AS Curiga Latgab Rusia-Belarusia Kedok untuk Invasi Ukraina
Kamis, 20 Januari 2022 - 05:33 WIB
WASHINGTON - Latihan militer gabungan Rusia - Belarusia dapat dikaitkan dengan rencana kemungkinan invasi Moskow ke Ukraina dan merupakan unjuk kekuatan yang dirancang untuk memprovokasi krisis guna melancarkan serangan.
Demikian pernyataan seorang pejabat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS).
“Kami sangat waspada terhadap semua yang dilakukan Rusia. Fakta bahwa kita melihat pergerakan pasukan ke Belarus jelas memberi Rusia pendekatan lain jika mereka memutuskan untuk mengambil tindakan militer lebih lanjut terhadap Ukraina,” kata pejabat yang tidak disebutkan namanya itu.
“Kami prihatin di beberapa dimensi tentang Rusia yang menciptakan dalih untuk kemungkinan invasi,” imbuhnya seperti dilansir dari Russia Today, Kamis (20/1/2022).
Pernyataan itu muncul saat ketegangan antara Rusia dan Ukraina tetap pada titik tertinggi sepanjang masa. Dalam beberapa bulan terakhir, media dan politisi Barat menuduh Moskow memusatkan pasukan serta peralatan militernya di perbatasan dengan Ukraina. Diduga itu dilakukan dengan maksud untuk melancarkan serangan dalam waktu dekat.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov telah membantah klaim tersebut. Ia menyatakan bahwa Rusia hanya memindahkan angkatan bersenjatanya ke dalam wilayahnya dan laporan serangan itu tidak berdasar.
Namun, AS bersikukuh jika invasi bisa saja terjadi.
“Presiden Putin menciptakan krisis ini dengan mengumpulkan 100.000 tentara Rusia di sepanjang perbatasan Ukraina. Ini termasuk memindahkan pasukan Rusia ke Belarus selama akhir pekan. Ini bukan latihan atau gerakan pasukan biasa. Ini adalah unjuk kekuatan yang dirancang untuk menyebabkan atau memberikan dalih palsu untuk sebuah krisis karena Rusia merencanakan kemungkinan invasi,” ujar pejabat itu.
Demikian pernyataan seorang pejabat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS).
“Kami sangat waspada terhadap semua yang dilakukan Rusia. Fakta bahwa kita melihat pergerakan pasukan ke Belarus jelas memberi Rusia pendekatan lain jika mereka memutuskan untuk mengambil tindakan militer lebih lanjut terhadap Ukraina,” kata pejabat yang tidak disebutkan namanya itu.
“Kami prihatin di beberapa dimensi tentang Rusia yang menciptakan dalih untuk kemungkinan invasi,” imbuhnya seperti dilansir dari Russia Today, Kamis (20/1/2022).
Pernyataan itu muncul saat ketegangan antara Rusia dan Ukraina tetap pada titik tertinggi sepanjang masa. Dalam beberapa bulan terakhir, media dan politisi Barat menuduh Moskow memusatkan pasukan serta peralatan militernya di perbatasan dengan Ukraina. Diduga itu dilakukan dengan maksud untuk melancarkan serangan dalam waktu dekat.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov telah membantah klaim tersebut. Ia menyatakan bahwa Rusia hanya memindahkan angkatan bersenjatanya ke dalam wilayahnya dan laporan serangan itu tidak berdasar.
Namun, AS bersikukuh jika invasi bisa saja terjadi.
“Presiden Putin menciptakan krisis ini dengan mengumpulkan 100.000 tentara Rusia di sepanjang perbatasan Ukraina. Ini termasuk memindahkan pasukan Rusia ke Belarus selama akhir pekan. Ini bukan latihan atau gerakan pasukan biasa. Ini adalah unjuk kekuatan yang dirancang untuk menyebabkan atau memberikan dalih palsu untuk sebuah krisis karena Rusia merencanakan kemungkinan invasi,” ujar pejabat itu.
tulis komentar anda