Tak Mau Ganggu Rusia, Israel Tolak Jual Sistem Rudal Iron Dome ke Ukraina

Rabu, 16 Februari 2022 - 04:27 WIB
Tetapi beberapa di Kongres, yang ingin memberikan lebih banyak tekanan pada Biden, telah memasukkan amandemen yang dilampirkan pada RUU Pertahanan 2022 yang akan menekan Gedung Putih untuk menjual atau mentransfer sistem pertahanan udara dan rudal ke Ukraina, termasuk Iron Dome.

“Mengingat keinginan dan pengakuan bipartisan bahwa lebih banyak yang perlu dilakukan di front pertahanan udara terintegrasi untuk Ukraina, dan mengingat beberapa keputusan kebijakan pemerintah terhadap Ukraina baru-baru ini, ada keinginan untuk mencoba dan berbuat lebih banyak untuk membantu mereka daripada apa yang dilakukan tim Biden," kata staf pemerintah Biden, yang berbicara dengan syarat anonim, seperti dikutip Politico.

Amandemen tersebut mengharuskan Pentagon untuk menyerahkan laporan kepada Kongres yang menguraikan opsi untuk potensi penjualan atau transfer "sistem senjata yang ada" ke Ukraina.

Menurut Politico, AS membeli dua baterai sistem pertahanan rudal Iron Dome dari Rafael Defense Industries, yang saat ini sedang dipersiapkan untuk beroperasi tahun depan.

Sistem itu tidak terintegrasi ke dalam pertahanan anti-rudal AS.

Ini, seperti dikutip Ynet, Rabu (16/2/2022), menempatkan Israel dalam posisi yang rumit karena bila menuruti permintaan AS untuk memasok Ukraina dengan teknologi akan berisiko konfrontasi dengan Rusia.

Israel memberi tahu pemerintah AS dalam pembicaraan tidak resmi, bahwa mereka tidak dapat menyetujui langkah seperti itu mengingat hubungannya dengan Moskow.

Ukraina kemudian mendekati pemerintah Perdana Menteri Naftali Bennett secara langsung. Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan kepada Kan Public Broadcasting dalam sebuah wawancara awal bulan ini tentang keinginan pemerintahnya untuk membeli sistem pertahanan Iron Dome Israel serta sistem rudal Patriot AS.

Washington diyakinkan oleh argumen Israel dan kemungkinan juga menolak penjualan sistem misil Patriot.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(min)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More