Waswas Perang, Ini Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan AS

Sabtu, 15 Januari 2022 - 00:01 WIB
Bendera nasional AS dan Rusia berkibar. Kedua negara dikhawatirkan perang setelah perundingan soal Ukraina dan jaminan keamanan Eropa menemui jalan buntu. Foto/REUTERS
WASHINGTON - Retorika perang terus dilontarkan para pejabat Washington ketika ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia semakin memanas. Yang terbaru, perundingan kedua pihak di Jenewa menemui jalan buntu.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyebut hubungan kedua kubu berada di titik terendah sejak Perang Dingin.



Taktik agresif dari pasukan Rusia di perbatasan dengan Ukraina dan aktivitas lainnya telah memicu kecaman luas dari Barat, sementara Kremlin menepis tuduhan tersebut.

Ukuran dan kekuatan angkatan bersenjata Rusia mengamankan posisinya sebagai kekuatan global, sementara AS menyatakan bahwa tempatnya dalam aliansi militer NATO menambah kekuatannya.



Laporan "Military Balance 2021" dari International Institute for Strategic Studies (IISS) yang dikutip dari Forces.net, Jumat (14/1/2022), telah menjabarkan perbandingan kekuatan militer Amerika dan Rusia. Berikut perbandingannya:

Anggaran Pertahanan 2020

Rusia: USD60,6 miliar

AS: USD738 miliar

Tentara Aktif

Rusia: 900.000 personel

AS: 1.388.100 personel

Tentara Cadangan

Rusia: 2.000.000 personel

AS: 844.950 personel

Peluncur Rudal Balistik Antarbenua (ICBM)

Rusia: 336 unit

AS: 400 unit

Kekuatan Udara



Pesawat Bomber


Rusia: 137 unit

AS: 157 unit

Pesawat Tempur dan Serangan Darat

Rusia: 1.021 unit

AS: 3.318 unit

Helikopter Serang

Rusia: 402 unit

AS: 867 unit

Kendaraan Udara Tak Berawak Berat

Rusia: Ada beberapa (di bawah 50 unnit)

AS: 625 unit

Helikopter Angkutan Berat/Menengah dan Pesawat Tilt-Rotor

Rusia: 368 unit

AS: 3.033 unit

Pesawat Angkutan Berat/Menengah

Rusia: 190 unit

AS: 686 unit

Pesawat Tanker/Pesawat Transportasi Multi-Peran

Rusia: 15 unit

AS: 567 unit

Pesawat Peringatan Dini dan Kontrol Lintas Udara

Rusia: 9 unit

AS: 125 unit

Kekuatan Darat

Kendaraan Tempur Infanteri Lapis Baja

Rusia: 6.450 unit

AS: 3.419 unit

Tank Tempur Utama

Rusia: 3.330 unit

AS: 2.509 unit

Artileri

Rusia: 5.689 unit

AS: 6.941 unit

Kekuatan Laut

Kapal Selam Bertenaga Nuklir Bersenjata Rudal Balistik

Rusia: 11 unit

AS: 14 unit

Kapal Selam Rudal Serang/Terpandu

Rusia: 38 unit

AS: 54 unit

Kapal Induk

Rusia: 1 unit

AS: 11 unit

Kapal Penjelajah, Penghancur, dan Fregat

Rusia: 30 unit

AS: 113 unit

Kapal Amfibi Utama

Rusia: 5 unit

AS: 32 unit

Operasi Khusus

Komando Operasi Khusus Amerika Serikat (USSOCOM) mengawasi operasi dan kegiatan khusus global, menyatukan jaringan komando elite dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, Korps Marinir dan Angkatan Udara AS.

Pengintaian, penyelamatan dan pemulihan sandera, melawan senjata pemusnah massal dan kontraterorisme adalah bagian dari misi USSOCOM.

Sebanyak 63.150 personel militer dan 6.550 personel sipil berada di bawah USSOCOM.

Pasukan Operasi Khusus Rusia berkekuatan 1.000 orang, sementara negara ini memiliki unit pasukan khusus di Angkatan Udara, Infanteri Angkatan Laut (Marinir) dan Angkatan Udara.

Spetsnaz, operator militer khusus Rusia, hadir di masing-masing dari lima distrik militer Rusia–struktur pertahanan yang membagi yurisdiksi militer di seluruh daratan besar negara itu.

Kekuatan Siber dan Luar Angkasa

Komando Siber AS dikomandani oleh Badan Keamanan Nasional dan berisi 133 Tim Misi Siber, mempertahankan kemampuan untuk melakukan serangan siber di semua domain perang, sebagai bagian dari strategi "bertahan-maju".

