Kazakhstan Kacau, Demonstran Kuasai Bandara Almaty dan Rebut 5 Pesawat
Kamis, 06 Januari 2022 - 09:54 WIB
ALMATY - Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev mengatakan para demonstran yang dia sebut "geng teroris" sudah menguasai bandara Almaty. Mereka juga merebut lima pesawat, termasuk pesawat asing.
Tokayev telah meminta bantuan militer dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), blok keamanan yang dipimpin Rusia. Permintaan diajukan untuk membantu pasukan Kazakhstan mengatasi apa yang dia sebut sebagai "ancaman teroris".
Negara pecahan Uni Soviet di Asia Tengah ini dilanda kerusuhan terburuk dalam lebih dari satu dekade. Kerusuhan ini awalnya dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar.
Tokayev mengatakan para perusuh adalah "geng teroris" yang dilatih asing. "Mereka sedang merebut gedung, infrastruktur dan senjata. Mereka telah menguasai bandara di kota terbesar, Almaty, dan lima pesawat di sana, termasuk pesawat asing," katanya.
"Ini sebenarnya bukan lagi ancaman, itu adalah perusakan integritas negara dan yang paling penting ini adalah serangan terhadap warga negara kami yang meminta saya...untuk membantu mereka segera," kata Tokayev, seperti dikutip Reuters, Kamis (6/1/2022).
"Almaty diserang, dihancurkan, dirusak, penduduk Almaty menjadi korban serangan teroris, bandit, oleh karena itu adalah tugas kita...untuk mengambil semua tindakan yang mungkin untuk melindungi negara kita," katanya lagi.
CSTO telah menyanggupi permintaan bantuan militer yang diajukan Tokayev. Aliansi militer itu beranggotakan Rusia, Belarusia, Armenia, Kazakhstan, Kirgistan, dan Tajikistan.
Ketua CSTO, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, mengatakan di Facebook bahwa aliansi akan mengirim pasukan penjaga perdamaian kolektif.
"Untuk jangka waktu terbatas guna menstabilkan dan menormalkan situasi di negara itu yang disebabkan oleh gangguan dari luar," katanya.
Tokayev telah meminta bantuan militer dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), blok keamanan yang dipimpin Rusia. Permintaan diajukan untuk membantu pasukan Kazakhstan mengatasi apa yang dia sebut sebagai "ancaman teroris".
Negara pecahan Uni Soviet di Asia Tengah ini dilanda kerusuhan terburuk dalam lebih dari satu dekade. Kerusuhan ini awalnya dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar.
Tokayev mengatakan para perusuh adalah "geng teroris" yang dilatih asing. "Mereka sedang merebut gedung, infrastruktur dan senjata. Mereka telah menguasai bandara di kota terbesar, Almaty, dan lima pesawat di sana, termasuk pesawat asing," katanya.
"Ini sebenarnya bukan lagi ancaman, itu adalah perusakan integritas negara dan yang paling penting ini adalah serangan terhadap warga negara kami yang meminta saya...untuk membantu mereka segera," kata Tokayev, seperti dikutip Reuters, Kamis (6/1/2022).
"Almaty diserang, dihancurkan, dirusak, penduduk Almaty menjadi korban serangan teroris, bandit, oleh karena itu adalah tugas kita...untuk mengambil semua tindakan yang mungkin untuk melindungi negara kita," katanya lagi.
CSTO telah menyanggupi permintaan bantuan militer yang diajukan Tokayev. Aliansi militer itu beranggotakan Rusia, Belarusia, Armenia, Kazakhstan, Kirgistan, dan Tajikistan.
Ketua CSTO, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, mengatakan di Facebook bahwa aliansi akan mengirim pasukan penjaga perdamaian kolektif.
"Untuk jangka waktu terbatas guna menstabilkan dan menormalkan situasi di negara itu yang disebabkan oleh gangguan dari luar," katanya.
(min)
tulis komentar anda