Arab Saudi Tahan Cendekiawan Muslim Uighur, Dikhawatirkan Akan Dideportasi ke China
Selasa, 11 Januari 2022 - 15:39 WIB
RIYADH - Seorang cendekiawan muslim Uighur ditahan tanpa tuduhan di Arab Saudi . Keluarganya khawatir dia akan dideportasi ke China dalam beberapa hari ke depan.
Aimadoula Waili, juga dikenal sebagai Hemdullah Abduweli, adalah salah satu dari dua orang Uighur yang berisiko dideportasi ke China dari Kerajaan Arab Saudi.
Cendekiawan tersebut melakukan perjalanan ke Arab Saudi pada tahun 2020 dengan visa selama setahun dari Turki, di mana ia adalah penduduk resmi, untuk menunaikan ibadah haji ke Makkah.
Tapi Waili bersembunyi setelah Konsulat China di Riyadh diduga meminta deportasinya.
Putri Wailii, Nurin Hemdullah, mengatakan ayahnya bisa menghadapi hukuman penjara dan penyiksaan jika dideportasi ke China.
"Kami belum mendengar suara ayah kami selama lebih dari setahun, dan kami sedih mengetahui bahwa dia dapat dikirim ke China dan dipisahkan darinya selamanya," katanya kepada Middle East Eye, yang dilansir Selasa (11/1/2022).
Pemerintah China dituduh menahan lebih dari satu juta warga Uighur dan minoritas muslim lainnya di wilayah timur Xinjiang, dan menjadikan komunitas itu sebagai target pelanggaran yang oleh aktivis dan negara-negara Barat sebut sebagai "genosida".
China membantah tuduhan pelanggaran semacam itu.
Aimadoula Waili, juga dikenal sebagai Hemdullah Abduweli, adalah salah satu dari dua orang Uighur yang berisiko dideportasi ke China dari Kerajaan Arab Saudi.
Baca Juga
Cendekiawan tersebut melakukan perjalanan ke Arab Saudi pada tahun 2020 dengan visa selama setahun dari Turki, di mana ia adalah penduduk resmi, untuk menunaikan ibadah haji ke Makkah.
Tapi Waili bersembunyi setelah Konsulat China di Riyadh diduga meminta deportasinya.
Putri Wailii, Nurin Hemdullah, mengatakan ayahnya bisa menghadapi hukuman penjara dan penyiksaan jika dideportasi ke China.
"Kami belum mendengar suara ayah kami selama lebih dari setahun, dan kami sedih mengetahui bahwa dia dapat dikirim ke China dan dipisahkan darinya selamanya," katanya kepada Middle East Eye, yang dilansir Selasa (11/1/2022).
Pemerintah China dituduh menahan lebih dari satu juta warga Uighur dan minoritas muslim lainnya di wilayah timur Xinjiang, dan menjadikan komunitas itu sebagai target pelanggaran yang oleh aktivis dan negara-negara Barat sebut sebagai "genosida".
China membantah tuduhan pelanggaran semacam itu.
tulis komentar anda