Terungkap, Laporan Saddam Hussein Sembunyi di Lubang Direkayasa Pentagon

Kamis, 30 Desember 2021 - 21:02 WIB
"Saya pakai rompi anti peluru, saya lepas dan bisa saya paksa masuk ke lubang, saya juga bisa keluar dengan susah payah. Ya ada lubang, tapi informasi presiden ditangkap di sana ... Saya beri tahu Anda, dia ada di dalam ruangan, dia ditangkap di dalam ruangan," ujar penerjemah itu menekankan.

“Itu adalah ruang biasa tanpa sarana komunikasi, hanya berisi lemari pakaian, dua tempat tidur, radio, perekam suara, TV kecil, beberapa pakaian dan sepatu,” papar penerjemah itu.

Penerjemah itu juga mencatat bahwa pasukan AS yang menangkap Hussein mengeluarkan setidaknya 17 kotak berisi uang jutaan dolar dari rumah tempat dia bersembunyi.

"Ada kandang ternak 300 meter di seberang ruangan tempat tinggal presiden. Ini berdasarkan perkataan seorang tentara karena saya dilarang mendekati kandang karena peningkatan pengamanan. Dia mengatakan bahwa 17 besar peti ditemukan di kandang ternak, mereka sangat besar dan berisi dolar, diperkirakan beberapa juta. Ada juga emas batangan dan perhiasan, tetapi di kotak terpisah di sebelah Hussein," ungkap penerjemah yang tidak mau disebutkan namanya.

Peti-peti itu dibawa pergi ke arah yang tidak diketahui oleh unit yang menyerbu rumah Hussein, dan orang-orang Irak tidak tahu di mana mereka dibawa, atau jumlah pastinya, atau di mana semua uang itu akhirnya berakhir.

Menyusul penangkapan Hussein pada 13 Desember 2003, Pentagon mengklaim mantan presiden Irak itu ditemukan bersembunyi di lubang sedalam delapan kaki di bawah peternakan.

“Kenyataannya, Hussein berada di satu ruangan pada saat penangkapannya, tidak sadarkan diri, dan tidak mengerti apa yang dia katakan atau apa yang terjadi,” papar penerjemah, yang tidak ingin disebutkan namanya karena alasan keamanan.

Pada 30 Desember 2006, Hussein dieksekusi setelah AS menginvasi Irak dengan dalih mencari senjata pemusnah massal Irak yang diduga disembunyikan.

Keberadaan senjata semacam itu tidak pernah terbukti.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(sya)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More