Dituding Turunkan Standar Non Proliferasi Nuklir, China Kecam AS

Jum'at, 24 April 2020 - 22:21 WIB
Pembangunan reaktor nuklir di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Taishan di Taishan, China. Foto/Russia Today
BEIJING - Kementerian Luar Negeri China mengecam Amerika Serikat (AS) karena mempolitisasi cara negara lain bekerja pada proyek tenaga nuklir sipil. Washington sebelumnya mengklaim China merusak perlindungan sipil non proliferasi.

"Dalam beberapa tahun terakhir, Amerika Serikat telah menggunakan berbagai dalih untuk mendiskreditkan dan menekan kerja sama normal dalam energi nuklir antara negara-negara lain," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, seperti dilansir dari Russia Today, Jumat (24/4/2020).

Beberapa pejabat senior AS bahkan secara terbuka menyatakan bahwa kerja sama dalam energi nuklir harus digunakan sebagai alat geopolitik. China sangat menentang cara mempolitisasi kerja sama dalam energi nuklir ini.



Geng lantas menjawab pertanyaan tentang laporan kebijakan baru-baru ini oleh Kelompok Kerja Bahan Bakar Nuklir AS, yang anggotanya termasuk Menteri Energi Dan Brouillette dan Sekretaris Dalam Negeri David Bernhardt.

Dalam laporannya, yang diterbitkan pada hari Kamis, para pejabat AS menuduh Beijing dan Moskow tidak memegang mitra dagang mereka dengan standar tinggi yang sama seperti yang dilakukan AS, dan menggunakan standar yang lebih rendah sebagai titik penjualan. Lebih lanjut dikatakan bahwa perusahaan-perusahaan China dan Rusia mengizinkan negara-negara asing untuk mengimpor teknologi nuklir tanpa perlindungan non-proliferasi yang sama seperti yang diminta oleh Amerika Serikat dan sekutunya.

"Sama sekali tidak konsisten dengan fakta," kata Geng mengabaikan klaim laporan itu

Ia mengatakan bahwa Beijing selalu mempromosikan penggunaan tenaga nuklir sipil dengan cara yang bertanggung jawab.

Ia menekankan bahwa China akan terus sepenuhnya mematuhi komitmen non-proliferasi internasionalnya dan untuk melakukan kerja sama dengan negara-negara asing atas dasar saling menghormati dan untuk saling menguntungkan.

Pekan lalu, Departemen Luar Negeri AS menyatakan keprihatinannya atas China yang diduga melanggar standar 'hasil nol' selama uji coba nuklir bawah tanah pada 2019. 'Hasil nol' mengacu pada uji coba nuklir tanpa reaksi berantai eksplosif yang akan serupa dengan yang disebabkan oleh hulu ledak nuklir.

Beijing mengatakan bahwa tuduhan ini sama sekali tidak berdasar dan menegaskan bahwa negara tersebut memenuhi semua kewajibannya berdasarkan hukum internasional.
(ber)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More