Horor, 2 Wanita Transgender AS Tewas Dibakar di Puerto Rico
Sabtu, 25 April 2020 - 10:36 WIB
SAN JUAN - Dua wanita transgender asal New York City, Amerika Serikat (AS) ditemukan tewas di dalam sebuah mobil yang terbakar di Puerto Rico. Yang mengerikan adalah dua jasad korban ditemukan dalam kondisi terbakar parah.
Polisi menemukan mobil Hyundai Elantra, milik ibu dari salah satu korban, di bawah jembatan di jalan raya PR-927 di lingkungan Mambiche Prieto, Humacao. Kota itu berada di tenggara Puerto Rico.
Menurut surat kabar Primera Hora, kedua korban diidentifikasi oleh penduduk setempat sebagai Layla Peláez, 21, dan Serena Angelique Velázquez, 22, asal New York City. Media lainnya menyebut keduanya jadi korban pembunuhan brutal.
Keduanya mengunjungi Puerto Rico, tetapi dilaporkan berencana untuk kembali ke Amerika Serikat pada akhir bulan ini.
Kepala Investigasi Kriminal untuk Kepolisian Puerto Rico di Humacao, Kapten Teddy Morales, mengatakan kepada New York Times bahwa ada panggilan telepon 911 yang melaporkan sebuah mobil terbakar sebelum pukul 05.00 pagi pada tanggal 22 April.
Penyelidik menggali informasi untuk mengidentifikasi dua orang dalam foto di salah satu akun media sosial korban yang kemungkinan berpesta dengan kedua korban di salah satu rumah mereka pada malam sebelumnya.
Kematian mereka membuat jumlah total transgender yang terbunuh di pulau itu menjadi setidaknya empat orang pada tahun ini. Data itu berasal dari Kampanye Hak Asasi Manusia (HRC). Aktivis lokal mengatakan delapan orang dari komunitas LGBTQ + telah tewas sepanjang tahun ini.
“Mereka memburu kita,” kata Pedro Julio Serrano, seorang juru bicara Komite Luas untuk Pencarian untuk Keadilan, kepada NBC News, yang dilansir Sabtu (25/4/2020).
Pada bulan Februari, seorang wanita transgender bernama Alexa ditembak mati setelah melaporkan bahwa dia menggunakan kamar mandi wanita di McDonalds di Toa Baja. Korban tersebut menjadi pria transgender pertama yang terbunuh di pulau itu pada tahun 2020. Pada tanggal 11 Maret, Yampi Méndez Arocho, seorang pria transgender berusia 19 tahun terbunuh di Moca setelah dilaporkan diserang.
"Pertama itu Alexa, lalu Yampi, dan sekarang Serena dan Layla. Cukup sudah. Orang Transgender pantas hidup dalam damai, dengan keadilan, dan kebebasan. Cukup sudah cukup dari semua kebencian," kata Ivana Fred, seorang aktivis Komite Luas untuk Pencarian untuk Keadilan, kepada HRC.
Setidaknya 26 orang transgender terbunuh di Amerika pada tahun 2019, meskipun para aktivis mengatakan jumlahnya kemungkinan lebih tinggi dari yang dilaporkan. Menurut FBI, antara 2017 dan 2018, ada peningkatan 34 persen dalam serangan berbasis kebencian terhadap orang-orang transgender.
Polisi menemukan mobil Hyundai Elantra, milik ibu dari salah satu korban, di bawah jembatan di jalan raya PR-927 di lingkungan Mambiche Prieto, Humacao. Kota itu berada di tenggara Puerto Rico.
Menurut surat kabar Primera Hora, kedua korban diidentifikasi oleh penduduk setempat sebagai Layla Peláez, 21, dan Serena Angelique Velázquez, 22, asal New York City. Media lainnya menyebut keduanya jadi korban pembunuhan brutal.
Keduanya mengunjungi Puerto Rico, tetapi dilaporkan berencana untuk kembali ke Amerika Serikat pada akhir bulan ini.
Kepala Investigasi Kriminal untuk Kepolisian Puerto Rico di Humacao, Kapten Teddy Morales, mengatakan kepada New York Times bahwa ada panggilan telepon 911 yang melaporkan sebuah mobil terbakar sebelum pukul 05.00 pagi pada tanggal 22 April.
Penyelidik menggali informasi untuk mengidentifikasi dua orang dalam foto di salah satu akun media sosial korban yang kemungkinan berpesta dengan kedua korban di salah satu rumah mereka pada malam sebelumnya.
Kematian mereka membuat jumlah total transgender yang terbunuh di pulau itu menjadi setidaknya empat orang pada tahun ini. Data itu berasal dari Kampanye Hak Asasi Manusia (HRC). Aktivis lokal mengatakan delapan orang dari komunitas LGBTQ + telah tewas sepanjang tahun ini.
“Mereka memburu kita,” kata Pedro Julio Serrano, seorang juru bicara Komite Luas untuk Pencarian untuk Keadilan, kepada NBC News, yang dilansir Sabtu (25/4/2020).
Pada bulan Februari, seorang wanita transgender bernama Alexa ditembak mati setelah melaporkan bahwa dia menggunakan kamar mandi wanita di McDonalds di Toa Baja. Korban tersebut menjadi pria transgender pertama yang terbunuh di pulau itu pada tahun 2020. Pada tanggal 11 Maret, Yampi Méndez Arocho, seorang pria transgender berusia 19 tahun terbunuh di Moca setelah dilaporkan diserang.
"Pertama itu Alexa, lalu Yampi, dan sekarang Serena dan Layla. Cukup sudah. Orang Transgender pantas hidup dalam damai, dengan keadilan, dan kebebasan. Cukup sudah cukup dari semua kebencian," kata Ivana Fred, seorang aktivis Komite Luas untuk Pencarian untuk Keadilan, kepada HRC.
Setidaknya 26 orang transgender terbunuh di Amerika pada tahun 2019, meskipun para aktivis mengatakan jumlahnya kemungkinan lebih tinggi dari yang dilaporkan. Menurut FBI, antara 2017 dan 2018, ada peningkatan 34 persen dalam serangan berbasis kebencian terhadap orang-orang transgender.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(min)
tulis komentar anda