Bersiap Hidup Normal, 3 Negara Eropa Ini Longgarkan Pembatasan COVID-19
Kamis, 17 Februari 2022 - 15:20 WIB
BRUSSELS - Tiga negara di Eropa akan melonggarkan pembatasan COVID-19 dan bersiap untuk hidup normal. Mereka akan menyusul sejumlah negara Benua Biru lainya yang telah terlebih dahulu melakukan pelonggaran bahkan mencabut pembatasan COVID-19.
Negara pertama adalah Jerman . Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan negara Bavaria itu akan melonggarkan pembatasan COVID-19 karena gelombang infeksi dari varian virus Corona , Omicron , tampaknya telah melewati puncaknya.
Setelah pertemuan dengan para kepala negara bagian pada Rabu pagi, Scholz mengatakan Jerman siap untuk memandang ke depan dengan lebih percaya diri terkait COVID-19. Namun, dia mengingatkan bahwa pandemi belum berakhir.
“Setelah dua tahun yang panjang ini, kami pantas mendapatkan sesuatu yang entah bagaimana membaik lagi dan sepertinya itulah yang kami miliki di depan kami,” kata Scholz kepada wartawan setelah pertemuan seperti dilansir dari Al Jazeera, Kamis (17/2/2022).
Kemudian dalam sebuah tweet, Scholz mengatakan bahwa sementara jumlah infeksi tinggi, itu "tidak lagi meningkat".
“Kami sekarang dapat menarik pembatasan selangkah demi selangkah, tetapi kami harus terus berhati-hati,” katanya.
Pada Rabu kemarin, Jerman melaporkan 219.972 kasus baru virus Corona setiap hari, turun 6 persen dibandingkan dengan hari yang sama pekan lalu. Insiden infeksi tujuh hari per 100.000 orang juga turun menjadi 1.401 dari 1.438 pada hari Selasa.
Dalam rencana tiga tahap, pemerintah Jerman setuju untuk mencabut pembatasan pertemuan pribadi di dalam ruangan bagi mereka yang divaksinasi atau pulih dari virus dalam beberapa hari. Pemeriksaan bukti vaksinasi atau hasil tes negatif di toko non-esensial akan dihentikan, tetapi pemakaian masker tetap diperlukan.
Negara pertama adalah Jerman . Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan negara Bavaria itu akan melonggarkan pembatasan COVID-19 karena gelombang infeksi dari varian virus Corona , Omicron , tampaknya telah melewati puncaknya.
Setelah pertemuan dengan para kepala negara bagian pada Rabu pagi, Scholz mengatakan Jerman siap untuk memandang ke depan dengan lebih percaya diri terkait COVID-19. Namun, dia mengingatkan bahwa pandemi belum berakhir.
“Setelah dua tahun yang panjang ini, kami pantas mendapatkan sesuatu yang entah bagaimana membaik lagi dan sepertinya itulah yang kami miliki di depan kami,” kata Scholz kepada wartawan setelah pertemuan seperti dilansir dari Al Jazeera, Kamis (17/2/2022).
Kemudian dalam sebuah tweet, Scholz mengatakan bahwa sementara jumlah infeksi tinggi, itu "tidak lagi meningkat".
“Kami sekarang dapat menarik pembatasan selangkah demi selangkah, tetapi kami harus terus berhati-hati,” katanya.
Pada Rabu kemarin, Jerman melaporkan 219.972 kasus baru virus Corona setiap hari, turun 6 persen dibandingkan dengan hari yang sama pekan lalu. Insiden infeksi tujuh hari per 100.000 orang juga turun menjadi 1.401 dari 1.438 pada hari Selasa.
Dalam rencana tiga tahap, pemerintah Jerman setuju untuk mencabut pembatasan pertemuan pribadi di dalam ruangan bagi mereka yang divaksinasi atau pulih dari virus dalam beberapa hari. Pemeriksaan bukti vaksinasi atau hasil tes negatif di toko non-esensial akan dihentikan, tetapi pemakaian masker tetap diperlukan.
tulis komentar anda