Situasi Genting, Presiden Kazakhstan Minta Bantuan Militer Rusia Cs
Kamis, 06 Januari 2022 - 06:42 WIB
Gelombang kerusuhan telah mencengkeram Kazakhstan selama beberapa hari terakhir, awalnya dipicu oleh kenaikan tajam harga bahan bakar (BBM) pada awal tahun baru.
Namun, protes kenaikan harga BBM segera berubah menjadi krisis politik dan kekerasan, di mana kelompok pengunjuk rasa menyerang agen-agen penegak hukum, membakar kendaraan, dan menggeledah gedung-gedung pemerintah di beberapa lokasi di seluruh negeri.
Tak lama setelah pidato Tokayev, pihak berwenang Almaty mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa operasi “kontra-teroris” telah diluncurkan di kota itu, yang bertujuan untuk menegakkan kembali ketertiban. "Dan menghentikan aksi terorisme dan bandit yang mengancam kesejahteraan dan masa depan kita," bunyi pernyataan tersebut.
Sebelumnya pada hari Rabu, beberapa gedung pemerintah, termasuk kantor administrasi lokal dan istana lama presiden, diserbu oleh kelompok pengunjuk rasa yang anarkis.
Rekaman dari tempat kejadian menunjukkan pusat kota diserbu oleh kerumunan besar, dengan beberapa penyerbu menyerang petugas polisi dan prajurit militer, dan diduga mencuri senjata api mereka.
Bandara juga diambil alih, di mana para demonstran menjarah toko-toko dan ATM.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Namun, protes kenaikan harga BBM segera berubah menjadi krisis politik dan kekerasan, di mana kelompok pengunjuk rasa menyerang agen-agen penegak hukum, membakar kendaraan, dan menggeledah gedung-gedung pemerintah di beberapa lokasi di seluruh negeri.
Tak lama setelah pidato Tokayev, pihak berwenang Almaty mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa operasi “kontra-teroris” telah diluncurkan di kota itu, yang bertujuan untuk menegakkan kembali ketertiban. "Dan menghentikan aksi terorisme dan bandit yang mengancam kesejahteraan dan masa depan kita," bunyi pernyataan tersebut.
Sebelumnya pada hari Rabu, beberapa gedung pemerintah, termasuk kantor administrasi lokal dan istana lama presiden, diserbu oleh kelompok pengunjuk rasa yang anarkis.
Rekaman dari tempat kejadian menunjukkan pusat kota diserbu oleh kerumunan besar, dengan beberapa penyerbu menyerang petugas polisi dan prajurit militer, dan diduga mencuri senjata api mereka.
Bandara juga diambil alih, di mana para demonstran menjarah toko-toko dan ATM.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(min)
tulis komentar anda