Zelensky: Lavrov Penikmat Besar Hitlerisme, Akankah Hubungan Rusia-Israel Tetap Biasa?
Selasa, 03 Mei 2022 - 10:52 WIB
KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menggambarkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov sebagai "penikmat besar Hitlerisme" setelah komentarnya yang menyebut mantan diktator Nazi, Adolf Hitler , berdarah Yahudi .
Dia lantas mempertanyakan apakah hubungan Israel dan Rusia akan tetap seperti biasa setelah komentar Lavrov yang membuat marah Tel Aviv tersebut.
“Kemarin, misalnya, menteri luar negeri Rusia secara terbuka dan tanpa ragu mengatakan bahwa anti-Semit terbesar diduga ada di kalangan orang Yahudi sendiri. Dan bahwa Hitler diduga memiliki darah Yahudi. Bagaimana ini bisa dikatakan pada malam peringatan kemenangan atas Nazisme? Kata-kata ini berarti bahwa diplomat top Rusia menyalahkan orang-orang Yahudi atas kejahatan Nazi. Saya tidak punya kata-kata,” kata Zelensky dalam pidato malamnya, seperti dikutip Al Arabiya, Selasa (3/5/2022).
"Serangan anti-Semit seperti itu oleh menteri mereka berarti bahwa pihak berwenang Rusia telah melupakan semua pelajaran dari Perang Dunia II, atau mungkin mereka tidak pernah mempelajari pelajaran itu," ujarnya.
"Jadi pertanyaannya adalah apakah duta besar Israel tetap di Moskow mengetahui posisi baru mereka, apakah hubungan dengan Rusia tetap seperti biasa. Karena semua ini bukan kebetulan. Kata-kata Menteri Luar Negeri Rusia, 'penikmat besar Hitlerisme' bukan acak."
Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari dengan mengeklaim bahwa itu bertujuan untuk "mendenazifikasi" negara itu bersama dengan tujuan lainnya.
Pada hari Minggu, Lavrov mengatakan dalam sebuah wawancara dengan televisi Italia: "Jadi ketika mereka mengatakan 'Bagaimana Naziifikasi bisa ada jika kita orang Yahudi?' Menurut pendapat saya, Hitler juga memiliki asal-usul Yahudi, jadi itu tidak berarti apa-apa. Untuk beberapa waktu kami telah mendengar dari orang-orang Yahudi bahwa anti-Semit terbesar adalah orang Yahudi.”
Komentarnya membuat marah Israel yang mengutuk pernyataannya sebagai "tak termaafkan" dan memanggil duta besar Rusia sebagai protes.
Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid mengatakan bahwa sementara Israel melakukan “segala upaya” untuk mempertahankan hubungan baik dengan Rusia, “ada batas dan batas ini telah dilanggar kali ini.”
"Pemerintah Rusia perlu meminta maaf kepada kami dan kepada orang-orang Yahudi," ujar Lapid.
Dia lantas mempertanyakan apakah hubungan Israel dan Rusia akan tetap seperti biasa setelah komentar Lavrov yang membuat marah Tel Aviv tersebut.
“Kemarin, misalnya, menteri luar negeri Rusia secara terbuka dan tanpa ragu mengatakan bahwa anti-Semit terbesar diduga ada di kalangan orang Yahudi sendiri. Dan bahwa Hitler diduga memiliki darah Yahudi. Bagaimana ini bisa dikatakan pada malam peringatan kemenangan atas Nazisme? Kata-kata ini berarti bahwa diplomat top Rusia menyalahkan orang-orang Yahudi atas kejahatan Nazi. Saya tidak punya kata-kata,” kata Zelensky dalam pidato malamnya, seperti dikutip Al Arabiya, Selasa (3/5/2022).
"Serangan anti-Semit seperti itu oleh menteri mereka berarti bahwa pihak berwenang Rusia telah melupakan semua pelajaran dari Perang Dunia II, atau mungkin mereka tidak pernah mempelajari pelajaran itu," ujarnya.
"Jadi pertanyaannya adalah apakah duta besar Israel tetap di Moskow mengetahui posisi baru mereka, apakah hubungan dengan Rusia tetap seperti biasa. Karena semua ini bukan kebetulan. Kata-kata Menteri Luar Negeri Rusia, 'penikmat besar Hitlerisme' bukan acak."
Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari dengan mengeklaim bahwa itu bertujuan untuk "mendenazifikasi" negara itu bersama dengan tujuan lainnya.
Pada hari Minggu, Lavrov mengatakan dalam sebuah wawancara dengan televisi Italia: "Jadi ketika mereka mengatakan 'Bagaimana Naziifikasi bisa ada jika kita orang Yahudi?' Menurut pendapat saya, Hitler juga memiliki asal-usul Yahudi, jadi itu tidak berarti apa-apa. Untuk beberapa waktu kami telah mendengar dari orang-orang Yahudi bahwa anti-Semit terbesar adalah orang Yahudi.”
Komentarnya membuat marah Israel yang mengutuk pernyataannya sebagai "tak termaafkan" dan memanggil duta besar Rusia sebagai protes.
Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid mengatakan bahwa sementara Israel melakukan “segala upaya” untuk mempertahankan hubungan baik dengan Rusia, “ada batas dan batas ini telah dilanggar kali ini.”
"Pemerintah Rusia perlu meminta maaf kepada kami dan kepada orang-orang Yahudi," ujar Lapid.
(min)
tulis komentar anda