Pakar Takut Seruan Genosida Muslim India Akan Benar-benar Terjadi
Senin, 17 Januari 2022 - 10:06 WIB
Pada bulan November, kelompok garis keras Hindu membakar rumah mantan menteri luar negeri Muslim, Salman Khurshid, yang membandingkan jenis nasionalisme Hindu yang berkembang di bawah Modi dengan “kelompok ekstremis” seperti ISIS.
Video para pemimpin agama Hindu yang menyerukan pembunuhan massal dan penggunaan senjata terhadap Muslim yang menjadi viral di media sosial bulan lalu mendorong Mahkamah Agung untuk memerintahkan penyelidikan atas ujaran kebencian di negara bagian Uttarakhand.
“Di bawah kepemimpinan BJP [Partai Bharatiya Janata], India menjadi salah satu negara paling berbahaya bagi Muslim dan Kristen di dunia. Mereka dianiaya secara fisik, psikologis dan ekonomi,” tulis aktivis dan akademisi Apoorvanand dalam tulisan opini di Al Jazeera.
“Hukum sedang disahkan untuk mengkriminalisasi praktik keagamaan, kebiasaan makan, dan bahkan bisnis mereka.”
Syed Zafar Islam, juru bicara pemerintah Partai Bharatiya Janata yang berkuasa, menolak laporan Genocide Watch. "Tidak ada hal-hal seperti yang digambarkan," katanya.
“Pertama-tama kesan yang mereka ciptakan secara faktual tidak benar,” kata Islam, menambahkan bahwa banyak contoh adalah yang disorot media jauh dari kenyataan.
“Ada kasus (penyerangan) tetapi tidak terbatas pada satu komunitas. Dalam masyarakat, terkadang kami saling menyerang karena alasan seperti sengketa properti atau sengketa lainnya. Hal ini tidak hanya terjadi antara Hindu dan Muslim saja, tetapi juga terjadi di antara umat Hindu,” katanya.
Muslim terdiri hampir 14 persen dari 1,4 miliar penduduk India, sementara umat Hindu masih membentuk hampir 80 persen dari populasi.
BJP pimpinan Modi dan induk ideologisnya, kelompok sayap kanan Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), telah memperingatkan umat Hindu tentang konversi agama ke Islam dan Kristen, dan menyerukan tindakan untuk mencegah “ketidakseimbangan demografis” di negara berpenduduk terbesar kedua di dunia itu.
BJP telah dituduh mendorong penganiayaan terhadap Muslim dan minoritas lainnya oleh nasionalis Hindu garis keras sejak berkuasa pada tahun 2014, tuduhan yang dibantahnya.
Video para pemimpin agama Hindu yang menyerukan pembunuhan massal dan penggunaan senjata terhadap Muslim yang menjadi viral di media sosial bulan lalu mendorong Mahkamah Agung untuk memerintahkan penyelidikan atas ujaran kebencian di negara bagian Uttarakhand.
“Di bawah kepemimpinan BJP [Partai Bharatiya Janata], India menjadi salah satu negara paling berbahaya bagi Muslim dan Kristen di dunia. Mereka dianiaya secara fisik, psikologis dan ekonomi,” tulis aktivis dan akademisi Apoorvanand dalam tulisan opini di Al Jazeera.
“Hukum sedang disahkan untuk mengkriminalisasi praktik keagamaan, kebiasaan makan, dan bahkan bisnis mereka.”
Syed Zafar Islam, juru bicara pemerintah Partai Bharatiya Janata yang berkuasa, menolak laporan Genocide Watch. "Tidak ada hal-hal seperti yang digambarkan," katanya.
“Pertama-tama kesan yang mereka ciptakan secara faktual tidak benar,” kata Islam, menambahkan bahwa banyak contoh adalah yang disorot media jauh dari kenyataan.
“Ada kasus (penyerangan) tetapi tidak terbatas pada satu komunitas. Dalam masyarakat, terkadang kami saling menyerang karena alasan seperti sengketa properti atau sengketa lainnya. Hal ini tidak hanya terjadi antara Hindu dan Muslim saja, tetapi juga terjadi di antara umat Hindu,” katanya.
Muslim terdiri hampir 14 persen dari 1,4 miliar penduduk India, sementara umat Hindu masih membentuk hampir 80 persen dari populasi.
BJP pimpinan Modi dan induk ideologisnya, kelompok sayap kanan Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), telah memperingatkan umat Hindu tentang konversi agama ke Islam dan Kristen, dan menyerukan tindakan untuk mencegah “ketidakseimbangan demografis” di negara berpenduduk terbesar kedua di dunia itu.
BJP telah dituduh mendorong penganiayaan terhadap Muslim dan minoritas lainnya oleh nasionalis Hindu garis keras sejak berkuasa pada tahun 2014, tuduhan yang dibantahnya.
tulis komentar anda