Warga Bucha Tewas Dibantai, Biden Desak Putin Diadili atas Kejahatan Perang
Selasa, 05 April 2022 - 04:11 WIB
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Senin (4/4/2022) menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan kejahatan perang dan menyerukan pemimpin Rusia itu untuk diadili.
Tuduhan Biden ini menambah deras kecaman global atas pembunuhan warga sipil di kota Bucha, Ukraina, ketika lebih banyak gambar dari kematian mereka yang muncul.
"Anda melihat apa yang terjadi di Bucha," kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih. "Ini menjamin dia adalah penjahat perang," lanjut Biden, seperti dikutip dari Reuters.
Penemuan kuburan massal dan mayat terikat ditembak dari jarak dekat di Bucha, di luar Kiev, sebuah kota yang direbut kembali oleh pasukan Ukraina dari pasukan Rusia, tampaknya akan memicu AS dan Eropa untuk menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Moskow.
"Kami harus mengumpulkan informasi. Kami harus terus menyediakan senjata yang dibutuhkan Ukraina untuk melanjutkan pertempuran. Dan, kami harus mendapatkan semua detailnya, sehingga ini bisa menjadi kenyataan, mengadakan pengadilan kejahatan perang," papar Biden.
“Putin brutal. Dan, apa yang terjadi di Bucha keterlaluan, dan semua orang melihatnya," kata Biden ketika utusan PBB-nya mengumumkan Washington akan meminta penangguhan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB.
Kremlin dengan tegas membantah tuduhan terkait pembunuhan warga sipil, termasuk di Bucha. Kremlin menyebut, kuburan dan mayat telah direkayasa oleh Ukraina untuk menodai Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut pembunuhan itu sebagai "genosida" dalam pidatonya dari Bucha pada hari Senin, ketika wartawan memasuki kota dan mendokumentasikan kehancurannya.
Sementara Pejabat pertahanan AS mengatakan, Pentagon tidak dapat secara independen mengkonfirmasi kekejaman terhadap warga sipil Ukraina tersebut.
Biden sebelumnya menyebut Putin sebagai penjahat perang, setelah invasi Moskow pada 24 Februari terhadap tetangganya - kata-kata yang dikatakan Kremlin semakin merusak hubungan AS-Rusia. Senat AS juga menyebut Putin sebagai penjahat perang dalam sebuah resolusi bulan lalu.
Tuduhan Biden ini menambah deras kecaman global atas pembunuhan warga sipil di kota Bucha, Ukraina, ketika lebih banyak gambar dari kematian mereka yang muncul.
"Anda melihat apa yang terjadi di Bucha," kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih. "Ini menjamin dia adalah penjahat perang," lanjut Biden, seperti dikutip dari Reuters.
Penemuan kuburan massal dan mayat terikat ditembak dari jarak dekat di Bucha, di luar Kiev, sebuah kota yang direbut kembali oleh pasukan Ukraina dari pasukan Rusia, tampaknya akan memicu AS dan Eropa untuk menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Moskow.
"Kami harus mengumpulkan informasi. Kami harus terus menyediakan senjata yang dibutuhkan Ukraina untuk melanjutkan pertempuran. Dan, kami harus mendapatkan semua detailnya, sehingga ini bisa menjadi kenyataan, mengadakan pengadilan kejahatan perang," papar Biden.
“Putin brutal. Dan, apa yang terjadi di Bucha keterlaluan, dan semua orang melihatnya," kata Biden ketika utusan PBB-nya mengumumkan Washington akan meminta penangguhan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB.
Kremlin dengan tegas membantah tuduhan terkait pembunuhan warga sipil, termasuk di Bucha. Kremlin menyebut, kuburan dan mayat telah direkayasa oleh Ukraina untuk menodai Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut pembunuhan itu sebagai "genosida" dalam pidatonya dari Bucha pada hari Senin, ketika wartawan memasuki kota dan mendokumentasikan kehancurannya.
Sementara Pejabat pertahanan AS mengatakan, Pentagon tidak dapat secara independen mengkonfirmasi kekejaman terhadap warga sipil Ukraina tersebut.
Biden sebelumnya menyebut Putin sebagai penjahat perang, setelah invasi Moskow pada 24 Februari terhadap tetangganya - kata-kata yang dikatakan Kremlin semakin merusak hubungan AS-Rusia. Senat AS juga menyebut Putin sebagai penjahat perang dalam sebuah resolusi bulan lalu.
(esn)
tulis komentar anda