Penyandera Sinagoga Texas Bernama Malik Faisal, AS Anggap Aksi Teror

Senin, 17 Januari 2022 - 08:00 WIB
Tim SWAT FBI dan polisi menyerbu Sinagoga Congregation Beth Israel di Texas, tempat pria bersenjata menyandera empat orang selama berjam-jam. Foto/New York Post
COLLEYVILLE - FBI mengumumkan pria bersenjata yang menyanderaempat orang selama 10 jam di sebuah sinagoga di Texas, Amerika Serikat (AS), bernama Malik Faisal Akram (44). Dia tercatat sebagai warga Inggris.

Penyandera beraksi di Sinagoga Congregation Beth Israel mulai Sabtu pagi waktu setempat. Presiden Joe Biden menyebut penyanderaan itu sebagai "aksi teror".

Malik Faisal Akram tewas setelah empat sandera dibebaskan dengan aman oleh tim SWAT FBI. Dia tewas akibat tembakan, namun belum jelas siapa yang menembaknya.





Dalam sebuah pernyataan, Biro Investigasi Federal (FBI) mengatakan tidak ada indikasi bahwa ada orang lain yang terlibat. Biro itu tidak memberikan kemungkinan motif serangan itu.

Juru bicara FBI dan polisi menolak menjawab pertanyaan pada Sabtu malam tentang siapa yang menembak Akram ketika kebuntuan di sinagoga dekat Fort Worth tersebut berakhir.

Akram terdengar mengomel di layanan live streaming Facebook dan menuntut pembebasan seorang ahli saraf Pakistan yang dihukum karena mencoba membunuh perwira Angkatan Darat AS di Afghanistan.

Video dari stasiun televisi WFAA menunjukkan orang-orang berlarian keluar dari sebuah pintu di sinagoga. Kemudian seorang pria memegang pistol membuka pintu yang sama hanya beberapa detik kemudian sebelum dia berbalik dan menutupnya.

Beberapa saat kemudian, beberapa tembakan terdengar, diikuti oleh suara ledakan.

"Insiden di Colleyville, Texas, adalah tindakan teror," kata Biden, yang berada di Philadelphia bersama Ibu Negara Jill Biden dalam sebuah acara untuk mengenang pemimpin hak-hak sipil yang terbunuh Martin Luther King Jr.

"Diduga-saya tidak memiliki semua fakta, begitu pula jaksa agung-tetapi dugaan penegasan bahwa dia mendapatkan senjata di jalan," kata Biden.

“Dia membelinya ketika dia mendarat dan ternyata ternyata tidak ada bom yang kita ketahui. Rupanya dia menghabiskan malam pertama di tempat penampungan tunawisma. Saya belum memiliki semua detailnya, jadi saya enggan menjelaskan lebih detail," kata presiden, seperti dilansir Al Jazeera, Senin (17/1/2022).

Agen Khusus FBI, Matt DeSarno, mengatakan penyandera secara khusus berfokus pada masalah yang tidak terkait langsung dengan komunitas Yahudi. Menurutnya, tidak ada indikasi langsung bahwa pria itu adalah bagian dari rencana yang lebih luas.

Tetapi DeSarno mengatakan penyelidikan bironya akan memiliki jangkauan global.

Tidak jelas mengapa Akram memilih sinagoga sebagai target.

Polisi pertama kali dipanggil ke sinagoga sekitar pukul 11.00 pagi dan orang-orang dievakuasi dari lingkungan sekitarnya segera setelah itu. Demikian disampaikan juru bicara FBI Dallas, Katie Chaumont.

Tim Penyelamat Sandera FBI pada Sabtu malam menyerbu sinagoga, mengakhiri kebuntuan 10 jam, di mana pria bersenjata itu mengganggu kebaktian Sabat dan menyandera rabi dan tiga orang lainnya.

Satu sandera dibebaskan tanpa cedera setelah ditahan selama enam jam dan tiga sisanya kemudian dibebaskan dengan selamat oleh tim FBI.

Pada hari Minggu, Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengutuk penyanderaan di sinagoga sebagai tindakan terorisme dan anti-Semitisme.

“Kami mendukung AS dalam membela hak dan kebebasan warga negara kami dari mereka yang menyebarkan kebencian,” tulis Truss di Twitter.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More