Bela Ukraina, AS Didesak Mengebom Nuklir Rusia
Kamis, 09 Desember 2021 - 08:03 WIB
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) didesak untuk mengerahkan pasukan darat dan bahkan mengebom nuklir Rusia untuk membela Ukraina. Desakan berbahaya ini disampaikan Senator Partai Republik, Roger Wicker.
“Saya tidak akan mengesampingkan aksi militer. Saya pikir kami mulai membuat kesalahan ketika kami mengambil opsi dari meja, jadi saya berharap presiden menyimpan opsi itu di atas meja," kata Wicker tentang potensi kebuntuan dengan Rusia kepada Neil Cavuto dari Fox News.
Ditanya tindakan militer apa yang akan dilakukan terhadap Rusia, Wicker mengatakan: "Itu bisa berarti bahwa kita berdiri dengan kapal-kapal kita di Laut Hitam dan kita menghujani kehancuran pada kemampuan militer Rusia.”
“Saya tidak akan mengesampingkan pasukan Amerika di lapangan,” kata Senator Wicker, yang dilansir Newsweek, Kamis (9/12/2021). "AS juga tidak boleh mengesampingkan aksi penggunaan nuklir pertama terhadap Rusia," katanya lagi.
"Kami tidak berpikir itu akan terjadi, tetapi ada hal-hal tertentu dalam negosiasi jika Anda akan menjadi tangguh sehingga Anda tidak keluar dari meja, jadi saya pikir presiden harus mengatakan bahwa semuanya ada di atas meja," imbuh dia.
Komentar Wicker mendapat kecaman luas, yang salah satu kritikus menyebutnya "gila" dan "haus darah."
Jon Wolfsthal—yang menjabat sebagai penasihat khusus Joe Biden untuk keamanan nuklir dan sebagai direktur senior untuk pengendalian senjata dan nonproliferasi di Dewan Keamanan Nasional AS—menyebut kata-kata Wicker berbahaya dan tidak bertanggung jawab.
Namun, anggota Kongres dari Partai Republik, Adam Kinzinger, mendukung seruan Wicker agar semua opsi ada di atas meja.
"Rusia maju sampai mereka menabrak tembok bata. Kita bisa menjadi tembok bata, atau kita bisa mundur dari Sudetenland dan berharap dia tidak berniat membangun kembali semua Uni Soviet. Sejarah berulang tetapi kami selalu menyangkal hal itu terjadi," kata Kinzinger.
Menjelang pembicaraan via video antara Presiden Rusia Vladimir Putin dengan Presiden AS Joe Biden pada hari Selasa, pemerintahan Biden telah berulang kali menuduh Moskow diduga merencanakan invasi ke Ukraina, yang ditolak Kremlin sebagai “berita palsu.”
"Kami masih tidak percaya bahwa Presiden Putin telah membuat keputusan untuk menyerang Ukraina lebih lanjut," kata Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan kepada wartawan setelah pembicaraan kedua pemimpin.
"Presiden Biden hari ini menjelaskan dengan sangat jelas konsekuensinya jika dia [Putin] memilih untuk bergerak.”
“Saya tidak akan mengesampingkan aksi militer. Saya pikir kami mulai membuat kesalahan ketika kami mengambil opsi dari meja, jadi saya berharap presiden menyimpan opsi itu di atas meja," kata Wicker tentang potensi kebuntuan dengan Rusia kepada Neil Cavuto dari Fox News.
Baca Juga
Ditanya tindakan militer apa yang akan dilakukan terhadap Rusia, Wicker mengatakan: "Itu bisa berarti bahwa kita berdiri dengan kapal-kapal kita di Laut Hitam dan kita menghujani kehancuran pada kemampuan militer Rusia.”
“Saya tidak akan mengesampingkan pasukan Amerika di lapangan,” kata Senator Wicker, yang dilansir Newsweek, Kamis (9/12/2021). "AS juga tidak boleh mengesampingkan aksi penggunaan nuklir pertama terhadap Rusia," katanya lagi.
"Kami tidak berpikir itu akan terjadi, tetapi ada hal-hal tertentu dalam negosiasi jika Anda akan menjadi tangguh sehingga Anda tidak keluar dari meja, jadi saya pikir presiden harus mengatakan bahwa semuanya ada di atas meja," imbuh dia.
Komentar Wicker mendapat kecaman luas, yang salah satu kritikus menyebutnya "gila" dan "haus darah."
Jon Wolfsthal—yang menjabat sebagai penasihat khusus Joe Biden untuk keamanan nuklir dan sebagai direktur senior untuk pengendalian senjata dan nonproliferasi di Dewan Keamanan Nasional AS—menyebut kata-kata Wicker berbahaya dan tidak bertanggung jawab.
Namun, anggota Kongres dari Partai Republik, Adam Kinzinger, mendukung seruan Wicker agar semua opsi ada di atas meja.
"Rusia maju sampai mereka menabrak tembok bata. Kita bisa menjadi tembok bata, atau kita bisa mundur dari Sudetenland dan berharap dia tidak berniat membangun kembali semua Uni Soviet. Sejarah berulang tetapi kami selalu menyangkal hal itu terjadi," kata Kinzinger.
Menjelang pembicaraan via video antara Presiden Rusia Vladimir Putin dengan Presiden AS Joe Biden pada hari Selasa, pemerintahan Biden telah berulang kali menuduh Moskow diduga merencanakan invasi ke Ukraina, yang ditolak Kremlin sebagai “berita palsu.”
"Kami masih tidak percaya bahwa Presiden Putin telah membuat keputusan untuk menyerang Ukraina lebih lanjut," kata Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan kepada wartawan setelah pembicaraan kedua pemimpin.
"Presiden Biden hari ini menjelaskan dengan sangat jelas konsekuensinya jika dia [Putin] memilih untuk bergerak.”
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda