Slovakia Bersedia Suplai S-300 ke Ukraina, Tapi Minta NATO Kirim Gantinya

Jum'at, 18 Maret 2022 - 06:06 WIB
Slovakia Bersedia Suplai S-300 ke Ukraina, Tapi Minta NATO Kirim Gantinya. FOTO/the drive
BRATISLAVA - Menteri Pertahanan Slovakia , Jaroslav Nad mengatakan pada Kamis (17/3/2022), negaranya bersedia memberikan sistem pertahanan udara S-300 kepada Ukraina jika sekutu NATO menemukan penggantinya.

“Kami telah berdiskusi dengan Amerika Serikat (AS), Ukraina dan juga sekutu lainnya tentang kemungkinan untuk menyebarkan, mengirim, atau memberikan S-300 ke Ukraina dan kami bersedia untuk melakukannya,” kata Nad pada konferensi pers, seperti dikutip dari Reuters.



"Tapi, (Slovakia) bersedia melakukannya segera ketika kami memiliki pengganti yang tepat," tambahnya. Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, yang berbicara bersama Nad, menolak mengatakan apakah AS mungkin bersedia mengisi kesenjangan tersebut.

"Saya tidak punya pengumuman untuk Anda sore ini. Ini adalah hal-hal yang akan terus kami kerjakan dengan semua sekutu kami. Dan tentu saja ini bukan hanya masalah AS, ini masalah NATO," kata Austin, tanpa menjelaskan lebih lanjut.



Sebelumnya, Ukraina telah mengimbau pada negara-negara Barat untuk mengirim sistem pertahanan udara guna membantu mengusir serangan militer Rusia, yang saat ini telah memasuki pekan ke empat. Sistem pertahanan udara S-300 buatan Rusia yang dimiliki Slovakia sangat dicari oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.



Sebagai Anggota NATO, Slovakia memiliki satu baterai sistem pertahanan udara S-300, yang diwarisi dari era Soviet setelah pecahnya Cekoslowakia pada tahun 1993. Slovakia mengharapkan untuk mendapatkan sistem pertahanan rudal Patriot sebagai bagian dari kelompok pertempuran NATO.

Sistem pertahanan rudal Patriot baru saja disetujui untuk dikerahkan ke Slovakia sebagai bagian dari bala bantuan NATO di sisi timur aliansi. Tetapi, Slovakia tidak melihat langkah itu sebagai cukup, mengingat itu tidak akan menjadi sistem milik mereka dan tidak jelas berapa lama akan berbasis di negara itu.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More