Serangan Bersenjata di Tepi Barat Tewaskan Satu Pria Israel
Jum'at, 17 Desember 2021 - 03:39 WIB
TEPI BARAT - Seorang pria Israel tewas dan dua lainnya terluka dalam serangan bersenjata di sebuah pos terdepan di Tepi Barat utara pada Kamis (16/12/2021) malam waktu setempat. Ketiga korban ditembak saat berada di dalam mobil ketika mereka meninggalkan Homesh, sebuah pemukiman yang seharusnya ditinggalkan sebagai bagian dari penggusuran tahun 2005.
“Mobil itu ditabrak penyergapan dari sisi jalan,” kata Brigjen. Jenderal Avi Bluth, komandan Divisi Yudea dan Samaria IDF, seperti dikutip dari Times of Israel.
Pasukan Israel dengan cepat dikerahkan ke tempat kejadian, mendirikan pos pemeriksaan dan memblokir jalan raya di seluruh wilayah dalam upaya untuk menangkap para pelaku. Pria Israel yang tewas diketahui bernama Yehuda Dimentman (25). Korban sudah menikah dan memiliki balita. Dia adalah penduduk pemukiman Shavei Shomron dan seorang siswa di Homesh Yeshiva.
Petugas medis sempat melakukan CPR pada Dimentman yang menderita luka parah di leher, tetapi korban akhirnya tewas di tempat kejadian. Dua korban lainnya menderita luka ringan akibat pecahan kaca dibawa dengan ambulans ke Meir Medical Center di Kfar Saba, Israel, menurut layanan ambulans Magen David Adom.
Bluth mengatakan, bala bantuan dikerahkan ke daerah itu dalam bentuk tiga batalyon infanteri, pasukan khusus dan unit pengumpulan intelijen. Komandan Tepi Barat menolak untuk mengomentari penyelidikan tersebut, termasuk siapa yang diyakini militer berada di balik serangan itu dan di mana ia memfokuskan upaya pencariannya.
Menanggapi serangan itu, Perdana Menteri Naftali Bennett mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan keamanan Israel akan "segera menangkap teroris" di balik penembakan itu. Dia juga mengirimkan "belasungkawa yang tulus" kepada keluarga pria yang terbunuh.
Menteri Pertahanan Benny Gantz mengatakan pasukan keamanan dalam keadaan siaga tinggi setelah serangan itu. "Kami terus meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan kami melawan teror di Yudea dan Samaria dan akan terus menggunakan semua kemampuan kami di semua lini melawan organisasi teroris," kata Gantz dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, kelompok perlawanan Palestina, Hamas, Jihad Islam dan Front Populer untuk Pembebasan Palestina memuji serangan itu, tetapi tidak mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
"Hamas memberkati operasi heroik di Nablus ini melawan pasukan pendudukan dan pemukim yang membunuh," kata juru bicara Hamas Hazim Qasim. “Operasi ini membuktikan lagi bahwa orang-orang heroik kita akan melanjutkan perjuangan mereka sampai saat ini,” tandasnya.
“Mobil itu ditabrak penyergapan dari sisi jalan,” kata Brigjen. Jenderal Avi Bluth, komandan Divisi Yudea dan Samaria IDF, seperti dikutip dari Times of Israel.
Pasukan Israel dengan cepat dikerahkan ke tempat kejadian, mendirikan pos pemeriksaan dan memblokir jalan raya di seluruh wilayah dalam upaya untuk menangkap para pelaku. Pria Israel yang tewas diketahui bernama Yehuda Dimentman (25). Korban sudah menikah dan memiliki balita. Dia adalah penduduk pemukiman Shavei Shomron dan seorang siswa di Homesh Yeshiva.
Petugas medis sempat melakukan CPR pada Dimentman yang menderita luka parah di leher, tetapi korban akhirnya tewas di tempat kejadian. Dua korban lainnya menderita luka ringan akibat pecahan kaca dibawa dengan ambulans ke Meir Medical Center di Kfar Saba, Israel, menurut layanan ambulans Magen David Adom.
Bluth mengatakan, bala bantuan dikerahkan ke daerah itu dalam bentuk tiga batalyon infanteri, pasukan khusus dan unit pengumpulan intelijen. Komandan Tepi Barat menolak untuk mengomentari penyelidikan tersebut, termasuk siapa yang diyakini militer berada di balik serangan itu dan di mana ia memfokuskan upaya pencariannya.
Menanggapi serangan itu, Perdana Menteri Naftali Bennett mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan keamanan Israel akan "segera menangkap teroris" di balik penembakan itu. Dia juga mengirimkan "belasungkawa yang tulus" kepada keluarga pria yang terbunuh.
Menteri Pertahanan Benny Gantz mengatakan pasukan keamanan dalam keadaan siaga tinggi setelah serangan itu. "Kami terus meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan kami melawan teror di Yudea dan Samaria dan akan terus menggunakan semua kemampuan kami di semua lini melawan organisasi teroris," kata Gantz dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, kelompok perlawanan Palestina, Hamas, Jihad Islam dan Front Populer untuk Pembebasan Palestina memuji serangan itu, tetapi tidak mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
"Hamas memberkati operasi heroik di Nablus ini melawan pasukan pendudukan dan pemukim yang membunuh," kata juru bicara Hamas Hazim Qasim. “Operasi ini membuktikan lagi bahwa orang-orang heroik kita akan melanjutkan perjuangan mereka sampai saat ini,” tandasnya.
(esn)
tulis komentar anda