Pertemuan Pejabat Eropa-Israel Jadi Adu Mulut dan Caci Maki

Sabtu, 08 Januari 2022 - 00:01 WIB
Kekhawatiran delegasi, bagaimanapun, mendapat sedikit apresiasi dari Aliza Bin Noun, mantan duta besar Israel untuk Prancis yang sekarang menjabat sebagai direktur Departemen Urusan Eropa di Kementerian Luar Negeri Israel, yang mengambil bagian dalam pertemuan itu.

“Setelah semua yang dilakukan pemerintah baru Israel untuk Palestina, Anda datang untuk mengeluh?” teriak Aliza Bin Noun pada para pejabat Eropa.

"Kamu membuatku marah!" tegas Aliza Bin Noun.

Para diplomat Eropa yang berpartisipasi dalam pertemuan itu menjelaskan Walla News bahwa suasana pertemuan itu dengan cepat menjadi tidak terkendali dan memburuk.

Beberapa pejabat mencoba meredakan suasana tetapi gagal, dan diskusi berakhir dengan "krisis besar".

Israel memiliki pemerintahan baru Juni lalu. “Tak lama setelah dilantik, otoritas baru mengumumkan ribuan izin bagi warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza untuk bekerja di Israel dan menyetujui banyak aplikasi pembangunan di Area C Tepi Barat, langkah yang belum terlihat selama bertahun-tahun,” ungkap laporan The Times of Israel.

Pada akhir Oktober, Israel mengumumkan rencana membangun lebih dari 3.000 unit permukiman baru di Tepi Barat.

Rencana semacam itu mendapat kecaman dari Amerika Serikat, dengan juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengecam proyek itu sebagai, "Sama sekali tidak konsisten dengan upaya menurunkan ketegangan dan untuk memastikan ketenangan, dan merusak prospek solusi dua negara."

Wilayah Tepi Barat yang dikendalikan Israel dilihat Palestina sebagai bagian dari negara masa depan mereka.

Sementara Tel Aviv menghadapi tuduhan dari kritikus "mencuri" tanah itu. Israel memandang Tepi Barat sebagai tanah Yahudi secara historis. Klaim ini jadi alasan Israel mengusir dan menjajah warga pribumi Palestina.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More