Ukraina Sebut Mariupol Belum Sepenuhnya Dikuasai Rusia
Sabtu, 16 April 2022 - 08:25 WIB
KIEV - Ukraina mengatakan pada Jumat (15/4/2022), bahwa mereka mencoba untuk mematahkan pengepungan pasukan Rusia di Mariupol. Dilaporkan pula pertempuran berkecamuk di sekitar pabrik baja dan pelabuhan kota Illich, ketika ibu kota Kiev diguncang oleh beberapa ledakan paling kuat dalam dua pekan terakhir.
Mariupol, di Laut Azov, telah menyaksikan pertempuran terburuk dalam perang. Rumah bagi 400.000 orang sebelum invasi Rusia, kota ini telah menjadi puing-puing dalam tujuh pekan pengepungan dan pemboman. Ribuan warga sipil telah tewas dan puluhan ribu masih terjebak di kota.
"Situasi di Mariupol sulit dan sulit. Pertempuran sedang terjadi sekarang. Tentara Rusia terus-menerus memanggil unit tambahan untuk menyerbu kota," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Ukraina, Oleksandr Motuzyanyk.
"Tapi sampai sekarang, Rusia belum berhasil menguasai sepenuhnya," lanjutnya dalam briefing yang disiarkan televisi, seperti dikutip dari Reuters.
Motuzyanyk juga mengatakan bahwa Rusia telah menggunakan pembom jarak jauh untuk menyerang Mariupol untuk pertama kalinya sejak invasi 24 Februari. Dilaporkan pula, di tempat lain pasukan Rusia memusatkan upaya untuk merebut kota Rubizhne dan Popasna di timur Ukraina.
Sementara Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk mengatakan bahwa 2.864 orang telah dievakuasi dari daerah konflik pada hari Jumat, termasuk 363 orang dari Mariupol yang menggunakan transportasi mereka sendiri.
Di kubu Rusia, Moskow mengatakan bahwa pihaknya telah menyerang dalam apa yang dikatakannya sebagai pabrik di Kiev yang membuat dan memperbaiki rudal anti-kapal. Serangan ini sebagai pembalasan nyata atas tenggelamnya Moskva, kapal utama Armada Laut Hitam Moskow, pada hari Kamis.
Ukraina mengatakan bahwa salah satu misilnya telah menyebabkan Moskva tenggelam, sebagai simbol kuat perlawanannya terhadap musuh yang bersenjata lebih baik. Moskow mengatakan bahwa kapal itu tenggelam saat ditarik di lautan badai setelah kebakaran yang disebabkan oleh ledakan amunisi.
Amerika Serikat (AS) yakin Moskva dihantam oleh dua rudal Ukraina dan ada korban Rusia, meskipun jumlahnya tidak jelas, kata seorang pejabat senior AS, Jumat.
Rusia sebelumnya mengatakan bahwa lebih dari 500 pelaut di atas kapal Moskva dievakuasi setelah ledakan itu. Baik pernyataan itu maupun penilaian AS tidak dapat diverifikasi secara independen.
Mariupol, di Laut Azov, telah menyaksikan pertempuran terburuk dalam perang. Rumah bagi 400.000 orang sebelum invasi Rusia, kota ini telah menjadi puing-puing dalam tujuh pekan pengepungan dan pemboman. Ribuan warga sipil telah tewas dan puluhan ribu masih terjebak di kota.
"Situasi di Mariupol sulit dan sulit. Pertempuran sedang terjadi sekarang. Tentara Rusia terus-menerus memanggil unit tambahan untuk menyerbu kota," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Ukraina, Oleksandr Motuzyanyk.
"Tapi sampai sekarang, Rusia belum berhasil menguasai sepenuhnya," lanjutnya dalam briefing yang disiarkan televisi, seperti dikutip dari Reuters.
Motuzyanyk juga mengatakan bahwa Rusia telah menggunakan pembom jarak jauh untuk menyerang Mariupol untuk pertama kalinya sejak invasi 24 Februari. Dilaporkan pula, di tempat lain pasukan Rusia memusatkan upaya untuk merebut kota Rubizhne dan Popasna di timur Ukraina.
Sementara Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk mengatakan bahwa 2.864 orang telah dievakuasi dari daerah konflik pada hari Jumat, termasuk 363 orang dari Mariupol yang menggunakan transportasi mereka sendiri.
Di kubu Rusia, Moskow mengatakan bahwa pihaknya telah menyerang dalam apa yang dikatakannya sebagai pabrik di Kiev yang membuat dan memperbaiki rudal anti-kapal. Serangan ini sebagai pembalasan nyata atas tenggelamnya Moskva, kapal utama Armada Laut Hitam Moskow, pada hari Kamis.
Ukraina mengatakan bahwa salah satu misilnya telah menyebabkan Moskva tenggelam, sebagai simbol kuat perlawanannya terhadap musuh yang bersenjata lebih baik. Moskow mengatakan bahwa kapal itu tenggelam saat ditarik di lautan badai setelah kebakaran yang disebabkan oleh ledakan amunisi.
Amerika Serikat (AS) yakin Moskva dihantam oleh dua rudal Ukraina dan ada korban Rusia, meskipun jumlahnya tidak jelas, kata seorang pejabat senior AS, Jumat.
Rusia sebelumnya mengatakan bahwa lebih dari 500 pelaut di atas kapal Moskva dievakuasi setelah ledakan itu. Baik pernyataan itu maupun penilaian AS tidak dapat diverifikasi secara independen.
(esn)
tulis komentar anda