AS Tak Terima Putin Deklarasikan Kemenangan atas Mariupol: Itu Disinformasi!
Jum'at, 22 April 2022 - 14:17 WIB
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) tidak terima dengan deklarasi kemenangan perang Moskow atas Mariupol , Ukraina, oleh Presiden Rusia Vladimir Putin . Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Ned Price menyebut deklarasi kemenangan perang itu adalah disinformasi.
“Kami memahami bahwa pasukan Ukraina terus bertahan dan ada banyak alasan untuk percaya bahwa pertunjukan Presiden Putin dan menteri pertahanannya untuk media yang kami lihat dalam beberapa jam terakhir bahkan lebih banyak disinformasi dari buku pedoman mereka yang sudah usang,” kata Price dalam jumpa pers hari Kamis, seperti dikutip Reuters, Jumat (22/4/2022).
Sejak awal perang Rusia di Ukraina pada 24 Februari, Washington menuduh Moskow meluncurkan “kampanye disinformasi” yang digunakannya untuk menciptakan dalih palsu untuk membenarkan tindakannya dan memutar propaganda serta narasi yang menyimpang dari peristiwa nyata di lapangan.
Putin pada Kamis mendeklarasikan kemenangan perang Rusia di Mariupol dan membatalkan operasi untuk menyerbu pabrik baja Azovstal, benteng utama Ukraina yang tersisa di kota pelabuhan yang terkepung itu.
Mariupol telah dibombardir tanpa henti selama berminggu-minggu. Ini adalah target strategis bagi Rusia yang akan memungkinkan Moskow untuk membangun kendali atas wilayah yang menghubungkan Donbass di tenggara Ukraina dengan Crimea yang dianeksasi.
Pasukan Rusia baru-baru ini memfokuskan serangan mereka di kota pelabuhan di pabrik baja Azovstal, tempat ribuan tentara dan warga sipil mencari perlindungan.
Menurut Menteri Pertahanan Sergey Shoigu, pasukan Rusia tiga sampai empat hari lagi akan merebut kendali pabrik baja tersebut.
Tapi Putin membatalkan serangan ke pabrik tersebut.
“Dalam hal ini, kita perlu memikirkan—maksud saya, kita selalu perlu memikirkannya, tetapi khususnya dalam kasus ini—kita perlu berpikir tentang melestarikan kehidupan dan kesehatan prajurit dan perwira kita. Tidak ada alasan untuk menembus jalur bawah tanah ini dan di bawah fasilitas industri ini," kata Putin seperti dikutip TASS.
Dia memerintahkan agar pabrik itu diblokir sehingga bahkan seekor lalat pun tidak bisa masuk atau keluar, dan orang-orang Ukraina di dalamnya ditawarkan untuk meletakkan senjata mereka dengan imbalan amnesti.
“Kami memahami bahwa pasukan Ukraina terus bertahan dan ada banyak alasan untuk percaya bahwa pertunjukan Presiden Putin dan menteri pertahanannya untuk media yang kami lihat dalam beberapa jam terakhir bahkan lebih banyak disinformasi dari buku pedoman mereka yang sudah usang,” kata Price dalam jumpa pers hari Kamis, seperti dikutip Reuters, Jumat (22/4/2022).
Sejak awal perang Rusia di Ukraina pada 24 Februari, Washington menuduh Moskow meluncurkan “kampanye disinformasi” yang digunakannya untuk menciptakan dalih palsu untuk membenarkan tindakannya dan memutar propaganda serta narasi yang menyimpang dari peristiwa nyata di lapangan.
Putin pada Kamis mendeklarasikan kemenangan perang Rusia di Mariupol dan membatalkan operasi untuk menyerbu pabrik baja Azovstal, benteng utama Ukraina yang tersisa di kota pelabuhan yang terkepung itu.
Mariupol telah dibombardir tanpa henti selama berminggu-minggu. Ini adalah target strategis bagi Rusia yang akan memungkinkan Moskow untuk membangun kendali atas wilayah yang menghubungkan Donbass di tenggara Ukraina dengan Crimea yang dianeksasi.
Pasukan Rusia baru-baru ini memfokuskan serangan mereka di kota pelabuhan di pabrik baja Azovstal, tempat ribuan tentara dan warga sipil mencari perlindungan.
Menurut Menteri Pertahanan Sergey Shoigu, pasukan Rusia tiga sampai empat hari lagi akan merebut kendali pabrik baja tersebut.
Tapi Putin membatalkan serangan ke pabrik tersebut.
“Dalam hal ini, kita perlu memikirkan—maksud saya, kita selalu perlu memikirkannya, tetapi khususnya dalam kasus ini—kita perlu berpikir tentang melestarikan kehidupan dan kesehatan prajurit dan perwira kita. Tidak ada alasan untuk menembus jalur bawah tanah ini dan di bawah fasilitas industri ini," kata Putin seperti dikutip TASS.
Dia memerintahkan agar pabrik itu diblokir sehingga bahkan seekor lalat pun tidak bisa masuk atau keluar, dan orang-orang Ukraina di dalamnya ditawarkan untuk meletakkan senjata mereka dengan imbalan amnesti.
(min)
tulis komentar anda