Dubes China Sebut Pakta Keamanan Solomon Bukan Ancaman Bagi Australia
Kamis, 12 Mei 2022 - 15:18 WIB
Oposisi Partai Buruh kiri-tengah menggambarkan pakta China-Solomon sebagai kesalahan kebijakan luar negeri terburuk Australia di Pasifik sejak Perang Dunia II.
Anggota parlemen pemerintah berpendapat Beijing menginginkan perubahan pemerintahan karena anggota parlemen Partai Buruh akan cenderung tidak menentang paksaan Cina.
Dalam pidatonya pada hari Rabu, Wakil Perdana Menteri Barnaby Joyce menuduh China mengikuti jalur strategis yang sama seperti yang telah dilakukan Jepang ketika mulai membangun lapangan terbang di Kepulauan Solomon selama Perang Dunia II.
Lapangan terbang akan memungkinkan pembom Jepang untuk mengancam pengiriman antara Amerika Serikat dan Australia. Lapangan terbang tersebut menjadi target Pertempuran Guadalcanal, serangan darat besar pertama AS terhadap pasukan Jepang.
“Sangat jelas melalui keinginan mereka untuk memiliki pangkalan militer bahwa mereka memulai proses mengepung Australia dan bahwa ada keinginan, paling tidak, untuk mengintimidasi, atau lebih buruk, untuk memohon kepada Australia,” kata Joyce.
Australia sendiri memiliki pakta keamanan dengan Kepulauan Solomon dan mengirim pasukan polisi penjaga perdamaian ke ibu kota, Honiara, pada November setelah kerusuhan sipil.
Anggota parlemen pemerintah berpendapat Beijing menginginkan perubahan pemerintahan karena anggota parlemen Partai Buruh akan cenderung tidak menentang paksaan Cina.
Dalam pidatonya pada hari Rabu, Wakil Perdana Menteri Barnaby Joyce menuduh China mengikuti jalur strategis yang sama seperti yang telah dilakukan Jepang ketika mulai membangun lapangan terbang di Kepulauan Solomon selama Perang Dunia II.
Lapangan terbang akan memungkinkan pembom Jepang untuk mengancam pengiriman antara Amerika Serikat dan Australia. Lapangan terbang tersebut menjadi target Pertempuran Guadalcanal, serangan darat besar pertama AS terhadap pasukan Jepang.
Baca Juga
“Sangat jelas melalui keinginan mereka untuk memiliki pangkalan militer bahwa mereka memulai proses mengepung Australia dan bahwa ada keinginan, paling tidak, untuk mengintimidasi, atau lebih buruk, untuk memohon kepada Australia,” kata Joyce.
Australia sendiri memiliki pakta keamanan dengan Kepulauan Solomon dan mengirim pasukan polisi penjaga perdamaian ke ibu kota, Honiara, pada November setelah kerusuhan sipil.
(ian)
tulis komentar anda