Ini mirip dengan pendekatan kaki depan yang diambil oleh National Cyber Force di Inggris.

Rusia menganggap dunia maya sebagai ruang yang harus dilindungi oleh angkatan bersenjatanya, meskipun rantai komandonya di domain tersebut sering dikaburkan dengan badan-badan sipil.

Menurut IISS, pihak berwenang AS menganggap Direktorat Staf Umum (GRU) Rusia dan unit bawahan tertentu sebagai aktor utama dalam serangan siber dan operasi pengaruh.

Di luar angkasa, Angkatan Luar Angkasa AS terus memantapkan dirinya dalam domain perang yang baru diumumkan, dengan lebih dari 2.000 personel ditarik dari seluruh militer.

Melindungi satelit sekutu dan memberikan intelijen yang lebih besar untuk operasi di Bumi tetap menjadi fokus cabang.

AS dan Rusia sama-sama memiliki peralatan Intelijen, Pengawasan, Pengintaian, sementara Komando Luar Angkasa Rusia menyewa teknologi radar dari negara-negara tetangga.

Keduanya memiliki peralatan komunikasi dan satelit, meskipun AS juga memiliki sistem komunikasi tandingan di luar angkasa.

Senjata Nuklir

Amerika Serikat

Negara pertama di dunia yang mengembangkan hulu ledak nuklir dan militernya benar-benar menggunakannya. Semuanya dimulai dari Manhattan Project, sebuah penelitian yang memiliki satu tujuan tertentu–untuk mengembangkan dan memproduksi senjata nuklir pertama.

Orang Amerika adalah yang pertama menggunakan senjata yang begitu kuat. Semuanya dimulai pada tahun 1941, yang merupakan tanggal dimulainya Manhattan Project. Sejak akhir Perang Dunia II, AS menjadi negara terkemuka dalam hal kepemilikan hulu ledak nuklir dan itu berlangsung sekitar tahun 1980-an.

Duni juga mencatat bahwa Amerika Serikat juga satu-satunya negara yang pernah menggunakan senjata nuklir dalam konflik militer, yakni terhadap Jepang.

Pada tahun 1960, jumlah hulu ledak yang disimpan oleh Amerika melebihi 30.000 unit. Namun, perlu dicatat bahwa selama seluruh periode yang disebut Perang Dingin, AS berhasil membangun sekitar 70.000 hulu ledak nuklir, lebih banyak daripada gabungan semua negara lain yang memiliki akses ke senjata nuklir.

Dari uji coba pertama yang terjadi pada tahun 1945 hingga hari ini, AS telah melakukan 1.054 uji bom nuklir. Namun, sebagai akibat dari pembatasan yang diberlakukan pada jumlah hulu ledak yang dapat dimiliki satu negara, jumlah saat ini telah turun menjadi 6.500 hulu ledak.

Patut diperhatikan juga fakta bahwa dari jumlah tersebut, Amerika Serikat hanya mengerahkan 1.600 unit.

Rusia

Negara terpenting kedua dalam hal meneliti, mengembangkan, dan kemudian menyimpan senjata nuklir. Meskipun Rusia berhasil menyusul Amerika di kemudian hari, baru pada tahun 1949 uji coba nuklir pertama yang dilakukan oleh Uni Soviet—nama negara sebelumnya—saat itu terjadi.

Itu masih cukup mengejutkan bagi Kekuatan Barat, yang percaya bahwa Rusia tidak akan mampu memproduksi hulu ledak nuklir sampai tahun 1953-1954. Setelah tes pertama, negara yang bersangkutan mulai dengan cepat meningkatkan jumlah hulu ledak yang mereka miliki.

Pada akhir 1980-an, mereka adalah kekuatan utama dalam hal jumlah total hulu ledak yang disimpan. Itu sekitar 40.000 hulu ledak.

Saat ini, mirip dengan Amerika Serikat, Rusia menyimpan sejumlah 6.490 hulu ledak, yang hampir tidak lebih banyak dari Amerika Serikat. Jika dilihat dari jumlah hulu ledak yang dikerahkan, jumlahnya sama dengan yang dikerahkan Amerika, yaitu 1.600 hulu ledak yang dikerahkan.

Dunia juga mengingat tentang fakta bahwa Rusia melakukan lebih dari 700 tes, yang menjadikan mereka negara terpenting kedua dalam hal pengembangan senjata nuklir. Namun, Uni Soviet-lah yang berhasil menciptakan bom terbesar di dunia. Dikenal sebagai Tsar Bomba, yang memiliki hasil ledakan sebesar 50 megaton TNT.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(min)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More