Situasi Ukraina Makin Genting, Menlu Inggris Segera Terbang ke Rusia
Senin, 07 Februari 2022 - 16:40 WIB
LONDON - Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris Liz Truss akan berkunjung ke Rusia pada Kamis (10/2/2022) untuk meredakan ketegangan di sekitar Ukraina.
Rencana itu dilaporkan The Times pada Senin (7/2/2022). Menlu Inggris sebelumnya mengklaim bahwa intelijen Amerika Serikat (AS) memiliki "bukti mengejutkan" bahwa Moskow berencana menyerang Ukraina.
Kementerian Luar Negeri Rusia menanggapi laporan itu, mengatakan bahwa kemungkinan kunjungan itu sedang dikerjakan.
Bulan lalu, pemerintah Inggris mengatakan Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson meminta Truss melakukan perjalanan ke Rusia untuk melakukan pembicaraan dalam beberapa hari mendatang.
Namun, pada awal Februari, Truss mengatakan dia telah dites positif COVID-19 dan akan menunda kunjungannya.
Situasi genting mengenai Ukraina telah memburuk dalam beberapa pekan terakhir dengan Amerika Serikat dan Inggris menuduh Rusia merencanakan invasi. Kedua negara menyebut "penumpukan militer" Rusia di dekat perbatasan Ukraina.
AS, Inggris, Kanada, Polandia, dan negara-negara Baltik telah memasok beberapa batch senjata ke Ukraina, dengan Washington mengirimkan pasukan tambahan ke negara tetangga Polandia dan Rumania.
Ada juga laporan yang menunjukkan London mengirim pasukan khusus untuk melatih tentara Ukraina melakukan "taktik sabotase" di tengah kabar ancaman "invasi".
Rusia telah berulang kali membantah tuduhan itu. Moskow mengatakan tidak berencana menyerang negara mana pun, termasuk Ukraina.
Kremlin mengecam laporan "invasi" itu sebagai palsu, dengan mengatakan Kiev yang merencanakan provokasi.
Moskow juga memperingatkan rencana NATO memperluas keanggotaan ke timur (termasuk Ukraina dan Georgia) merupakan ancaman bagi keamanan nasional Rusia.
Rencana itu dilaporkan The Times pada Senin (7/2/2022). Menlu Inggris sebelumnya mengklaim bahwa intelijen Amerika Serikat (AS) memiliki "bukti mengejutkan" bahwa Moskow berencana menyerang Ukraina.
Kementerian Luar Negeri Rusia menanggapi laporan itu, mengatakan bahwa kemungkinan kunjungan itu sedang dikerjakan.
Bulan lalu, pemerintah Inggris mengatakan Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson meminta Truss melakukan perjalanan ke Rusia untuk melakukan pembicaraan dalam beberapa hari mendatang.
Namun, pada awal Februari, Truss mengatakan dia telah dites positif COVID-19 dan akan menunda kunjungannya.
Situasi genting mengenai Ukraina telah memburuk dalam beberapa pekan terakhir dengan Amerika Serikat dan Inggris menuduh Rusia merencanakan invasi. Kedua negara menyebut "penumpukan militer" Rusia di dekat perbatasan Ukraina.
AS, Inggris, Kanada, Polandia, dan negara-negara Baltik telah memasok beberapa batch senjata ke Ukraina, dengan Washington mengirimkan pasukan tambahan ke negara tetangga Polandia dan Rumania.
Ada juga laporan yang menunjukkan London mengirim pasukan khusus untuk melatih tentara Ukraina melakukan "taktik sabotase" di tengah kabar ancaman "invasi".
Rusia telah berulang kali membantah tuduhan itu. Moskow mengatakan tidak berencana menyerang negara mana pun, termasuk Ukraina.
Kremlin mengecam laporan "invasi" itu sebagai palsu, dengan mengatakan Kiev yang merencanakan provokasi.
Moskow juga memperingatkan rencana NATO memperluas keanggotaan ke timur (termasuk Ukraina dan Georgia) merupakan ancaman bagi keamanan nasional Rusia.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda