Mantan Anggota Parlemen Iran: Niat Teheran Memang untuk Membuat Bom Nuklir
Rabu, 27 April 2022 - 04:21 WIB
TEHERAN - Seorang mantan anggota Parlemen Iran blakblakan bahwa program atom Teheran memang berniat untuk membuat bom nuklir . Itu berbeda dengan klaim Pemimpin Tertinggi Ayatollah Khamenei bahwa negara itu diharamkan membuat senjata pemusnah massal.
Mantan politisi bernama Ali Motahari tersebut menyampaikan niat dari program nuklir Teheran dalam wawancara dengan media lokal, kepada ISCA News, pada hari Minggu, yang disiarkan ulang dan diterjemahkan Middle East Media Research Institute (MEMRI), Selasa (26/4/2022).
Menurutnya, Iran selalu berniat untuk membangun sebuah bom nuklir yang akan digunakan sebagai sarana intimidasi.
“Ketika kami memulai aktivitas nuklir kami, tujuan kami memang untuk membuat bom,” katanya. "Tidak perlu bertele-tele," katanya lagi.
Pernyataannya sinkron dengan kecurigaan Israel dan dinas intelijen Barat atas program nuklir Teheran.
Motahari mencatat bahwa tujuan membangun bom nuklir dikejar dan didukung oleh seluruh rezim, atau setidaknya, orang-orang yang memulai kegiatan tersebut.
Ditanya apakah orang-orang di balik program nuklir Iran bermaksud menggunakan bom, Motahari berkata: “Tidak, kami ingin membangunnya sebagai sarana intimidasi."
Dia lantas mengutip sebuah ayat dari Al-Qur’an: “Serang rasa takut di hati musuh Allah.”
Motahari berargumen bahwa kegagalan Iran dalam pengertian itu tidak cukup lama merahasiakan rencananya.
“Berkenaan dengan apa yang kami mulai...Jika kami bisa merahasiakannya sampai kami melakukan uji coba [nuklir], maka itu akan menjadi kesepakatan. Seperti di Pakistan,” katanya, dengan alasan bahwa negara-negara seperti Pakistan dan Korea Utara, yang diyakini memiliki bom nuklir, "dipertimbangkan” di panggung global.
"Memiliki bom nuklir tidak akan menjadi hal yang buruk,” kata Motahari. "Yang saya katakan adalah bahwa sejak kita mulai, kita seharusnya sudah mencapai ambang batas."
Ditanya apakah komentarnya dapat memengaruhi negosiasi yang sedang berlangsung dengan Barat mengenai program nuklir Iran, Motahari mengatakan; “Tidak ada yang memperhatikan apa yang saya katakan...Saya tidak memiliki kapasitas resmi. Saya mengatakan hal-hal ini atas nama diri saya sendiri.”
Dia menambahkan menjelang akhir wawancara bahwa Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei saat ini menentang gagasan membangun bom nuklir.
Mantan politisi bernama Ali Motahari tersebut menyampaikan niat dari program nuklir Teheran dalam wawancara dengan media lokal, kepada ISCA News, pada hari Minggu, yang disiarkan ulang dan diterjemahkan Middle East Media Research Institute (MEMRI), Selasa (26/4/2022).
Menurutnya, Iran selalu berniat untuk membangun sebuah bom nuklir yang akan digunakan sebagai sarana intimidasi.
“Ketika kami memulai aktivitas nuklir kami, tujuan kami memang untuk membuat bom,” katanya. "Tidak perlu bertele-tele," katanya lagi.
Pernyataannya sinkron dengan kecurigaan Israel dan dinas intelijen Barat atas program nuklir Teheran.
Motahari mencatat bahwa tujuan membangun bom nuklir dikejar dan didukung oleh seluruh rezim, atau setidaknya, orang-orang yang memulai kegiatan tersebut.
Ditanya apakah orang-orang di balik program nuklir Iran bermaksud menggunakan bom, Motahari berkata: “Tidak, kami ingin membangunnya sebagai sarana intimidasi."
Dia lantas mengutip sebuah ayat dari Al-Qur’an: “Serang rasa takut di hati musuh Allah.”
Motahari berargumen bahwa kegagalan Iran dalam pengertian itu tidak cukup lama merahasiakan rencananya.
“Berkenaan dengan apa yang kami mulai...Jika kami bisa merahasiakannya sampai kami melakukan uji coba [nuklir], maka itu akan menjadi kesepakatan. Seperti di Pakistan,” katanya, dengan alasan bahwa negara-negara seperti Pakistan dan Korea Utara, yang diyakini memiliki bom nuklir, "dipertimbangkan” di panggung global.
"Memiliki bom nuklir tidak akan menjadi hal yang buruk,” kata Motahari. "Yang saya katakan adalah bahwa sejak kita mulai, kita seharusnya sudah mencapai ambang batas."
Ditanya apakah komentarnya dapat memengaruhi negosiasi yang sedang berlangsung dengan Barat mengenai program nuklir Iran, Motahari mengatakan; “Tidak ada yang memperhatikan apa yang saya katakan...Saya tidak memiliki kapasitas resmi. Saya mengatakan hal-hal ini atas nama diri saya sendiri.”
Dia menambahkan menjelang akhir wawancara bahwa Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei saat ini menentang gagasan membangun bom nuklir.
(min)
tulis komentar anda