Hari Pertama Invasi Rusia ke Ukraina Tewaskan 137 Orang dan 316 Terluka

Jum'at, 25 Februari 2022 - 08:15 WIB
Hari Pertama Invasi Rusia ke Ukraina Tewaskan 137 Orang dan 316 Terluka. FOTO/Reuters
KIEV - Presiden Ukraina , Volodymyr Zelensky mengatakan 137 warga Ukraina tewas di hari pertama invasi Rusia ke Ukraina , Kamis (24/2/2022). "Hari ini kami telah kehilangan 137 pahlawan kami, warga negara kami. Militer dan sipil," kata Zelensky dalam sebuah video, seperti dikutip dari AFP, Jumat (25/2/2022).

Ia juga menambahkan bahwa 316 orang lainnya terluka. Zelensky sendiri telah menyerukan wajib militer dan tentara cadangan di seluruh negeri untuk berperang dalam mobilisasi umum.



Pasukan Rusia yang menginvasi menekan jauh ke Ukraina, ketika pertempuran mematikan mencapai pinggiran Kyiv dan Barat menanggapi dengan sanksi hukuman. Rudal dan penembakan Rusia menghujani kota-kota Ukraina setelah Presiden Vladimir Putin melancarkan invasi darat dan serangan udara skala penuh.

Kementerian pertahanan Moskow mengatakan pasukannya telah "berhasil menyelesaikan" tujuan mereka untuk hari itu, sebelumnya mengklaim telah menghancurkan lebih dari 70 sasaran militer Ukraina, termasuk 11 lapangan udara.



Intelijen Barat mengatakan bahwa Rusia sedang berusaha untuk mengumpulkan "kekuatan luar biasa" di sekitar ibukota Ukraina dan bahwa Moskow telah membangun "superioritas udara sepenuhnya" atas Ukraina.



Saksi mata mengatakan kepada AFP bahwa pasukan terjun payung Rusia merebut kendali lapangan udara strategis Gostomel, di pinggiran barat laut Kyiv, setelah menukik dengan helikopter dan jet dari arah Belarus.

"Helikopter datang dan kemudian pertempuran dimulai. Mereka menembakkan senapan mesin, peluncur granat," kata warga Sergiy Storozhuk.

Serangan ini memaksa warga sipil untuk berlindung di sistem metro, dengan 100.000 orang mengungsi. Meski demikian, banyak warga Ukraina yang menolak untuk tunduk pada Rusia.

Olena Kurilo termasuk di antara 20 orang yang terluka oleh pecahan kaca yang beterbangan menyusul ledakan di kota Chuguiv, Ukraina timur. "Tidak pernah, dalam kondisi apa pun saya akan tunduk pada Putin. Lebih baik mati," kata guru berusia 52 tahun itu, wajahnya ditutupi perban.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(esn)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More