Erdogan: Rusia Tak Bijak Bila Serang Ukraina, Turki Siap Bertindak
Kamis, 27 Januari 2022 - 10:05 WIB
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Rusia tidak bijaksana bila menyerang Ukraina . Menurutnya, Ankara siap bertindak apa pun yang diperlukan sebagai anggota NATO.
Dalam sebuah wawancara dengan NTV hari Rabu, Erdogan mengatakan dia telah mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin ke Turki di bawah proposal di mana Ankara akan menjadi tuan rumah kedua belah pihak untuk berdiplomasi dan menuju perdamaian.
Dia mengharapkan jawaban dari Moskow atas undangan tersebut.
Erdogan juga mengatakan ada kebutuhan untuk dialog komprehensif yang membahas beberapa masalah keamanan Rusia. Dia juga akan menjelaskan kepada Moskow bahwa beberapa tuntutannya tidak masuk akal.
“Saya berharap Rusia tidak akan melakukan serangan bersenjata atau menduduki Ukraina. Langkah seperti itu tidak akan menjadi tindakan yang bijaksana bagi Rusia atau kawasan,” katanya, yang dilansir Reuters, Kamis (27/1/2022).
“Ada kebutuhan untuk dialog yang akan mendengarkan Rusia dan menghilangkan masalah keamanan mereka yang wajar.”
Ankara memiliki hubungan baik dengan Kiev dan Moskow, tetapi menentang kebijakan Rusia di Suriah dan Libya, serta aneksasinya atas semenanjung Crimea pada tahun 2014.
Moskow menolak istilah aneksasi dan menegaskan bahwa Crimea sendiri yang melakukan referendum untuk bergabung dengan Rusia setelah memisahkan diri dari Ukraina.
Dalam sebuah wawancara dengan NTV hari Rabu, Erdogan mengatakan dia telah mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin ke Turki di bawah proposal di mana Ankara akan menjadi tuan rumah kedua belah pihak untuk berdiplomasi dan menuju perdamaian.
Dia mengharapkan jawaban dari Moskow atas undangan tersebut.
Erdogan juga mengatakan ada kebutuhan untuk dialog komprehensif yang membahas beberapa masalah keamanan Rusia. Dia juga akan menjelaskan kepada Moskow bahwa beberapa tuntutannya tidak masuk akal.
“Saya berharap Rusia tidak akan melakukan serangan bersenjata atau menduduki Ukraina. Langkah seperti itu tidak akan menjadi tindakan yang bijaksana bagi Rusia atau kawasan,” katanya, yang dilansir Reuters, Kamis (27/1/2022).
“Ada kebutuhan untuk dialog yang akan mendengarkan Rusia dan menghilangkan masalah keamanan mereka yang wajar.”
Ankara memiliki hubungan baik dengan Kiev dan Moskow, tetapi menentang kebijakan Rusia di Suriah dan Libya, serta aneksasinya atas semenanjung Crimea pada tahun 2014.
Moskow menolak istilah aneksasi dan menegaskan bahwa Crimea sendiri yang melakukan referendum untuk bergabung dengan Rusia setelah memisahkan diri dari Ukraina.
Lihat Juga :
tulis komentar anda