2 Negosiator Ukraina dan Miliarder Rusia Abramovich Diduga Diracun
Selasa, 29 Maret 2022 - 07:24 WIB
Namun, pejabat Ukraina skeptis terhadap laporan tersebut. Penasihat Presiden Ukraina Mikhail Podolyak mengatakan kepada Reuters, "Ada banyak spekulasi, berbagai teori konspirasi."
Rustem Umerov, yang diduga salah satu dari tiga orang yang terkena dampak, mengatakan orang tidak boleh mempercayai "informasi yang tidak diverifikasi."
Investigasi ini diselenggarakan Christo Grozev dari Bellingcat, yang oleh WSJ digambarkan sebagai “sumber terbuka kolektif.”
Bellingcat telah mengklaim keterlibatan Rusia dalam dugaan peracunan 2018 terhadap Sergey dan Yulia Skripal di Inggris dan aktivis Alexey Navalny pada 2020.
Rusia menetapkannya sebagai agen asing pada Desember 2020, mengutip hubungan Bellingcat dengan badan-badan intelijen Barat dan pendanaan oleh Amerika Serikat (AS), Inggris dan pemerintah Belanda.
“Bellingcat dapat mengkonfirmasi bahwa tiga anggota delegasi yang menghadiri pembicaraan damai antara Ukraina dan Rusia pada malam 3 hingga 4 Maret 2022 mengalami gejala yang konsisten dengan keracunan dengan senjata kimia. Salah satu korbannya adalah pengusaha Rusia Roman Abramovich," tweet organisasi itu pada Senin.
“Itu tidak dimaksudkan untuk membunuh, itu hanya peringatan,” papar Grozev kepada WSJ.
Dia mengatakan dia melihat foto Abramovich dan negosiator Ukraina yang membuatnya mencurigai satu serangan, tetapi tidak dapat memperoleh sampel pada waktu yang tepat.
Pada saat ahli forensik Jerman dapat melakukan pemeriksaan, terlalu banyak waktu telah berlalu untuk mendeteksi racun yang dicurigai, menurut Grozev.
Mengutip orang-orang yang mengetahui masalah ini, WSJ mengatakan para ahli Barat tidak dapat menentukan apakah gejala tersebut disebabkan oleh bahan kimia atau biologis, atau “semacam serangan radiasi elektromagnetik”.
Rustem Umerov, yang diduga salah satu dari tiga orang yang terkena dampak, mengatakan orang tidak boleh mempercayai "informasi yang tidak diverifikasi."
Investigasi ini diselenggarakan Christo Grozev dari Bellingcat, yang oleh WSJ digambarkan sebagai “sumber terbuka kolektif.”
Bellingcat telah mengklaim keterlibatan Rusia dalam dugaan peracunan 2018 terhadap Sergey dan Yulia Skripal di Inggris dan aktivis Alexey Navalny pada 2020.
Rusia menetapkannya sebagai agen asing pada Desember 2020, mengutip hubungan Bellingcat dengan badan-badan intelijen Barat dan pendanaan oleh Amerika Serikat (AS), Inggris dan pemerintah Belanda.
“Bellingcat dapat mengkonfirmasi bahwa tiga anggota delegasi yang menghadiri pembicaraan damai antara Ukraina dan Rusia pada malam 3 hingga 4 Maret 2022 mengalami gejala yang konsisten dengan keracunan dengan senjata kimia. Salah satu korbannya adalah pengusaha Rusia Roman Abramovich," tweet organisasi itu pada Senin.
“Itu tidak dimaksudkan untuk membunuh, itu hanya peringatan,” papar Grozev kepada WSJ.
Dia mengatakan dia melihat foto Abramovich dan negosiator Ukraina yang membuatnya mencurigai satu serangan, tetapi tidak dapat memperoleh sampel pada waktu yang tepat.
Pada saat ahli forensik Jerman dapat melakukan pemeriksaan, terlalu banyak waktu telah berlalu untuk mendeteksi racun yang dicurigai, menurut Grozev.
Mengutip orang-orang yang mengetahui masalah ini, WSJ mengatakan para ahli Barat tidak dapat menentukan apakah gejala tersebut disebabkan oleh bahan kimia atau biologis, atau “semacam serangan radiasi elektromagnetik”.
Lihat Juga :
tulis komentar anda