Inggris: Putin Bisa Perintahkan Bom Dijatuhkan di Ukraina dalam Hitungan Menit!
Selasa, 15 Februari 2022 - 11:16 WIB
LONDON - Bom-bom dan rudal-rudal Rusia dapat mulai mendarat di sasaran-sasaran utama di Ukraina dengan hampir tanpa pemberitahuan jika Moskow memberikan perintah untuk memulai serangan.
Inggris memperingatkan hal itu di tengah kebuntuan yang berkembang antara Rusia dan Ukraina.
Berbicara kepada Sky News pada Jumat (11/2/2022), Wakil Sekretaris Angkatan Bersenjata Inggris James Heappey mengatakan kepada warga Inggris di Ukraina bahwa mereka menghadapi bahaya besar jika Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan untuk menyerang.
“Saya sangat, sangat jelas kepada orang-orang bahwa mereka harus meninggalkan Ukraina sekarang, sementara ada sarana komersial untuk melakukannya, dan saat jalan raya tersedia bagi mereka untuk melewati perbatasan” ujar Heappey, dilansir RT.com pada Senin (14/2/2022).
“Ini bukan peringatan tentang sesuatu yang bisa terjadi dalam waktu tiga bulan,” papar Heappey.
Dia menambahkan, “Ini bukan peringatan yang akan diikuti oleh peringatan lebih lanjut karena waktu yang lebih dekat telah tercapai. Ini adalah peringatan karena beberapa menit setelah Putin memberikan perintah, rudal dan bom bisa mendarat di kota-kota Ukraina. Dan itu berarti warga negara Inggris harus pergi sekarang, selagi mereka memiliki kesempatan untuk melakukannya.”
Heappey menambahkan dia tidak tahu berapa banyak warga Inggris yang telah meninggalkan Ukraina karena peringatan dari pemerintah.
Mengenai kemungkinan invasi akan terjadi, dia berkata, “Ketakutan saya adalah itu sangat dekat, itu tidak berarti itu pasti akan terjadi.”
Para pemimpin Barat telah membunyikan alarm selama beberapa bulan terakhir, khawatir Rusia dapat merencanakan serangan terhadap Ukraina dan dalam sepekan terakhir sejumlah negara, termasuk AS dan Israel, telah mengumumkan mereka menarik staf diplomatik keluar dari Kiev untuk mengantisipasi potensi konflik.
Moskow bersikeras mereka tidak memiliki niat agresif. Rusia telah menyerukan perjanjian keamanan yang akan membatasi aktivitas NATO, blok militer pimpinan AS, di Eropa timur.
Sejauh ini proposal keamanan yang diajukan Rusia ditolak oleh NATO. Situasi di Ukraina pun belum menemui titik terang, bahkan cenderung kian genting.
Inggris memperingatkan hal itu di tengah kebuntuan yang berkembang antara Rusia dan Ukraina.
Berbicara kepada Sky News pada Jumat (11/2/2022), Wakil Sekretaris Angkatan Bersenjata Inggris James Heappey mengatakan kepada warga Inggris di Ukraina bahwa mereka menghadapi bahaya besar jika Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan untuk menyerang.
“Saya sangat, sangat jelas kepada orang-orang bahwa mereka harus meninggalkan Ukraina sekarang, sementara ada sarana komersial untuk melakukannya, dan saat jalan raya tersedia bagi mereka untuk melewati perbatasan” ujar Heappey, dilansir RT.com pada Senin (14/2/2022).
Baca Juga
“Ini bukan peringatan tentang sesuatu yang bisa terjadi dalam waktu tiga bulan,” papar Heappey.
Dia menambahkan, “Ini bukan peringatan yang akan diikuti oleh peringatan lebih lanjut karena waktu yang lebih dekat telah tercapai. Ini adalah peringatan karena beberapa menit setelah Putin memberikan perintah, rudal dan bom bisa mendarat di kota-kota Ukraina. Dan itu berarti warga negara Inggris harus pergi sekarang, selagi mereka memiliki kesempatan untuk melakukannya.”
Heappey menambahkan dia tidak tahu berapa banyak warga Inggris yang telah meninggalkan Ukraina karena peringatan dari pemerintah.
Mengenai kemungkinan invasi akan terjadi, dia berkata, “Ketakutan saya adalah itu sangat dekat, itu tidak berarti itu pasti akan terjadi.”
Para pemimpin Barat telah membunyikan alarm selama beberapa bulan terakhir, khawatir Rusia dapat merencanakan serangan terhadap Ukraina dan dalam sepekan terakhir sejumlah negara, termasuk AS dan Israel, telah mengumumkan mereka menarik staf diplomatik keluar dari Kiev untuk mengantisipasi potensi konflik.
Moskow bersikeras mereka tidak memiliki niat agresif. Rusia telah menyerukan perjanjian keamanan yang akan membatasi aktivitas NATO, blok militer pimpinan AS, di Eropa timur.
Sejauh ini proposal keamanan yang diajukan Rusia ditolak oleh NATO. Situasi di Ukraina pun belum menemui titik terang, bahkan cenderung kian genting.
(sya)
tulis komentar anda