Delegasi AS Sambangi Taiwan, China: Washington Akan Membayar Harga yang Mahal
Rabu, 02 Maret 2022 - 19:59 WIB
BEIJING - Pemerintah China telah memperingatkan bahwa Washington dapat "membayar harga yang mahal" atas intervensi lanjutan di Taiwan . Ancaman itu dilontarkan setelah delegasi Amerika Serikat (AS) berkunjung untuk menyuarakan dukungan bagi pulau itu, dan sebuah kapal perusak Amerika berlayar melewati Selat Taiwan .
Dipimpin oleh pensiunan laksamana angkatan laut dan mantan ketua Kepala Staf Gabungan Mike Mullen, bersama beberapa pejabat pertahanan Amerika lainnya, delegasi AS tiba di pulau itu pada Selasa untuk menunjukkan dukungan kuat berkelanjutan Washington untuk Taiwan, kata seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya kepada Reuters. Rombongan diterima oleh Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu dan nantinya akan bertemu dengan Presiden Tsai Ing-wen.
Ditanya tentang kunjungan ke Taiwan, yang dianggap Beijing sebagai bagian dari wilayahnya sendiri, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin berpendapat bahwa setiap dukungan untuk pulau itu secara langsung bertentangan dengan kesepakatan bilateral dengan Washington, di mana AS telah setuju untuk menghormati 'Kebijakan Satu China' yang mengakui Taiwan sebagai bagian tak terpisahkan dari wilayah China.
"Upaya AS untuk menunjukkan dukungan kepada Taiwan akan sia-sia, tidak peduli siapa yang dikirim AS,” katanya.
"Hentikan semua bentuk interaksi resmi dengan Taiwan, dan menangani masalah terkait Taiwan dengan cara yang bijaksana, agar tidak semakin merusak kepentingan yang lebih besar dari hubungan China-AS serta perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan,” desaknya seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (2/3/2022).
Hanya beberapa hari sebelum jamuan makan di Taiwan, sebuah kapal perusak berpeluru kendali AS melakukan apa yang sekarang dianggap Pentagon sebagai transit "rutin" melalui selat itu, yang terbaru dalam serangkaian langkah serupa di bawah pemerintahan Joe Biden, yang berulang kali dikecam sebagai provokatif oleh Beijing.
Wang memperingatkan bahwa kehadiran militer AS yang berkelanjutan di kawasan itu dapat menimbulkan konsekuensi yang mengerikan.
“Jika AS mencoba untuk mengintimidasi dan menekan China dengan cara ini, maka kami memiliki peringatan keras ini: apa yang disebut pencegahan militer akan direduksi menjadi besi tua ketika menghadapi tembok besar baja dari 1,4 miliar warga China,” ia memperingatkan.
Ia menambahkan bahwa Washington bisa "membayar harga yang mahal untuk tindakan petualangnya."
Ketika Mullen dan pejabat keamanan nasional saat ini dan eks pejabat lainnya, termasuk Michele Flournoy yang hawkish, mendarat di Taipei pada hari Selasa, Pentagon mengadakan briefing untuk wartawan yang menguraikan pendekatannya terhadap kebijakan China, mencatat bahwa Taiwan tetap menjadi prioritas.
“Dukungan kami untuk Taiwan sangat kuat,” kata Mara Karlin, asisten menteri pertahanan untuk strategi, rencana dan kemampuan AS.
Ia menambahkan bahwa Washington telah memberikan bantuan militer sekitar USD18 miliar dalam beberapa tahun terakhir dan akan terus meningkatkan pertahanan pulau itu.
Dipimpin oleh pensiunan laksamana angkatan laut dan mantan ketua Kepala Staf Gabungan Mike Mullen, bersama beberapa pejabat pertahanan Amerika lainnya, delegasi AS tiba di pulau itu pada Selasa untuk menunjukkan dukungan kuat berkelanjutan Washington untuk Taiwan, kata seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya kepada Reuters. Rombongan diterima oleh Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu dan nantinya akan bertemu dengan Presiden Tsai Ing-wen.
Ditanya tentang kunjungan ke Taiwan, yang dianggap Beijing sebagai bagian dari wilayahnya sendiri, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin berpendapat bahwa setiap dukungan untuk pulau itu secara langsung bertentangan dengan kesepakatan bilateral dengan Washington, di mana AS telah setuju untuk menghormati 'Kebijakan Satu China' yang mengakui Taiwan sebagai bagian tak terpisahkan dari wilayah China.
"Upaya AS untuk menunjukkan dukungan kepada Taiwan akan sia-sia, tidak peduli siapa yang dikirim AS,” katanya.
"Hentikan semua bentuk interaksi resmi dengan Taiwan, dan menangani masalah terkait Taiwan dengan cara yang bijaksana, agar tidak semakin merusak kepentingan yang lebih besar dari hubungan China-AS serta perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan,” desaknya seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (2/3/2022).
Hanya beberapa hari sebelum jamuan makan di Taiwan, sebuah kapal perusak berpeluru kendali AS melakukan apa yang sekarang dianggap Pentagon sebagai transit "rutin" melalui selat itu, yang terbaru dalam serangkaian langkah serupa di bawah pemerintahan Joe Biden, yang berulang kali dikecam sebagai provokatif oleh Beijing.
Baca Juga
Wang memperingatkan bahwa kehadiran militer AS yang berkelanjutan di kawasan itu dapat menimbulkan konsekuensi yang mengerikan.
“Jika AS mencoba untuk mengintimidasi dan menekan China dengan cara ini, maka kami memiliki peringatan keras ini: apa yang disebut pencegahan militer akan direduksi menjadi besi tua ketika menghadapi tembok besar baja dari 1,4 miliar warga China,” ia memperingatkan.
Ia menambahkan bahwa Washington bisa "membayar harga yang mahal untuk tindakan petualangnya."
Ketika Mullen dan pejabat keamanan nasional saat ini dan eks pejabat lainnya, termasuk Michele Flournoy yang hawkish, mendarat di Taipei pada hari Selasa, Pentagon mengadakan briefing untuk wartawan yang menguraikan pendekatannya terhadap kebijakan China, mencatat bahwa Taiwan tetap menjadi prioritas.
Baca Juga
“Dukungan kami untuk Taiwan sangat kuat,” kata Mara Karlin, asisten menteri pertahanan untuk strategi, rencana dan kemampuan AS.
Ia menambahkan bahwa Washington telah memberikan bantuan militer sekitar USD18 miliar dalam beberapa tahun terakhir dan akan terus meningkatkan pertahanan pulau itu.
(ian)
tulis komentar anda