Suriah: Barat Tak akan Ragu Mempersenjatai Iblis Melawan Rusia
Selasa, 01 Maret 2022 - 12:46 WIB
DAMASKUS - Badan khusus Amerika Serikat (AS) dapat mengirim anggota Negara Islam (ISIS), serta kelompok teroris lainnya di Suriah, ke Ukraina.
Tuduhan itu diungkapkan Wakil Menteri Luar Negeri (Menlu) Suriah Bashar Jaafari kepada Sputnik. Dalam kalimat yang keras dia menyatakan Barat tak akan ragu-ragu mempersenjatai iblis untuk melawan Rusia.
“Berdasarkan analisis, kami dapat mengatakan bahwa ini sangat mungkin benar. Kami, sebagai satu negara, memiliki bukti bahwa militer AS di Suriah memindahkan teroris dari satu tempat ke tempat lain, terutama anggota ISIS dan Jabhat al-Nusra,” ungkap Jafari, dilansir Sputnik pada Selasa (1/3/2022).
Dia berpendapat AS telah memindahkan teroris dari Suriah ke Afghanistan dan Burkina-Faso serta penggunaan tentara bayaran adalah praktik AS yang sudah biasa dilakukan.
"Jadi orang tidak perlu heran, dan kami tidak mengecualikan, bahwa besok teroris ISIS akan dikirim ke Ukraina," papar Jaafari.
Dia menambahkan, negara-negara Barat telah mendukung kelompok radikal nasionalis atau neo-nazi di Ukraina.
"Bertahun-tahun kemudian (setelah Perang Dunia II) orang-orang muncul yang menyatakan kesiapan mereka untuk mendukung neo-Nazi di Ukraina,” papar dia.
Dia menegaskan, “Tetapi mereka menerima dukungan dari negara-negara ini dan dukungan dari layanan khusus hanya karena mereka melawan Rusia. Barat tidak akan ragu-ragu untuk mempersenjatai iblis melawan Rusia jika itu untuk kepentingan mereka."
Wakil Menteri Luar Negeri Suriah berpendapat jika Rusia memiliki "sekutu nyata" dalam Perang Dunia II, mereka (Barat) tidak akan mendukung neo-Nazi hari ini.
Pada Minggu, Menteri Luar Negeri Uni Eropa setuju memasok senjata senilai 450 juta euro ke Ukraina.
Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Josep Borrell mengatakan kepada wartawan setelah pertemuan virtual Dewan Urusan Luar Negeri UE pada Minggu malam bahwa bantuan itu juga akan mencakup 50 juta euro untuk pasokan tidak mematikan, seperti bahan bakar dan peralatan pelindung. UE juga akan menyediakan pesawat tempur ke Kiev.
AS, Kanada dan Australia juga telah menyetujui bantuan pertahanan mematikan ke Ukraina.
Rusia melancarkan operasi militer di Ukraina pada akhir Februari, menyusul permintaan bantuan dari dua republik rakyat di Donbass yang menyatakan kemerdekaan.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan operasi itu hanya menargetkan infrastruktur militer Ukraina dan penduduk sipil tidak dalam bahaya.
Moskow mengatakan tidak memiliki rencana menduduki Ukraina dan tujuan operasinya adalah untuk menyelamatkan penduduk sipil dari genosida dan membebaskan Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk (DPR dan LPR), termasuk melalui demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina.
Tuduhan itu diungkapkan Wakil Menteri Luar Negeri (Menlu) Suriah Bashar Jaafari kepada Sputnik. Dalam kalimat yang keras dia menyatakan Barat tak akan ragu-ragu mempersenjatai iblis untuk melawan Rusia.
“Berdasarkan analisis, kami dapat mengatakan bahwa ini sangat mungkin benar. Kami, sebagai satu negara, memiliki bukti bahwa militer AS di Suriah memindahkan teroris dari satu tempat ke tempat lain, terutama anggota ISIS dan Jabhat al-Nusra,” ungkap Jafari, dilansir Sputnik pada Selasa (1/3/2022).
Dia berpendapat AS telah memindahkan teroris dari Suriah ke Afghanistan dan Burkina-Faso serta penggunaan tentara bayaran adalah praktik AS yang sudah biasa dilakukan.
"Jadi orang tidak perlu heran, dan kami tidak mengecualikan, bahwa besok teroris ISIS akan dikirim ke Ukraina," papar Jaafari.
Dia menambahkan, negara-negara Barat telah mendukung kelompok radikal nasionalis atau neo-nazi di Ukraina.
"Bertahun-tahun kemudian (setelah Perang Dunia II) orang-orang muncul yang menyatakan kesiapan mereka untuk mendukung neo-Nazi di Ukraina,” papar dia.
Dia menegaskan, “Tetapi mereka menerima dukungan dari negara-negara ini dan dukungan dari layanan khusus hanya karena mereka melawan Rusia. Barat tidak akan ragu-ragu untuk mempersenjatai iblis melawan Rusia jika itu untuk kepentingan mereka."
Wakil Menteri Luar Negeri Suriah berpendapat jika Rusia memiliki "sekutu nyata" dalam Perang Dunia II, mereka (Barat) tidak akan mendukung neo-Nazi hari ini.
Pada Minggu, Menteri Luar Negeri Uni Eropa setuju memasok senjata senilai 450 juta euro ke Ukraina.
Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Josep Borrell mengatakan kepada wartawan setelah pertemuan virtual Dewan Urusan Luar Negeri UE pada Minggu malam bahwa bantuan itu juga akan mencakup 50 juta euro untuk pasokan tidak mematikan, seperti bahan bakar dan peralatan pelindung. UE juga akan menyediakan pesawat tempur ke Kiev.
AS, Kanada dan Australia juga telah menyetujui bantuan pertahanan mematikan ke Ukraina.
Rusia melancarkan operasi militer di Ukraina pada akhir Februari, menyusul permintaan bantuan dari dua republik rakyat di Donbass yang menyatakan kemerdekaan.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan operasi itu hanya menargetkan infrastruktur militer Ukraina dan penduduk sipil tidak dalam bahaya.
Moskow mengatakan tidak memiliki rencana menduduki Ukraina dan tujuan operasinya adalah untuk menyelamatkan penduduk sipil dari genosida dan membebaskan Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk (DPR dan LPR), termasuk melalui demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina.
(sya)
tulis komentar anda