Di Ambang Perang dengan Rusia, Ukraina Perintahkan Ekspansi Militer Besar-besaran

Rabu, 02 Februari 2022 - 04:40 WIB
Tentara Ukraina dengan senjata anti-tank buatan AS. Presiden Volodymyr Zelensky memerintahkan ekspansi militer Ukraina besar-besaran ketika situasi negara itu di ambang perang dengan Rusia. Foto/REUTERS
KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menandatangani perintah untuk ekspansi militer besar-besaran negaranya, termasuk menambah 100.000 tentara. Perintah dikeluarkan ketika situasi negara itu di ambang perang dengan Rusia .

Zelensky memerintahkan penembahan 100.000 tentara selama tiga tahun ke depan, memperpanjang kontrak layanan militer, dan meningkatkan gaji.

Dia mengumumkan perintah itu pada hari Selasa dalam sesi terbuka Rada atau Parlemen.



"Saya telah menandatangani perintah untuk memperkuat kemampuan pertahanan Ukraina. Ini menetapkan peningkatan 100.000 dalam jumlah tentara, perluasan program untuk pasukan, dan peningkatan gaji mereka," katanya, seperti dikutip Russia Today, Rabu (2/2/2022).



Dia mengklarifikasi bahwa perintah itu dimaksudkan untuk membantu memprofesionalkan tentara Ukraina, dan menyangkal karena akan ada perang.

Selain menambah 100.000 tentara, rencananya akan memperpanjang kontrak mereka dan membuat 20 brigade baru di dalam angkatan bersenjata. Presiden juga akan menaikkan gaji anggota layanan militer menjadi minimal tiga kali upah minimum, yang saat ini 6.500 hryvnia (USD225).

Tentara Ukraina saat ini terdiri dari sekitar 260.000 tentara, menjadikannya yang terbesar ke-22 di dunia. Penambahan 100.000 personel akan menempatkannya hampir sama dengan Turki dan Thailand, di tempat ke-15.

Rusia memiliki personel militer paling aktif kelima di dunia, yakni lebih dari 1 juta personel.

Amerika Serikat (AS) berada di urutan ketiga, dengan 1,4 juta personel, setelah India dan China.

Pada tahun 2021, Ukraina menghabiskan USD5,4 miliar untuk militernya. Sedangkan Rusia menghabiskan USD48 miliar, dan AS menghabiskan USD750 miliar atau lebih dari gabungan 10 negara berikutnya.

Para pemimpin Barat telah memperingatkan selama berbulan-bulan bahwa Rusia dapat menginvasi ke Ukraina dalam waktu dekat, mengutip laporan tentang penumpukan sekitar 100.000 tentara Moskow di dekat perbatasan kedua negara.

Moskow telah membantah bahwa mereka memiliki niat agresif, dan telah menyerukan kesepakatan keamanan yang akan membatasi ekspansi NATO, blok militer pimpinan AS, di Eropa timur.

Pekan lalu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengumumkan bahwa Presiden Joe Biden telah mengizinkan tambahan bantuan militer senilai USD200 juta ke Ukraina, termasuk rudal anti-tank Javelin dan artileri dalam jumlah besar.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More