Krisis Ukraina, Rusia Kerahkan Rudal Hipersonik Kinzhal ke Baltik
Rabu, 09 Februari 2022 - 13:04 WIB
MOSKOW - Di tengah krisis Ukraina, Rusia mengerahkan jet tempur MiG-31K yang dipersenjatai dengan rudal serangan darat hipersonik Kinzhal di Kaliningrad, kawasan Pantai Baltik.
Ketika Barat dan Rusia berseteru mengenai krisis Ukraina, kedua belah pihak memobilisasi persenjataan mutakhir. Namun, pengerahan misil hipersonik Kinzhal menjadi langkah tidak biasa.
Sebuah video yang viral di media sosial menunjukkan jet tempur bersenjata rudal Kinzhal mendarat di pangkalan Angkatan Laut Chkalovsk di Kaliningrad, wilayah Rusia yang terjepit di antara Polandia dan Lithuania.
Rudal Kh-47 Kinzhal, yang dapat dilihat di perut MiG-31K, diperkirakan memiliki jangkauan 1.240 mil.
Rudal tersebut mampu membawa hulu ledak fragmentasi seberat 1.100 pon atau hulu ledak nuklir 500 kiloton, yang 33 kali lebih kuat daripada bom Fat Man yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) di Hiroshima.
Misil Kinzhal mampu terbang hampir 10 kali kecepatan suara (lebih dari 2 mil per detik) dan mengikuti lintasan yang lebih datar daripada rudal balistik standar, memberikan pertahanan udara musuh sedikit waktu untuk bereaksi.
Misil Kinzhal lebih berkompeten dalam serangan presisi serta menargetkan target bergerak dengan bantuan pencari radar.
Dalam Pidato Kenegaraan kepada Majelis Federal pada Maret 2018, Presiden Vladimir Putin mengungkapkan proyek untuk platform rudal hipersonik Kinzhal. Putin memuji Kinzhal dan sistem rudal lainnya sebagai senjata “tak terkalahkan” yang mampu menghindari pertahanan musuh saat ia menyatakan keunggulan Rusia di lapangan.
Ketika Barat dan Rusia berseteru mengenai krisis Ukraina, kedua belah pihak memobilisasi persenjataan mutakhir. Namun, pengerahan misil hipersonik Kinzhal menjadi langkah tidak biasa.
Sebuah video yang viral di media sosial menunjukkan jet tempur bersenjata rudal Kinzhal mendarat di pangkalan Angkatan Laut Chkalovsk di Kaliningrad, wilayah Rusia yang terjepit di antara Polandia dan Lithuania.
Rudal Kh-47 Kinzhal, yang dapat dilihat di perut MiG-31K, diperkirakan memiliki jangkauan 1.240 mil.
Rudal tersebut mampu membawa hulu ledak fragmentasi seberat 1.100 pon atau hulu ledak nuklir 500 kiloton, yang 33 kali lebih kuat daripada bom Fat Man yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) di Hiroshima.
Misil Kinzhal mampu terbang hampir 10 kali kecepatan suara (lebih dari 2 mil per detik) dan mengikuti lintasan yang lebih datar daripada rudal balistik standar, memberikan pertahanan udara musuh sedikit waktu untuk bereaksi.
Misil Kinzhal lebih berkompeten dalam serangan presisi serta menargetkan target bergerak dengan bantuan pencari radar.
Dalam Pidato Kenegaraan kepada Majelis Federal pada Maret 2018, Presiden Vladimir Putin mengungkapkan proyek untuk platform rudal hipersonik Kinzhal. Putin memuji Kinzhal dan sistem rudal lainnya sebagai senjata “tak terkalahkan” yang mampu menghindari pertahanan musuh saat ia menyatakan keunggulan Rusia di lapangan.
tulis komentar anda