO permanen.
Negara Eropa ini berbagi perbatasan 830 mil dengan Rusia, dan Moskow telah mengancam pembalasan jika bergabung dengan NATO.
Komentar Marin disampaikan dalam wawancaranya dengan surat kabar Italia, Corriere DellaSerra, segera setelah Finlandia dan Swedia mengajukan aplikasi atau lamaran mereka untuk menjadi anggota aliansi militer NATO.
Dia ditanya tentang komentar PM Swedia Magdalena Andersson bahwa negaranya tidak ingin pangkalan NATO permanen atau senjata nuklir ada di wilayahnya bahkan jika diterima untuk bergabung.
Penegasan Marin kurang kuat daripada Andersson dalam wawancaranya, tetapi dia mengatakan bahwa Finlandia kemungkinan besar merasakan hal yang sama, dan bahwa keputusan itu akan diambil oleh Finlandia dan tidak dipaksakan oleh negara lain.
"Ini bukan debat yang sebenarnya, topiknya bukan bagian dari negosiasi. Ini adalah keputusan nasional. Tidak ada yang akan datang kepada kami untuk memaksakan senjata nuklir atau pangkalan permanen jika kami tidak menginginkannya," katanya.
“Jadi saya pikir topik ini tidak ada dalam agenda. Bahkan sepertinya tidak ada minat untuk menyebarkan senjata nuklir atau membuka pangkalan NATO di Finlandia," paparnya, seperti dikutip IB Times, Jumat (20/5/2022).
Dukungan untuk bergabung dengan NATO di Swedia dan Finlandia tumbuh setelah Rusia menginvasi Ukraina pada Februari.
Ancaman Rusia termasuk penyebaran senjata nuklir dan rudal hipersonik. Namun, dalam beberapa hari terakhir, Rusia telah menghadirkan nada yang lebih tenang dan melukiskan kedua negara bergabung sebagai sesuatu yang tidak akan menjadi ancaman bagi Rusia.
Menurut Marin, Finlandia tidak tertarik memiliki senjata nuklir atau menjadi pangkalan NATO permanen.
Negara Eropa ini berbagi perbatasan 830 mil dengan Rusia, dan Moskow telah mengancam pembalasan jika bergabung dengan NATO.
Komentar Marin disampaikan dalam wawancaranya dengan surat kabar Italia, Corriere DellaSerra, segera setelah Finlandia dan Swedia mengajukan aplikasi atau lamaran mereka untuk menjadi anggota aliansi militer NATO.
Dia ditanya tentang komentar PM Swedia Magdalena Andersson bahwa negaranya tidak ingin pangkalan NATO permanen atau senjata nuklir ada di wilayahnya bahkan jika diterima untuk bergabung.
Baca Juga
Penegasan Marin kurang kuat daripada Andersson dalam wawancaranya, tetapi dia mengatakan bahwa Finlandia kemungkinan besar merasakan hal yang sama, dan bahwa keputusan itu akan diambil oleh Finlandia dan tidak dipaksakan oleh negara lain.
"Ini bukan debat yang sebenarnya, topiknya bukan bagian dari negosiasi. Ini adalah keputusan nasional. Tidak ada yang akan datang kepada kami untuk memaksakan senjata nuklir atau pangkalan permanen jika kami tidak menginginkannya," katanya.
“Jadi saya pikir topik ini tidak ada dalam agenda. Bahkan sepertinya tidak ada minat untuk menyebarkan senjata nuklir atau membuka pangkalan NATO di Finlandia," paparnya, seperti dikutip IB Times, Jumat (20/5/2022).
Dukungan untuk bergabung dengan NATO di Swedia dan Finlandia tumbuh setelah Rusia menginvasi Ukraina pada Februari.
Ancaman Rusia termasuk penyebaran senjata nuklir dan rudal hipersonik. Namun, dalam beberapa hari terakhir, Rusia telah menghadirkan nada yang lebih tenang dan melukiskan kedua negara bergabung sebagai sesuatu yang tidak akan menjadi ancaman bagi Rusia.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda