Bagaimana Hacker China Curi Teknologi Jet Tempur Siluman F-35 AS?

Sabtu, 05 Februari 2022 - 09:49 WIB
Pesawat jet tempur siluman FC-31 China yang dituduh sebagai hasil dari mencuri teknologi jet tempur F-35 AS. Foto/The EurAsian Times
WASHINGTON - China sering dituduh melakukan spionase siber dan pencurian informasi militer rahasia, terutama oleh musuh bebuyutannya, Amerika Serikat (AS). Melalui hacker atau peretasnya, Beijing bahkan dituduh mencuri teknologi sensitif Amerika yang digunakan pada jet tempur siluman F-35 .

Rusia, yang sekarang menjadi sekutu setia China, juga melontarkan tuduhan serupa terhadap Beijing di masa lalu.

Beberapa tahun yang lalu, media pemerintah Rusia; Sputnik, mengkritik pesawat J-15 China karena banyak kekurangannya. Moskow juga menuduh Beijing merekayasa balik Su-33 Rusia yang dibawanya dari Ukraina untuk memproduksi pesawat yang mampu dioperasikan dari kapal induknya sendiri, J-15.

Namun, ini bukan tentang Su-33 atau tentang Rusia. Kedua negara telah meninggalkan permusuhan untuk memperbaiki hubungan yang menantang Amerika Serikat, musuh bersama mereka.





Amerika Serikat tidak dapat disangkal memiliki salah satu Angkatan Udara terbesar dan tercanggih di dunia.

Washington membanggakan dua pesawat tempur siluman generasi kelima–F-22 Raptor yang menolak untuk dijual ke negara mana pun dan, F-35 Lightning II yang perkasa, salah satu pesawat tempur paling canggih di dunia.

Departemen Pertahanan AS dan kontraktor program cukup bungkam dalam hal teknologi dan beberapa fitur penting dari F-35. Misalnya, informasi spesifik tentang kemampuan peperangan elektronik F-35 sulit didapat.

Namun, Amerika Serikat belakangan menuduh China telah mencuri teknologi yang digunakan dalam pesawat tempur F-35 untuk memproduksi pesawat tempur siluman generasi kelimanya sendiri.

Menurut ulasan The EurAsian Times, Sabtu (5/2/2022), kecurigaan peran China dalam mencuri informasi F-35 pertama kali muncul di domain publik setelah mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional (NSA) AS Edward Snowden diduga membocorkan beberapa dokumen rahasia kepada media Jerman; Der Spiegel, pada tahun 2015. Data yang bocor menunjukkan sepenuhnya upaya spionase siber China.

Catatan yang dibagikan kepada Der Spiegel menunjukkan bahwa peretas China dapat mengakses informasi rahasia tentang jet tempur siluman F-35 Lightning II. Menurut orang dalam, kebocoran data terjadi di subkontraktor utama Lockheed Martin pada 2007.

Selanjutnya, pada tahun 2019, Penasihat Keamanan Nasional pemerintahan Donald Trump saat itu, John Bolton, menuduh China mencuri teknologi AS untuk membuat pesawat tempur siluman miliknya sendiri.

Kasus Peretasan China

Pada 1 Agustus 2018, China memperingati hari pendirian Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dengan sengaja membocorkan beberapa foto resolusi tinggi dari pesawat siluman J-20 generasi kelima ke media.

Foto-foto J-20 yang dirilis kemudian pada tahun 2019 memberikan tampilan close-up badan pesawat. Mereka juga mengungkapkan sistem sensor yang tampaknya identik dengan Lockheed Martin Electro-Optical Targeting System (EOTS) di bagian depan F-35 Lighting II.

Banyak terabyte data yang terkait dengan program F-35 diyakini telah dicuri oleh peretas China, termasuk informasi tentang desain radar F-35—seperti jumlah dan jenis modul yang digunakan oleh sistem—dan mesinnya, termasuk metode yang digunakan untuk pendinginan gas, perawatan tepi depan dan belakang, dan peta kontur pemanasan dek belakang, dinyatakan "1945".
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More