Buntut Pernyataan Hitler Seorang Yahudi, Israel Tuntut Rusia Minta Maaf
Selasa, 03 Mei 2022 - 21:34 WIB
TEL AVIV - Israel memanggil Duta Besar Rusia setelah Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov menyatakan bahwa Adolf Hitler mungkin memiliki darah Yahudi dan kelompok anti-Semit yang "paling bersemangat" adalah orang Yahudi sendiri.
“Pernyataan Menteri Luar Negeri Lavrov adalah pernyataan yang tidak dapat dimaafkan dan keterlaluan serta kesalahan sejarah yang mengerikan,” kata Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid di Twitter.
“Orang-orang Yahudi tidak membunuh diri mereka sendiri dalam Holocaust. Tingkat rasisme terendah terhadap orang Yahudi adalah menuduh orang Yahudi sendiri sebagai antisemitisme,” sambungnya seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (3/5/2022).
Lapid mengatakan Israel mengharapkan permintaan maaf, dan Duta Besar Rusia dipanggil "untuk pembicaraan yang sulit."
Pejabat Israel lainnya juga menyatakan kemarahan atas komentar Lavrov, termasuk Perdana Menteri Naftali Bennett, yang menuduh diplomat top Rusia itu menggunakan Holocaust sebagai alat politik.
Museum Holocaust Yad Vashem di Yerusalem juga mencela kata-kata Lavrov sebagai salah dan berbahaya. Moskow sendiri belum mengomentari masalah ini.
Sebelumnya, berbicara kepada perusahaan media Italia Mediaset pada hari Minggu, Lavrov mengkonfirmasi bahwa salah satu tujuan kampanye militer Rusia di Ukraina adalah “denazifikasi” negara tersebut. Seorang reporter menyebutkan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky adalah orang Yahudi.
“Saya bisa saja salah, tetapi Hitler juga memiliki darah Yahudi di dalam dirinya. Ini sama sekali tidak berarti apa-apa. Orang-orang Yahudi yang bijaksana mengatakan bahwa anti-Semit yang paling bersemangat biasanya adalah orang-orang Yahudi. Setiap keluarga memiliki kambing hitam, seperti yang sering kami katakan,” jawab Lavrov.
Sebelumnya dalam wawancara, Menteri Luar Negeri Rusia itu menunjuk ke Batalion Azov Ukraina, yang anggotanya termasuk orang-orang dengan pandangan nasionalis dan Nazi secara terbuka.
Dia mengatakan pejuang yang ditangkap dari Azov dan unit lain menampilkan simbol Nazi di seragam mereka dan memiliki tato swastika. "Mereka membaca dan mempromosikan 'Mein Kampf' secara terbuka," tambah Lavrov, merujuk pada buku karya Hitler.
Sekedar informasi, Kementerian Luar Negeri Rusia bulan lalu memanggil duta besar Israel atas komentar "anti-Rusia" Lapid mengenai tindakan Moskow di Ukraina.
“Pernyataan Menteri Luar Negeri Lavrov adalah pernyataan yang tidak dapat dimaafkan dan keterlaluan serta kesalahan sejarah yang mengerikan,” kata Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid di Twitter.
“Orang-orang Yahudi tidak membunuh diri mereka sendiri dalam Holocaust. Tingkat rasisme terendah terhadap orang Yahudi adalah menuduh orang Yahudi sendiri sebagai antisemitisme,” sambungnya seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (3/5/2022).
Lapid mengatakan Israel mengharapkan permintaan maaf, dan Duta Besar Rusia dipanggil "untuk pembicaraan yang sulit."
Pejabat Israel lainnya juga menyatakan kemarahan atas komentar Lavrov, termasuk Perdana Menteri Naftali Bennett, yang menuduh diplomat top Rusia itu menggunakan Holocaust sebagai alat politik.
Museum Holocaust Yad Vashem di Yerusalem juga mencela kata-kata Lavrov sebagai salah dan berbahaya. Moskow sendiri belum mengomentari masalah ini.
Sebelumnya, berbicara kepada perusahaan media Italia Mediaset pada hari Minggu, Lavrov mengkonfirmasi bahwa salah satu tujuan kampanye militer Rusia di Ukraina adalah “denazifikasi” negara tersebut. Seorang reporter menyebutkan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky adalah orang Yahudi.
“Saya bisa saja salah, tetapi Hitler juga memiliki darah Yahudi di dalam dirinya. Ini sama sekali tidak berarti apa-apa. Orang-orang Yahudi yang bijaksana mengatakan bahwa anti-Semit yang paling bersemangat biasanya adalah orang-orang Yahudi. Setiap keluarga memiliki kambing hitam, seperti yang sering kami katakan,” jawab Lavrov.
Sebelumnya dalam wawancara, Menteri Luar Negeri Rusia itu menunjuk ke Batalion Azov Ukraina, yang anggotanya termasuk orang-orang dengan pandangan nasionalis dan Nazi secara terbuka.
Dia mengatakan pejuang yang ditangkap dari Azov dan unit lain menampilkan simbol Nazi di seragam mereka dan memiliki tato swastika. "Mereka membaca dan mempromosikan 'Mein Kampf' secara terbuka," tambah Lavrov, merujuk pada buku karya Hitler.
Sekedar informasi, Kementerian Luar Negeri Rusia bulan lalu memanggil duta besar Israel atas komentar "anti-Rusia" Lapid mengenai tindakan Moskow di Ukraina.
Baca Juga
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda