Rusia Tuntut Pertemuan Dewan Keamanan PBB Bahas Situasi di Bucha

Senin, 04 April 2022 - 18:14 WIB
Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia sebelumnya mengecam foto dan rekaman video yang diduga menunjukkan mayat warga sipil yang tersebar di jalan-jalan Bucha seperti yang dilakukan otoritas Ukraina untuk menyebarkannya di media Barat dan menuduh pasukan Rusia membunuh mereka.

Kementerian Pertahanan menunjukkan bahwa pasukan Rusia meninggalkan kota pada 30 Maret dan wali kota melaporkan tidak ada mayat di jalan-jalan ketika dia mengkonfirmasi keberangkatan tentara Rusia pada hari berikutnya.

Kementerian Rusia juga mencatat penduduk Bucha memiliki akses ke jaringan seluler selama Angkatan Darat Rusia tinggal di sana.

“Rekaman dan foto-foto itu baru muncul empat hari kemudian, ketika Dinas Keamanan Ukraina dan media tiba di Bucha,” ungkap pernyataan Kemhan Rusia.

Ukraina sebelumnya menuduh pasukan Rusia membunuh warga sipil di Bucha menggunakan rekaman itu, yang diduga ditembak di salah satu jalan kota dan konon menunjukkan mayat beberapa korban sebagai bukti kejahatan.

Beberapa negara di Barat, termasuk Inggris, bergegas menuduh Rusia meskipun ada inkonsistensi dalam pelaporan Kiev dan kurangnya penyelidikan menyeluruh atas dugaan insiden tersebut.

Kementerian Pertahanan Rusia menekankan tidak ada penduduk Bucha yang dilukai oleh tentara Rusia saat mereka berada di sana.

Pernyataan kementerian juga mencatat bahwa penduduk kota diizinkan pergi melalui koridor kemanusiaan dan bagian selatan kota secara rutin ditembaki pasukan Ukraina.

Pasukan Rusia, yang melakukan operasi militer khusus negara itu di Ukraina sejak 24 Februari, mundur dari Bucha pada 30 Maret sebagai bagian dari langkah-langkah de-eskalasi yang dilakukan secara sukarela oleh Moskow untuk memfasilitasi negosiasi damai dengan Ukraina.

Kepala delegasi diplomatik Rusia mencatat Kremlin menyadari bahwa pengambil keputusan tertentu berada di Kiev dan karenanya memilih untuk secara signifikan mengurangi operasi militer Rusia ke arah Kiev.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More