Sosok Farideh Moradkhani, Keponakan Ayatollah Khamenei yang Ditangkap Iran
Kamis, 20 Januari 2022 - 14:16 WIB
TEHERAN - Farideh Moradkhani (35), keponakan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei , dilaporkan telah ditangkap pasukan keamanan setempat Jumat lalu. Perempuan ini dianggap sebagai "duri" dalam keluarga sang ayatollah.
Hampir tak ada media Iran yang memberitakan penangkapan Farideh Moradkhani. Berita tentang penangkapannya berasal dari Human Rights Activists News Agency of Iran (HRANA).
Menurut HRANA, pasukan keamanan tiba di rumahnya, mengambil barang-barang pribadinya, sebelum menangkapnya dan mengantarnya ke penjara Evin. Penjara di dekat Teheran itu dikenal sebagai tempat yang kejam bagi para tahanan politik.
Belum diketahui tuduhan apa yang membuatnya ditangkap. Namun, baru-baru ini dia memuji keluarga dinasi Mohammad Reza Pahlavi pro-Barat yang digulingkan dalam revolusi 1979.
Menurut HRANA, dia ditempatkan di Bangsal 209 Penjara Evin.
Siapa sebenarnya Farideh Moradkhani dan apa aktivitasnya sehingga harus ditangkap pasukan Iran?
Di negaranya, Farideh Moradkhani dikenal karena aktivisme menentang hukuman mati. Dia juga mengampanyekan kebebasan sipil di negara di mana pamannya; Ayatollah Ali Khamenei, menjadi penguasa de facto.
Farideh Moradkhani memperkenalkan dirinya sebagai insinyur listrik dan aktivis hak asasi manusia (HAM) di Instagram. Di media sosial itulah dia dia mecurahkan pandangannya tentang tahanan politik di Iran.
Sumber di oposisi Iran di pengasingan mengatakan kepada The Telegraph bahwa penangkapan Farideh Moradkhani mungkin didasarkan pada pernyataan yang dia buat Oktober lalu selama acara online, di mana dia memuji mantan bangsawan Iran, yang digulingkan dalam revolusi 1979.
Dia menyebut Ratu Farah Diba, janda Syah terakhir yang saat itu merayakan ulang tahunnya sebagai “ibu bangsa”.
Farideh Moradkhani adalah putri ulama Syiah, Ali Tehrani, yang telah membawa keluarganya ke pengasingan di Irak pada tahun 1985.
Ali Tehrani memprotes eksekusi massal di Iran setelah perang Iran-Irak tahun 1980-an. Dia kembali ke Iran pada 1995 di mana dia menjalani hukuman penjara selama 20 tahun atas tuduhan berkolaborasi dengan Baghdad selama perang 1980-1988.
Ibu Farideh Moradkhani adalah Badri Hosseini Khamenei. Keberadaan Badri Hosseini tak diketahui, namun pada awal 1990-an, agen Kementerian Intelijen Iran dilaporkan menculiknya.
Saudara laki-laki Farideh, Mahmud Moradkhani yang tinggal di Prancis mengatakan dia khawatir dengan nasib saudaranya.
"Kami sangat khawatir, kami tidak memiliki berita...kami sekarang tahu dia berada di penjara Evin dan di bawah kendali Kementerian Intelijen," katanya.
Pemerintah Iran sampai saat ini belum berkomentar atas laporan penangkapan Farideh Moradkhani.
Hampir tak ada media Iran yang memberitakan penangkapan Farideh Moradkhani. Berita tentang penangkapannya berasal dari Human Rights Activists News Agency of Iran (HRANA).
Menurut HRANA, pasukan keamanan tiba di rumahnya, mengambil barang-barang pribadinya, sebelum menangkapnya dan mengantarnya ke penjara Evin. Penjara di dekat Teheran itu dikenal sebagai tempat yang kejam bagi para tahanan politik.
Belum diketahui tuduhan apa yang membuatnya ditangkap. Namun, baru-baru ini dia memuji keluarga dinasi Mohammad Reza Pahlavi pro-Barat yang digulingkan dalam revolusi 1979.
Menurut HRANA, dia ditempatkan di Bangsal 209 Penjara Evin.
Siapa sebenarnya Farideh Moradkhani dan apa aktivitasnya sehingga harus ditangkap pasukan Iran?
Di negaranya, Farideh Moradkhani dikenal karena aktivisme menentang hukuman mati. Dia juga mengampanyekan kebebasan sipil di negara di mana pamannya; Ayatollah Ali Khamenei, menjadi penguasa de facto.
Farideh Moradkhani memperkenalkan dirinya sebagai insinyur listrik dan aktivis hak asasi manusia (HAM) di Instagram. Di media sosial itulah dia dia mecurahkan pandangannya tentang tahanan politik di Iran.
Sumber di oposisi Iran di pengasingan mengatakan kepada The Telegraph bahwa penangkapan Farideh Moradkhani mungkin didasarkan pada pernyataan yang dia buat Oktober lalu selama acara online, di mana dia memuji mantan bangsawan Iran, yang digulingkan dalam revolusi 1979.
Dia menyebut Ratu Farah Diba, janda Syah terakhir yang saat itu merayakan ulang tahunnya sebagai “ibu bangsa”.
Farideh Moradkhani adalah putri ulama Syiah, Ali Tehrani, yang telah membawa keluarganya ke pengasingan di Irak pada tahun 1985.
Ali Tehrani memprotes eksekusi massal di Iran setelah perang Iran-Irak tahun 1980-an. Dia kembali ke Iran pada 1995 di mana dia menjalani hukuman penjara selama 20 tahun atas tuduhan berkolaborasi dengan Baghdad selama perang 1980-1988.
Ibu Farideh Moradkhani adalah Badri Hosseini Khamenei. Keberadaan Badri Hosseini tak diketahui, namun pada awal 1990-an, agen Kementerian Intelijen Iran dilaporkan menculiknya.
Saudara laki-laki Farideh, Mahmud Moradkhani yang tinggal di Prancis mengatakan dia khawatir dengan nasib saudaranya.
"Kami sangat khawatir, kami tidak memiliki berita...kami sekarang tahu dia berada di penjara Evin dan di bawah kendali Kementerian Intelijen," katanya.
Pemerintah Iran sampai saat ini belum berkomentar atas laporan penangkapan Farideh Moradkhani.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda