Ukraina Bersiap Hadapi Serangan Rusia di Sektor Timur
Selasa, 12 April 2022 - 03:42 WIB
LVIV - Ukraina mengatakan pada Senin (11/4/2022), pihaknya memperkirakan Rusia akan segera meluncurkan serangan besar baru. Pasalnya, Moskow kini mengalihkan fokusnya untuk merebut wilayah di timur, setelah pasukan invasinya diusir dari gerbang Kiev bulan ini.
Setelah menarik pasukan dari Ukraina utara, termasuk pinggiran kota Kiev yang tersisa di bawah pendudukannya, Rusia sekarang mengatakan tujuan utamanya adalah Ukraina timur. Ini menuntut Kiev menyerahkan kendali atas petak-petak wilayah di sana, yang dikenal sebagai Donbas, kepada para pejuang separatis.
Kiev mengatakan, itu artinya mereka harus bersiap untuk pertempuran baru. "Kami memperkirakan bahwa pertempuran aktif akan dimulai di daerah-daerah ini dalam waktu terdekat," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Ukraina, Oleksandr Motuzyanyk, seperti dikutip dari Reuters.
Sementara seorang pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan, Washington yakin Rusia sedang mencoba untuk memperkuat dan memasok pasukannya di Donbas. Hadiah terbesar yang ingin diraih Rusia di Donbas adalah Mariupol, pelabuhan timur utama, tempat ribuan orang diyakini tewas dalam pengepungan hampir tujuh minggu.
Jika Rusia akhirnya merebutnya, itu bisa lebih baik menghubungkan pasukan yang maju dari timur dengan pasukan dari Krimea, dan mengalihkan fokus mereka ke upaya baru untuk mengepung pasukan utama Ukraina di timur.
Panglima militer Ukraina, Jenderal Valeriy Zaluzhnyi, bersikeras bahwa para pembela Mariupol masih bertahan. "Kami melakukan yang mungkin dan yang tidak mungkin untuk kemenangan dan pelestarian nyawa personel dan warga sipil di segala arah," kata Zaluzhniy. "Percayalah pada Angkatan Bersenjata Ukraina!" tandasnya.
Dalam permohonan terakhirnya untuk dukungan internasional, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan kepada parlemen Korea Selatan, ada puluhan ribu orang tewas di Mariupol, angka yang belum dikonfirmasi secara independen.
Setelah menarik pasukan dari Ukraina utara, termasuk pinggiran kota Kiev yang tersisa di bawah pendudukannya, Rusia sekarang mengatakan tujuan utamanya adalah Ukraina timur. Ini menuntut Kiev menyerahkan kendali atas petak-petak wilayah di sana, yang dikenal sebagai Donbas, kepada para pejuang separatis.
Kiev mengatakan, itu artinya mereka harus bersiap untuk pertempuran baru. "Kami memperkirakan bahwa pertempuran aktif akan dimulai di daerah-daerah ini dalam waktu terdekat," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Ukraina, Oleksandr Motuzyanyk, seperti dikutip dari Reuters.
Sementara seorang pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan, Washington yakin Rusia sedang mencoba untuk memperkuat dan memasok pasukannya di Donbas. Hadiah terbesar yang ingin diraih Rusia di Donbas adalah Mariupol, pelabuhan timur utama, tempat ribuan orang diyakini tewas dalam pengepungan hampir tujuh minggu.
Jika Rusia akhirnya merebutnya, itu bisa lebih baik menghubungkan pasukan yang maju dari timur dengan pasukan dari Krimea, dan mengalihkan fokus mereka ke upaya baru untuk mengepung pasukan utama Ukraina di timur.
Panglima militer Ukraina, Jenderal Valeriy Zaluzhnyi, bersikeras bahwa para pembela Mariupol masih bertahan. "Kami melakukan yang mungkin dan yang tidak mungkin untuk kemenangan dan pelestarian nyawa personel dan warga sipil di segala arah," kata Zaluzhniy. "Percayalah pada Angkatan Bersenjata Ukraina!" tandasnya.
Dalam permohonan terakhirnya untuk dukungan internasional, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan kepada parlemen Korea Selatan, ada puluhan ribu orang tewas di Mariupol, angka yang belum dikonfirmasi secara independen.
tulis komentar anda