Bella Hadid Tuntut Pembunuh Jurnalis Shireen Diadili saat Dunia Bungkam
Rabu, 18 Mei 2022 - 07:58 WIB
Komunitas internasional tidak melampaui pernyataan biasanya yang hanya bisa mengecam tanpa menerapkan sanksi tegas pada Israel.
Israel juga dibiarkan begitu saja oleh dunia internasional setelah serangan brutal terhadap warga sipil saat pemakaman Abu Akleh.
“Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken menutup-nutupi kekerasan Israel dengan membingkainya kembali sebagai gangguan adalah bukti yang cukup dari apa yang diharapkan dan diterima Israel,” ungkap peneliti independen Ramona Wadi pada Memo.
Dia menjelaskan, “Terlepas dari pelanggaran apa yang dilakukan Israel dan pada skala apa, selalu ada nilai impunitas yang sesuai yang ditetapkan oleh perusahaan kolonial pemukim dan disetujui oleh komunitas internasional.”
Shireen Abu Akleh adalah seorang jurnalis veteran untuk Al Jazeera, karenanya meningkatkan visibilitas dan liputan pembunuhannya oleh penembak jitu Israel.
“Warga Palestina lainnya yang dibunuh oleh Israel, yang kurang menonjol dan tidak memiliki hak istimewa untuk bekerja dengan organisasi berita internasional, ingatan mereka dibungkam sebelum dapat dipuji,” papar Ramona Wadi.
Meskipun ada publisitas, bagaimanapun, keadilan akan tetap sulit dipahami.
Sudah lebih dari setahun sejak Israel menghancurkan gedung Al-Jalaa di Gaza yang menampung kantor-kantor pers internasional Al Jazeera dan The Associated Press.
Israel tidak hanya menghancurkan gedung yang juga digunakan untuk tempat tinggal para jurnalis, penghancuran kantor-kantor itu merupakan serangan langsung terhadap Pers.
"Kenangan ini terkait dengan upaya kami, pekerjaan kami, peralatan kami, dan arsip yang mendokumentasikan banyak kenangan dan pemandangan," ujar Wael Al Dahdouh, Direktur biro Al Jazeera di Gaza.
Israel juga dibiarkan begitu saja oleh dunia internasional setelah serangan brutal terhadap warga sipil saat pemakaman Abu Akleh.
“Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken menutup-nutupi kekerasan Israel dengan membingkainya kembali sebagai gangguan adalah bukti yang cukup dari apa yang diharapkan dan diterima Israel,” ungkap peneliti independen Ramona Wadi pada Memo.
Dia menjelaskan, “Terlepas dari pelanggaran apa yang dilakukan Israel dan pada skala apa, selalu ada nilai impunitas yang sesuai yang ditetapkan oleh perusahaan kolonial pemukim dan disetujui oleh komunitas internasional.”
Shireen Abu Akleh adalah seorang jurnalis veteran untuk Al Jazeera, karenanya meningkatkan visibilitas dan liputan pembunuhannya oleh penembak jitu Israel.
“Warga Palestina lainnya yang dibunuh oleh Israel, yang kurang menonjol dan tidak memiliki hak istimewa untuk bekerja dengan organisasi berita internasional, ingatan mereka dibungkam sebelum dapat dipuji,” papar Ramona Wadi.
Meskipun ada publisitas, bagaimanapun, keadilan akan tetap sulit dipahami.
Sudah lebih dari setahun sejak Israel menghancurkan gedung Al-Jalaa di Gaza yang menampung kantor-kantor pers internasional Al Jazeera dan The Associated Press.
Israel tidak hanya menghancurkan gedung yang juga digunakan untuk tempat tinggal para jurnalis, penghancuran kantor-kantor itu merupakan serangan langsung terhadap Pers.
"Kenangan ini terkait dengan upaya kami, pekerjaan kami, peralatan kami, dan arsip yang mendokumentasikan banyak kenangan dan pemandangan," ujar Wael Al Dahdouh, Direktur biro Al Jazeera di Gaza.
tulis komentar anda