Terungkap, Penerbangan Bantuan Kemanusiaan ke Ukraina Dipenuhi Senjata

Rabu, 16 Maret 2022 - 12:45 WIB
Serikat pekerja menggelar unjuk rasa di Italia. Foto/©usb.it
PISA - Salah satu serikat pekerja terbesar Italia menyerukan unjuk rasa di luar bandara Pisa pada Sabtu (12/3/2022). Alasannya, mereka menerima informasi dari beberapa karyawan bahwa penerbangan bantuan ke Ukraina justru mengangkut senjata dan amunisi, bukan makanan dan obat-obatan.

Beberapa pekerja di bandara Galileo Galilei menolak memuat barang-barang ke salah satu penerbangan kargo yang diiklankan membawa bantuan kemanusiaan ke Ukraina.

“Peti-peti bantuan itu tidak berisi makanan dan obat-obatan melainkan senjata, amunisi dan bahan peledak,” ungkap pernyataan serikat pekerja Unione Sindacale di Base (USB) pada Senin malam.





“Kami sangat mengecam pemalsuan langsung ini, yang secara sinis menggunakan bantuan ‘kemanusiaan’ sebagai kedok untuk memicu perang di Ukraina,” papar USB, dilansir RT.com pada Selasa (15/3/2022).



Serikat pekerja mengatakan para pekerja menolak memuat pasokan militer karena itu akan menyebabkan kematian rekan-rekan mereka di Ukraina yaitu, mereka yang bekerja di pangkalan yang ditargetkan oleh serangan rudal Rusia, di mana senjata yang diproses melalui pangkalan Amerika Serikat (AS) dan NATO di Polandia dikirimkan.



Francesca Donato, anggota Parlemen Eropa Italia, mengomentari pernyataan serikat pekerja tersebut dengan meminta pemerintah di Roma “mengklarifikasi” apa yang terjadi.

Sementara itu, para pekerja pelabuhan di pelabuhan terdekat Livorno bergabung dengan protes pada Selasa. Mereka memuji rekan-rekan bandara mereka karena membela nilai-nilai mereka.

"Kami berdiri di samping rakyat Ukraina, Donbass dan Rusia serta kami tidak ingin terlibat dalam konflik ini," tegas USB Porto Livorno dalam pernyataan.

USB menyerukan kontrol lalu lintas udara bandara Pisa untuk "segera memblokir penerbangan kematian yang menyamar sebagai bantuan kemanusiaan."

Unjuk rasa dengan slogan "jembatan perdamaian, bukan penerbangan perang" dijadwalkan digelar di luar bandara pada Sabtu, 19 Maret 2022.

Serikat pekerja juga meminta semua pekerja menolak memuat senjata dan bahan peledak, dan segera melakukan gencatan senjata dan pembicaraan damai untuk mengakhiri konflik di Ukraina.

Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 23 Februari, dengan mengatakan mereka perlu melakukan demiliterisasi dan “denazifikasi” pemerintah di Kiev yang menginginkan keanggotaan NATO dan senjata nuklir.

Pemerintah Ukraina menuduh Rusia melakukan serangan yang tidak beralasan. NATO telah menjanjikan bantuan militer dan kemanusiaan ke Kiev, sambil memberlakukan embargo yang meluas terhadap Rusia.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More