AS Peringatkan Tindakan Sewenang-wenang Pembatasan COVID-19 di China

Sabtu, 09 April 2022 - 22:49 WIB
AS Peringatkan Tindakan Sewenang-wenang Pembatasan COVID-19 di China. FOTO/Reuters
SHANGHAI - Amerika Serikat (AS) pada Sabtu (9/4/2022) memperingatkan tindakan "sewenang-wenang" COVID-19 di China . AS juga mengatakan akan membiarkan beberapa staf meninggalkan konsulat Shanghai di tengah lonjakan infeksi di kota besar yang terkunci itu.

“Departemen Luar Negeri AS sekarang akan mengizinkan karyawan yang tidak penting untuk meninggalkan konsulatnya di Shanghai karena lonjakan kasus COVID-19 dan dampak pembatasan terkait dengan tanggapan," kata juru bicara kedutaan AS dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari AFP.



Pernyataan itu memperingatkan warga untuk mempertimbangkan kembali bepergian ke China, karena penegakan hukum setempat yang sewenang-wenang dan pembatasan terkait COVID-19. Ditambahkan pula bahwa kedutaan di Beijing telah menyampaikan keprihatinannya atas tindakan tersebut dengan pemerintah China.

Hingga Maret, China telah menjaga kasus tetap rendah dengan penguncian cepat, pengujian massal, dan pembatasan perjalanan. Tetapi lebih dari 100.000 kasus telah dilaporkan di Shanghai sejak Maret dalam pengujian kebijakan ketat nol-COVID negara itu.



Sekitar 25 juta penduduk kota itu dikurung secara bertahap minggu lalu, memicu keluhan kekurangan makanan dan video viral dari penduduk yang tidak puas bentrok dengan pejabat. Shanghai melaporkan lebih dari 23.000 infeksi baru pada Sabtu - sebagian besar tanpa gejala, terhitung lebih dari 90 persen infeksi domestik baru di negara itu.



“Pemerintah kota telah menyiapkan ribuan tempat tidur baru di lebih dari 100 rumah sakit darurat,” kata wakil walikota Shanghai Zong Ming dalam konferensi pers Sabtu.

Yang terbesar di antaranya, rumah sakit dengan 50.000 tempat tidur di Pusat Pameran dan Konvensi Nasional, dibuka Sabtu menurut kantor berita negara Xinhua.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More