Rusia Veto Tuntutan PBB agar Berhenti Serang Ukraina
Sabtu, 26 Februari 2022 - 14:39 WIB
NEW YORK - Rusia memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut agar Moskow segera menghentikan serangannya terhadap Ukraina dan menarik semua pasukan. Ini adalah "kekalahan" yang tidak dapat dihindari oleh Amerika Serikat (AS) dan para pendukungnya, tetapi dikatakan akan menyoroti isolasi global terhadap Rusia.
Dalam voting, 11 negara mendukung resolusi dengan Rusia memilih tidak dan China, India serta Uni Emirat Arab memilih abstain. Ini menunjukkan oposisi yang signifikan tetapi tidak total terhadap invasi Presiden Rusia Vladimir Putin ke negara tetangganya yang lebih kecil dan lebih lemah secara militer.
Kegagalan resolusi tersebut membuka jalan bagi para pendukungnya untuk menyerukan pemungutan suara cepat pada resolusi serupa di Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 orang, di mana tidak ada veto. Belum diketahui jadwal untuk pemungutan suara majelis.
Pemungutan suara ditunda selama dua jam ketika AS dan Albania, yang mensponsori bersama resolusi tersebut, dan para pendukungnya bergegas melobi negara-negara yang ragu mendukung resolusi tersebut di belakang layar. Keputusan China untuk abstain, daripada menggunakan hak vetonya bersama sekutunyaa Rusia, dipandang sebagai pencapaian diplomatik.
“Tidak mengherankan, Rusia menggunakan hak vetonya hari ini dalam upaya untuk melindungi perang Rusia yang direncanakan, tidak beralasan, tidak dapat dibenarkan dan tidak berbudi luhur di Ukraina,” kata Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield.
"Tetapi izinkan saya menjelaskan satu hal: Rusia, Anda dapat memveto resolusi ini, tetapi Anda tidak dapat memveto suara kami. Anda tidak dapat memveto kebenaran. Anda tidak dapat memveto prinsip kami. Anda tidak dapat memveto rakyat Ukraina," serunya seperti dikutip dari AP, Sabtu (26/2/2022).
Sebagai tanggapan, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia menegaskan kembali klaim negaranya bahwa mereka membela orang-orang di Ukraina timur, di mana separatis yang didukung Rusia telah memerangi pemerintah selama delapan tahun. Dia menuduh Barat mengabaikan pelanggaran Ukraina di sana.
“Anda telah menjadikan Ukraina pion dalam permainan geopolitik Anda, tanpa mempedulikan kepentingan rakyat Ukraina apa pun,” katanya, menyebut resolusi yang gagal itu tidak lain adalah langkah brutal dan tidak manusiawi lainnya di papan catur Ukraina ini.
Sementara itu Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun mengatakan China abstain karena semua upaya harus dilakukan untuk solusi diplomatik dan tanggapan dari Dewan Keamanan harus diambil dengan sangat hati-hati daripada menambahkan bahan bakar ke api.
Dalam voting, 11 negara mendukung resolusi dengan Rusia memilih tidak dan China, India serta Uni Emirat Arab memilih abstain. Ini menunjukkan oposisi yang signifikan tetapi tidak total terhadap invasi Presiden Rusia Vladimir Putin ke negara tetangganya yang lebih kecil dan lebih lemah secara militer.
Kegagalan resolusi tersebut membuka jalan bagi para pendukungnya untuk menyerukan pemungutan suara cepat pada resolusi serupa di Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 orang, di mana tidak ada veto. Belum diketahui jadwal untuk pemungutan suara majelis.
Pemungutan suara ditunda selama dua jam ketika AS dan Albania, yang mensponsori bersama resolusi tersebut, dan para pendukungnya bergegas melobi negara-negara yang ragu mendukung resolusi tersebut di belakang layar. Keputusan China untuk abstain, daripada menggunakan hak vetonya bersama sekutunyaa Rusia, dipandang sebagai pencapaian diplomatik.
“Tidak mengherankan, Rusia menggunakan hak vetonya hari ini dalam upaya untuk melindungi perang Rusia yang direncanakan, tidak beralasan, tidak dapat dibenarkan dan tidak berbudi luhur di Ukraina,” kata Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield.
"Tetapi izinkan saya menjelaskan satu hal: Rusia, Anda dapat memveto resolusi ini, tetapi Anda tidak dapat memveto suara kami. Anda tidak dapat memveto kebenaran. Anda tidak dapat memveto prinsip kami. Anda tidak dapat memveto rakyat Ukraina," serunya seperti dikutip dari AP, Sabtu (26/2/2022).
Sebagai tanggapan, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia menegaskan kembali klaim negaranya bahwa mereka membela orang-orang di Ukraina timur, di mana separatis yang didukung Rusia telah memerangi pemerintah selama delapan tahun. Dia menuduh Barat mengabaikan pelanggaran Ukraina di sana.
“Anda telah menjadikan Ukraina pion dalam permainan geopolitik Anda, tanpa mempedulikan kepentingan rakyat Ukraina apa pun,” katanya, menyebut resolusi yang gagal itu tidak lain adalah langkah brutal dan tidak manusiawi lainnya di papan catur Ukraina ini.
Sementara itu Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun mengatakan China abstain karena semua upaya harus dilakukan untuk solusi diplomatik dan tanggapan dari Dewan Keamanan harus diambil dengan sangat hati-hati daripada menambahkan bahan bakar ke api.
tulis komentar anda