Pakistan Beli J-10 China, Jet Tempur Israel yang Dibuang 34 Tahun Silam
Rabu, 05 Januari 2022 - 03:25 WIB
TEL AVIV - Pakistan telah mengumumkan kesepakatan untuk membeli 25 unit jet tempur J-10 China . Jet tempur ini pembuatannya diyakini didasarkan pada pesawat Lavi yang dibuat dan dibatalkan produksinya oleh Israel 34 tahun yang lalu.
Menteri Dalam Negeri Pakistan Sheikh Rashid Ahmad mengumumkan pembelian 25 jet tempur tersebut, yang katanya akan berfungsi sebagai penyeimbang bagi pesawat tempur baru Dassault Rafale Prancis yang akan segera diterjunkan oleh rivalnya; India.
Menurut Forbes, Selasa (4/1/2022), baik China maupun Pakistan tidak secara resmi mengomentari pernyataan Ahmad mengenai pemberlian jet tempur J-10, yang diyakini banyak pakar didasarkan pada teknologi yang dikembangkan oleh Israel Aircraft Industries pada 1980-an.
Pengembangan proyek multi-miliar dolar Lavi yang kontroversial dihentikan pada Agustus 1987 ketika kabinet Perdana Menteri Yitzhak Shamir saat itu voting 13:12 untuk menghentikan proyek. Penghentian itu mengadopsi kompromi yang diusulkan oleh wakil
perdana menteri saat itu, Shimon Peres, untuk mengakhirinya sambil mengalokasikan USD100 juta ke Israel Aerospace Industries untuk pengembangan "teknologi masa depan".
Biaya yang terus meningkat dan tekanan Amerika Serikat (AS) menghancurkan proyek tersebut, dengan pemerintahan Ronald Reagan sangat mendesak penghentian proyek, memberi tahu Israel bahwa AS akan membantunya mempertahankan penelitian dan pengembangan teknologi tingkat tinggi setelah Lavi dihapus.
Dalam sebuah surat yang dikirim sebelum pembatalan proyek, AS menawarkan untuk membantu Israel mengembangkan infrastruktur penelitian dan pengembangan untuk industri pertahanan. Itu juga menawarkan untuk terus membantu membiayai penerbangan uji coba Israel dari prototipe Lavi untuk mengembangkan sistem avionik.
Pada tahun 1988, Menteri Pertahanan Israel saat itu; Yitzhak Rabin, membantah laporan Sunday Times dari London bahwa Israel telah setuju untuk menjual teknologi rudal canggih ke China, dan untuk membantu Beijing mengembangkan pesawat tempur menggunakan teknologi yang berasal dari Lavi.
Menteri Dalam Negeri Pakistan Sheikh Rashid Ahmad mengumumkan pembelian 25 jet tempur tersebut, yang katanya akan berfungsi sebagai penyeimbang bagi pesawat tempur baru Dassault Rafale Prancis yang akan segera diterjunkan oleh rivalnya; India.
Menurut Forbes, Selasa (4/1/2022), baik China maupun Pakistan tidak secara resmi mengomentari pernyataan Ahmad mengenai pemberlian jet tempur J-10, yang diyakini banyak pakar didasarkan pada teknologi yang dikembangkan oleh Israel Aircraft Industries pada 1980-an.
Pengembangan proyek multi-miliar dolar Lavi yang kontroversial dihentikan pada Agustus 1987 ketika kabinet Perdana Menteri Yitzhak Shamir saat itu voting 13:12 untuk menghentikan proyek. Penghentian itu mengadopsi kompromi yang diusulkan oleh wakil
perdana menteri saat itu, Shimon Peres, untuk mengakhirinya sambil mengalokasikan USD100 juta ke Israel Aerospace Industries untuk pengembangan "teknologi masa depan".
Biaya yang terus meningkat dan tekanan Amerika Serikat (AS) menghancurkan proyek tersebut, dengan pemerintahan Ronald Reagan sangat mendesak penghentian proyek, memberi tahu Israel bahwa AS akan membantunya mempertahankan penelitian dan pengembangan teknologi tingkat tinggi setelah Lavi dihapus.
Dalam sebuah surat yang dikirim sebelum pembatalan proyek, AS menawarkan untuk membantu Israel mengembangkan infrastruktur penelitian dan pengembangan untuk industri pertahanan. Itu juga menawarkan untuk terus membantu membiayai penerbangan uji coba Israel dari prototipe Lavi untuk mengembangkan sistem avionik.
Pada tahun 1988, Menteri Pertahanan Israel saat itu; Yitzhak Rabin, membantah laporan Sunday Times dari London bahwa Israel telah setuju untuk menjual teknologi rudal canggih ke China, dan untuk membantu Beijing mengembangkan pesawat tempur menggunakan teknologi yang berasal dari Lavi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda